UPS Rp5 Miliar/Sekolah

Praktisi IT: Aneh dan Tak Logis

Jakarta, (Analisa). Pengadaan perangkat penyedia daya listrik (uninterruptible power supply/UPS) yang nilainya lebih Rp5 miliar untuk setiap sekolah di Jakarta di mata praktisi telekomunikasi Johar Alam Rangkuti adalah hal yang aneh. Angka tersebut secara IT tak masuk akal jika dihitung menggunakan logika.

"Kalau dari segi IT logikanya nggak ketemu, UPS Rp5 miliar itu memang aneh. Bisa dibilang itu angkanya super fantastis," kata Chairman Indonesia Data Center (IDC) Johar Alam kepada detikcom, Jumat (27/2).

Sebagai bos perusahaan data center tempat 99% lalu lintas internet di Indonesia, tentu Johar Alam sangat akrab UPS.

Johar mengatakan UPS untuk sekolah-sekolah biasanya menggunakan daya sebesar 300-500 watt untuk setiap komputer. Harga UPS tersebut berkisar antara Rp500-600 ribu/unit.

"Misalnya sekolah punya komputer 100 unit dikali Rp500 ribu itu jadi cuma perlu dana per sekolah sekitar Rp50 juta," ucap Johar.

Hal yang membuat bingung menurutnya adalah angka Rp5 miliar itu ingin digunakan untuk membeli berapa banyak UPS. Rincian daya dan harganya seperti apa. "UPS-nya apa saja, sampai anggarannya sebesar itu?" tanya Johar heran.

Menurutnya sebesar-besarnya daya listrik yang diperlukan sekolah itu sekitar 10.000 watt dan itu sangat maksimal. Sehingga UPS yang dimiliki tidak mungkin lebih besar dari daya yang ada. Dengan kata lain, UPS yang normalnya dimiliki dengan daya 300-500 watt dengan harga Rp500 ribu-1 juta.

"UPS seharga Rp6 miliar itu jauh sekali dari harga normal kebutuhan. Berarti bukan cuma untuk komputer tetapi PAM, lampu dan lain-lain pakai UPS. Sudah nggak masuk akal itu," katanya.

Kasus UPS ini jadi ramai setelah Gubernur Ahok membongkar data 'anggaran siluman' pengadaan UPS dalam APBD 2014. Dia menuding oknum DPRD mengubah APBD yang disepakati tanpa lewat e-budgeting. (dtc)

()

Baca Juga

Rekomendasi