Pernahkah Anda merasa ikut ingin menguap saat orang di sekitar Anda sedang menguap? Beberapa hasil studi menjelaskan mengapa kondisi tersebut bisa terjadi.
Peneliti dari University of Albany di New York, AS menyebutkan bahwa alih-alih menjadi alarm untuk tidur, menguap justru sebenarnya dirancang untuk membuat kita tetap terjaga.
Menguap adalah tindakan tak sadar yang dilakukan makhluk hidup. Tujuan menguap adalah untuk mendinginkan otak sehingga bekerja lebih efisien dan membuat Anda terjaga lebih lama.
"Kami pikir menguap bisa menular dipicu oleh mekanisme empatik yang berfungsi untuk menjaga kewaspadaan kelompok," ungkap Dr Gordon Gallup, peneliti di University of Albany, seperti dikutip dari BBC.
Namun ada pula teori lain yang mengatakan bahwa menguap bisa menular sebagai hasil dari perilaku kawanan secara tak sadar. Menguap dianggap sebagai salah satu cara halus untuk berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar kita, mirip dengan kawanan burung yang mengepakkan sayap hampir selalu pada saat yang bersamaan.
Teori lain menunjukkan menguap menular karena kondisi ini sudah dilakukan oleh manusia sejak zaman purba sebagai bentuk berkomunikasi, kewaspadaan dan koordinasi untuk tidur.
Pada dasarnya, diyakini jika seseorang memutuskan sudah waktunya untuk tidur mereka akan memberitahu orang lain dengan menguap. Nah, anggota dari kelompoknya tersebut akan menguap juga sebagai tanda bahwa mereka setuju (ini waktunya tidur).
Beberapa ilmuwan juga berpikir bahwa menguap adalah aktivitas sosial dengan sifat empati. Sama halnya seperti orang yang ikut tertawa atau tersenyum saat melihat orang di sekitar melakukannya, kondisi ini juga berlaku untuk menguap. (dtc)