Buah Impor, “Berbuah” Penyakit

Oleh: Ir. Fadmin P Malau. Pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 baru hitungan bulan berjalan. Prinsipnya MEA setiap negara anggota Asean harus bisa menjadi tuan di negara sendiri atas produk yang dibutuhkan negara tersebut. Artinya, setiap negara anggota Asean berusaha tidak melakukan impor terhadap kebutuhan rakyat di negara tersebut.

Tujuan dari pasar bebas MEA agar setiap negara Asean itu berdaulat atas hasil buminya, baik hasil pertanian, perikanan, perkebunan, tambang dan barang jasa lainnya. Anggota negara Asean telah sepakat 2015 ini melaksanakan pasar bebas MEA maka masing-masing negara anggota Asean bertahan untuk tidak melakukan impor sebab produk dalam negeri sudah mencukupi kebutuhan warga di negaranya.

Indonesia negara anggota Asean merupakan negara yang paling besar impor produk pertanian dibanding dengan sesama negara anggota Asean lainnya. Indonesia bukan saja mengimpor dari sesama negara anggota Asean akan tetapi dari luar Asean seperti negara Eropah, Amerika Serikat dan negara lainnya di dunia ini.

Sejak dari dahulu Indonesia negara yang mengimpor buah-buahan dari luar negeri. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pariwisata (Disperindagkoppar) Pemerintah kota (Pemkot) Madiun menggelar Inspeksi Mendadak (Sidak) ke sejumlah toko buah, pasar tradisional dan pusat perbelanjaan di Kota Madiun, Rabu 28 Januari 2015 lalu menindaklanjuti instruksi Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perdagangan untuk tidak mengimpor dua jenis Apel dari Bidart Bros, California, Amerika Serikat (AS).

Hasilnya mengejutkan karena Dinsperindagkoppar menemukan lebih dari 10 kilogram Apel berbakteri jenis Granny Smith dan Royal Gala. Sejumlah media nasional mengekspose kedua jenis Apel itu diduga terkontaminasi bakteri listeria monocytogenes yang berbahaya bagi manusia yang mengkonsumsinya.

Hasil penelitian kedua jenis Apel itu jika dikonsumsi akan menyebabkan infeksi serius dan fatal bagi manusia. Mengkonsumsinya bisa memicu peradangan sampai menimbulkan kematian. Isu Apel Amerika berbakteri mematikan jelas akan meresahkan masyarakat. Wajar karena tujuan membeli dan mengkonsumsi buat-buahan untuk sehat akan tetapi sebaliknya bisa mendatangkan penyakit.

Pemerintah melarang impor kedua jenis buah Apel itu dan yang sudah diimpor agar segera ditarik dari pasaran. Pemerintah mengeluarkan larangan kepada swalayan, toko buah, pasar buah untuk tidak menjual dua jenis Apel dari Amerika Serikat itu.

Harga Lebih Murah

Mengapa masyarakat senang mengkonsumsi buah-buahan impor dari pada buah-buahan dari dalam negeri atau produk buah-buahan Indonesia? Fakta yang ada ternyata peminat buah Apel impor itu karena harganya murah dibandingkan produk buah Apel dalam negeri.

Logikanya produk pertanian dalam negeri harusnya lebih murah dari produk pertanian luar negeri. Namun, ternyata produk pertanian impor lebih murah. Fakta ini membuat produk buah impor diminati masyarakat. Penyebabnya karena produk pertanian luar negeri kalah bersaing harga dengan produk pertanian dalam negeri, termasuk kedua jenis Apel itu.

Harga produk pertanian buah-buahan impor murah dan tampilan buah-buahan dari luar negeri lebih menarik meskipun belum tentu bagus secara pertanian. Artinya, tampilan yang bagus dari produk pertanian secara ekonomi menarik minat masyarakat untuk membelinya.

Tampilan produk pertanian yang menarik belum tentu produk pertanian itu bagus untuk dikonsumsi. Tampilan produk pertanian yang baik untuk dikonsumsi adalah tampilan produk pertanian yang alami.

Produk pertanian tanaman palawija umumnya masa pasca panen yang singkat seperti sayur-sayuran, buah-buahan. Akan tetapi menjadi aneh apa bila produk pertanian buah-buahan dari luar negeri bisa bertahan berbulan-bulan dari waktu pasca panen sampai kepada konsumen.

Hal ini yang belum banyak diketahui masyarakat, mengapa produk pertanian itu bisa tahan berbulan-bulan setelah dipanen. 

Kondisi ini perlu pertanyakan, diselidiki bukan langsung tertarik dengan tampilan yang terus segar meskinpun telah berbulan-bulan dipanen.

