Oleh: Muhammad Ali, MLS. Panorama eksotis. Lembah Harau sudah sangat terkenal dan sukar untuk di ungkap dengan kata-kata. Decak kagum pengunjung adalah hal biasa jika memandang bebatuan Harau berpadu dengan air terjun.
Lembah Harau merupakan lembah yang subur terletak di Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Berada sekitar 45 km dari Bukittinggi atau sekitar 15 kilometer dari Kota Payakumbuh dan 2 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Lima Puluh Kota. Tempat ini dikelilingi batu granit terjal berwarna-warni dengan ketinggian 100 sampai 300 meter.
Kita akan menemukan banyak keindahan yang memukau sepanjang jalan. Ketika berada di pintu masuk Lembah Harau pengunjung serasa berada di dalam gua raksasa. Hamparan tanaman padi, rumah-rumah adat dan kerbau yang sedang membajak sawah merupakan variasi penyempurna pemandangan indah Lembah Harau. Sebuah monumen peninggalan Belanda yang terletak di kaki air terjun Sarasah Bunta merupakan bukti bahwa Lembah Harau sudah sering dikunjungi orang sejak tahun 1926.
Lembah Harau mempunyai luas 270,5 hektare. Tempat ini ditetapkan sebagai Cagar Alam sejak 10 Januari 1993. Di Cagar Alam dan Suaka Margasatwa Lembah Harau terdapat berbagai spesies tanaman hutan hujan tropis dataran tinggi yang di lindungi, plus sejumlah binatang langka asli Sumatera. Monyet ekor panjang merupakan hewan yang acap terlihat di kawasan ini.
Kawasan objek wisata Lembah Harau ini terdiri dari tiga kawasan : Resort Aka Barayun, Resort Sarasah Bunta, dan Resort Rimbo Piobang. Berdekatan dengan tebing terjal Lembah Harau telah di bangun sebuah homestay yang bergaya tradisional Minangkabau. Homestay yang sangat indah dan nyaman ini bisa di manfaatkan wisatawan yang ingin menginap.
Tidak jauh dari penginapan terdapat lokasi gema suatu tempat yang kalau kita berteriak gemanya berkali-kali dapat kita dengar dengan jelas dikembalikan oleh bebatuan cadas khas Lembah Harau. Resort Sarasah Bunta terletak disebelah timur Aka Barayun, memiliki empat air terjun yang masing-masing berbeda keindahannya.
Lembah Harau sebenarnya boleh dikatakan international spot, tetapi akhir-akhir ini kurang terurus. Menyemutnya pedagang menjual jajanan di setiap jengkal tempat wisata ini membuat tidak nyaman pengunjung. Sangat sukar mencari tempat untuk mengambil foto tanpa lapau atau kedai (kumuh) sekelilingnya. Saran untuk Bupati Kabupaten 50 Kota supaya para pedagang di atur agar pengunjung merasa nyaman dan pemandangan indah tercipta kembali.
Lembah Harau telah menjadi surga nya pemanjat tebing, kecuraman tebing mencapai 90 derajat. Saat ini telah tersedia flying fox yang melintasi air terjun Sarasah Bunta yang setiap saat dapat di gunakan pengunjung.
Masih di Kabupaten 50 Kota, pelancong bisa mengunjungi sentra Batu Cincin di Kec. Suliki yang terkenal dengan Lumuik Suliki dan ada yang menamakan Lumuik Suliki Tan Malaka. Penyebutan Tan Malaka karena Suliki adalah tempat asalnya pejuang kemerdekaan ini. Bukan hanya batu berwarna hijau lumut tetapi terdapat juga warna merah dan warna lainnya. Batu Cincin dari Suliki saat ini telah menjajah ke penjuru tanah air termasuk Medan. Di daerah ini pula tepatnya di Desa Pandam Gadang terdapat rumah tempat lahir Tan Malaka sang pemikir yang di akui oleh Bung Karno yang ide-idenya sangat brillian dan selalu menjadi referensi para pejuang bangsa. Sampai-sampai Tan Malaka pernah berucap : “Ingatlah, bahwa dari alam kubur suara saya akan lebih keras dari pada di atas bumi”. Bung Karno bahkan pernah berucap “kalau saya tiada berdaya lagi, maka kelak pimpinan revolusi akan saya serahkan kepada saudara” Tapi sayang Tan Malaka wafat di tembak bangsanya sendiri pada 21 Pebruari 1949.
Kecamatan Suliki berada sekitar 35 kilometer dari kota Payakumbuh. Pemandangan perbukitan hijau nan indah berpadu dengan rumah-rumah adat Minangkabau menjadikan perjalanan sangat menyenangkan.
Menurut merdeka.com yang kami kutip tanggal 13 Desember 2014 ada enam tempat wisata di Indonesia yang terancam rusak yaitu Lembah Harau di Kabupaten 50 Kota. Guha Tujoh atau Gua Tujuh Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh. Pantai Batu Penggajawa terletak di Nangapanda, Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ranu Pani atau Ranu Pane di kaki Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Pantai Sendangbiru terletak di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Hutan Hujan Tropis Sumatera merupakan salah satu hutan di Indonesia yang menjadi ‘paru-paru’ dunia. Hutan belantara ini meliputi area seluas 2,5 juta hektare. Di dalamnya terdapat tiga taman nasional, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Kesemuanya ini di nyatakan terancam rusak karena pemerintah sepertinya kurang perhatian dengan keberadaan tempat-tempat yang sangat penting ini begitu juga masyarakat yang di bonceng pengusaha sama-sama merusak hutan dan ekosistemnya.
Khusus untuk Lembah Harau, peran ninik mamak, pengetua adat, datuk, Wali Nagari dan camat sangat diharapkan untuk meningkatkan kualitas objek wisata ini demi terjaganya kawasan ini dari kerusakan lingkungan. Menata ulang atau merelokasi pedagang yang amburadul harus segera dilakukan agar pengunjung dapat menikmati keindahan alam seutuhnya. Keperdulian para pengambil keputusan sangat diharapkan karena kesemua ini demi meingkatkan pendapatan masyarakat dan PAD Kabupaten 50 Kota.
Saat ini mega proyek jembatan kelok sembilan pun telah menjadi objek wisata yang tidak kalah untuk di nikmati. Di sini dapat kita lihat bagaimana hebatnya kelok sembilan yang dahulunya terasa berat bagi pengemudi untuk melaluinya kini tempat itu telah menjadi tempat yang sangat indah dan dinikmati pengemudi.
Kelok sembilan kini telah berubah menjadi kelok tujuh dan disana-sini telah ada penjual makanan ringan untuk rehat para pelancong. Demikian juga sopir bisa rehat sejenak untuk menikmati jagung bakar atau cemilan lain. Selamat berkunjung.