Warga Paluta Keluhkan Perbedaan Harga Getah Karet di Pabrik

Paluta, (Analisa). Sejumlah petani karet yang ada di wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) bingung dan tidak tahu harus mengadu kemana, pasalnya perbedaan harga beli komoditi getah dari toke/tengkulak ke masyarakat dan harga pabrik sungguh jauh berbeda.

Harga resmi getah di pabrik PT Kirana Sapta yang ada di Panompuan Rp14.900 per kilogram. Sedangkan harga beli ke masyarakat hanya Rp5.000 per kilogramnya.

“Jauh berbeda harganya kalau langsung jual ke pabrik,” kata Ali Aswan Siregar petani karet asal Kecamatan Padang Bolak, Minggu (8/2).

Menurutnya, perbedaan harga yang terjadi sangat mencolok. Di pabrik Rp 14.900 perkilogram dan harga beli para toke (penampung) ke masyarakat Rp5.000 per kilogram dengan selisih perbedaan harga Rp 9.400 di tiap per kilogram.

“Tiap per kilo nya saja, petani karet sudah mengalami kerugian Rp9.400,” katanya. Ditanya solusi apa yang akan petani karet terapkan dalam hal menetralkan harga getah tersebut.  

Ali bersama petani karet lainnya sudah sepakat dan akan segera membentuk koperasi yang mengurusi penjualan getah langsung ke pabrik tanpa harus menjual ke tengkulak lagi. Terpisah, Sourching Devision Officer (SDO) PT Kirana Sapta Agus menyebutkan bahwa harga getah di pabrik Rp14.900 per kilogram.

Selain memberikan info harga, Agus juga menegaskan, PT Kirana Sapta akan dengan terbuka melayani penjualan getah melalui koperasi, sebab salah satu cara yang ampuh untuk mengembalikan harga getah ialah dengan cara memutus mata rantai dari permainan para tengkulak atau mafia harga.

“Harga di pabrik Rp14.900 per kilogram, koperasi dipersilahkan untuk langsung menjual getahnya ke pabrik,” pungkasnya.

Sementara, Ketua Komisi B DPRD Padang Lawas Utara (Paluta) Abdul Gafur Simanjuntak ST meminta pemerintah daerah dapat menjaga keseimbangan harga karet yang hingga sekarang mengalami ketidakstabilan di wilayah Paluta.

Kondisi ini menjadikan para petani terpuruk  akibat tidak stabil serta lesunya harga pasar dalam menampung hasil karet sehingga sangat membutuhkan perhatian serius pemerintah Paluta untuk mengamankan harga komoditas di tingkat petani.

”Pemerintah daerah, seharusnya turut menjaga kestabilan harga, dengan menerapkan strategi yang memadai agar harga tidak dipermainkan ditingkat petani,” kata Politisi muda dari Partai Gerindra tersebut.

Persoalan harga karet yang cenderung mengalami penurunan tidak seharusnya dibebankan kepada petani karet itu sendiri.

Hendaknya pihak terkait dilingkungan Pemda Paluta melihat kondisi kesulitan yang dialami para petani karet ini, terutama ketika harga turun dan pasar lesu. (ong)

()

Baca Juga

Rekomendasi