Produk pertanian palawija untuk sayur-sayuran dan buah-buahan umumnya tidak tahan lama secara alami akan tetapi bisa tahan lama setelah dipenen apa bila ketika dipanen disemprot dengan zat anti hama kemudian dilapisi dengan sejenis lilin. 

Perlakuan ini membuat produk pertanian palawija itu tetap segar pada tampilan luar. Namun, pada bagian dalam akan berproses secara alami.

Dari beberapa literatur dan sumber, buah-buahan impor mengandung bahan pengawet yang diawetkan dengan formalin. Tidak sulit untuk melakukan itu, buah-buahan yang akan diawetkan direndam dalam larutan formalin dan kemudian dikeringkan. 

Banyak kasus terungkap terhadap buah-buahan yang tampilannya tidak alami atau bisa bertahan dalam waktu lama seperti buah Apel, Jeruk, Anggur dan buah-buahan sejenisnya. Banyak juga kasus pada buah-buahan yang warna aslinya dapat bertahan lama. 

Tidak sulit untuk melakukan itu, buah-buahan itu bisa disuntik dengan zat pewarna tekstil yang sesuai dengan warna asli buah-buahan itu seperti warna asli buah semangka, buah pir, pisang, Jeruk, mangga, buah belimbing dan sejenisnya.

Buah-buahan itu akan terlihat awet atau segar dalam waktu lama. Namun, buah-buahan, sayur-sayuran yang diawetkan agar tahan lama tidak baik bagi kesehatan karena mengandung endapan logam dan kandungan bahan kimia berbahaya bila dikonsumsi.

Ditemukannya bakteri Listeria monocytogenes pada buah Apel impor bukan hal yang luar biasa akan tetapi hal yang wajar jika produk pertanian palawija itu diperlakukan tidak wajar yakni memaksanya agar terus segar dalam waktu lama.

Bakteri Listeria monocytogenes yang terdapat pada buah Apel impor itu bisa menimbulkan penyakit Listeriosis yang menyebabkan infeksi Listeria yang sangat berbahaya bagi ibu hamil karena bisa menyebabkan keguguran kandungan.

Bakteri Listeria monocytogenes pernah mewabah tahun 1981 di Amerika Serikat dan menewaskan sedikitnya 14 orang dari hampir 100 orang yang dirawat di rumah sakit. Hal yang sama tahun 1985 bakteri Listeria monocytogenes pernah mewabah di Los Angeles dan California yang menewaskan sedikitnya 29 orang dari ratusan orang yang dirawat.

Buah Segar Alami

Produk pertanian palawija secara alami berpacu dengan waktu dan waktu berpacu dengan ekonomi. Artinya, semakin pendek waktu mata rantai perdagangan produk pertanian maka harga produk pertanian itu semakin murah. 

Cara untuk memperpendek waktu mata rantai perdagangan produk pertanian itu dengan jalan memperlancar roda mata rantai perdagangan atau mempertahankan keawetan produk pertanian itu pasca panen.

Produk  pertanian yang diekspor atau yang diimpor pasti membutuhkan waktu lebih lama sampai kepada konsumen setelah produk pertanian itu dipanen. Hal ini merupakan faktor kelemahan buah impor dibandingkan dengan buah lokal. 

Namun, mata rantai perdagangan buah lokal juga panjang karena infrastruktur (jalan) belum mendukung maka buah lokal tanpa diawetkan menjadi tidak segar lagi sampai kepada konsumen.

Akhirnya, buah-buahan lokal kurang diminati konsumen atau masyarakat. Buah-buahan lokal yang tampilannya masih segar alami, harganya jauh lebih mahal dari buah-buahan impor. Perbandingan harga dan perbandingan tampilan buah-buahan membuat buah-buahan lokal kurang diminati bila dibandingkan dengan buah-buahan impor.

Kasus ditemukannya Apel berbakteri jenis Granny Smith dan Royal Gala. Menjadi peringatan kepada masyarakat bahwa yang terbaik mengkonsumsi buah-buahan segar alami. 

Boleh jadi buah-buahan segar alami pada buah-buahan produk pertanian dalam negeri harganya lebih mahal sebab waktu pasca panen untuk sampai kepada konsumen sangat pendek.

Sesungguhnya pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 itu mengisyaratkan agar setiap negara anggota Asean harus mampu memenuhi kebutuhan buah-buahan untuk rakyatnya atau setiap negara anggota Asean berdaulat terhadap produk pertanian buah-buahannya sendiri. 

Setiap negara anggota Asean berusaha tidak melakukan impor buah-buahan terhadap kebutuhan rakyatnya. ***

Penulis Dosen Komunikasi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan.

()

Baca Juga

Rekomendasi