Menyayangi Hewan, Menyelamatkan Lingkungan

Oleh: Fatimahhakki Salsabela. Secara psikologis, ma­nusia memiliki hasrat ingin ber­kuasa atas semua makhluk hidup yang ada di permu­kaan bumi ini. Namun, manusia terkadang lupa bahwa semua mak­hluk hidup yang ada di permukaan bumi ini saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.

Hubungan (interaksi) itu membuat manusia tidak bisa hidup sendiri di permu­kaan bumi ini, harus ada lingkung­an tempat manusia itu hidup. Lingkungan tempat manusia itu hidup juga tidak berdiri sendiri, satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan yang disebut dengan ekosistem.

Lingkungan merupakan bagian pen­ting dari kehi­dup­an manusia. Karena itu Per­satuan Bangsa Bang­sa (PBB) telah berinisiatif menyela­mat­kan lingkungan, karena telah ter­bukti untuk me­ning­katkan kesejahteraan umat manusia. Modal dasarnya adalah melestarikan ling­kung­an.

Melestarikan lingkungan dilakukan secara global, yak­ni mulai dari lingkungan alam berupa tanah, gunung, lembah, air dan pepohonan serta juga lingkungan pengisi alam yakni hewan dan makh­luk hidup lainnya. Berdasar­kan se­jarah, sebelum manusia ada di permukaan bumi ini, ter­nyata alam sudah ada yakni tumbuh-tumbuhan dan he­wan.

Ketika manusia (Nabi Adam) ada di permukaan bu­­mi, manusia juga menge­nal tumbuh-tumbuhan dan hewan. Manusia mem­perta­hankan hidupnya dengan mengkonsumsi ma­kanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan.

Dalam ber­bu­ru, manusia menggunakan akal untuk memperoleh hewan. Lantas manusia memelihara hewan-hewan itu. Namun, tidak se­mua hewan diternakkan dan tidak semua hewan bisa di­ma­kan dagingnya. Hewan-hewan itu hidup liar di habi­tatnya di hutan-hutan, gurun, lembah, ngarai atau daerah yang cocok bagi hewan-hewan itu.

Ternyata bukan saja he­wan yang diternakkan itu ber­man­faat bagi manusia, tetapi hewan-hewan yang hidup liar pada habitatnya juga sangat bermanfaat bagi ma­nusia, karena kehadirannya dapat menyelamatkan ling­kungan.

Manusia harus me­me­lihara kelestarian hewan liar itu agar tidak punah, se­hingga keseimbangan alam tetap terjaga. Kini banyak hewan liar yang punah seperti Hari­mau Sumatera dan gajah ka­rena habi­tatnya rusak. Regulasi (Undang-Un­dang) tentang semua itu sudah ada di Indonesia, tetapi implementasinya yang masih lemah. Misalnya regulasi ten­tang memelihara dan berburu hewan liar.

Sebaiknya semua pihak terkait melaksanakan regu­lasi itu dengan baik dan benar untuk memaslahatan manusia di dunia ini. Regulasi yang ada memang masih banyak kelemahannya, tetapi bila di­implementasikan dengan baik sudah cukup untuk men­jaga lingkungan hidup.

Menyayangi dan mem­biar­kan atau melindungi he­wan-hewan liar di habitatnya berarti mewujudkan keseim­bang­an alam dan lingkungan. Jika hewan-hewan liar tidak lagi hidup dengan baik pada habitannya, berarti alam su­dah rusak.

(Penulis adalah mahasis­wa Fakultas Psikologi Uni­ver­sitas Medan Area dan pemerhati masalah ling­kung­an)

()

Baca Juga

Rekomendasi