Koleksi Unik Barang Antik

Oleh: Rhinto Sustono.

KETIKA sebagian besar orang mengejar produk-produk terbaru untuk mendukung gaya hidupnya, sebagian lainnya justeru terus memburu barang-barang langka yang bertema antik. Alasan jamak pun menjadi klausal: sekadar suka, sebagai gaya hidup,atau malah untuk investasi koleksi.

Kegemaran ini menembus batas usia. Tidak hanya kalangan tua, anak muda juga kerap tampil dengan barang kebanggannya yang antik. Lihat saja di jalanan mereka memakai sepeda motor dan mobil antik yang usianya lebih tua dari si pemilik. Agar terkesan klasik, selain asesoris motor yang bergaya tempo dulu, pakaiannya pun dimodifikasi senada.

Tempat npngkrong anak muda pun kini banyak mengadopsi konsep klasik, yang tentu saja keharusan menempatkan barang-barang antik mendukung kesempurnaanya. Di Medan, konsep klasik ini mudah ditemukan semisal rumah kopi, resto jadul, bahkan kafe yang memang di modif agar nampak jadul.

Sejatinya, berada di tempat yang bernuansa klasik maupun mengenakan barang-barang antik bisa menerobos batas wawasan siapa pun. Bagi si empunya yang melewati masa bersama barang yang kini disebut antik itu, tentu bisa memutar waktu untuk kembali teringat kenangan masa lalu. Sebaliknya, jika Anda lebih muda dari koleksi barang yang dimiliki, sedikit-banyak Anda akan mencari tahu sejarah, asal-usul, hingga keunggulan koleksi agar bisa dibanggakan kepada siapa saja.

Elemen Dekorasi

Tidak semua simpanan barang antik bisa dikenakan apalagi untuk dibawa jalan-jalan. Kalau barang antik berupa asesoris pakaian dan kelengkapan perhiasan, misalnya cincin, liontin, jam tangan, dan kacamata sah-sah saja. Tapi jika berbentuk patung, kelengkapan dekorasi ruang, perlengkapan rumah, hingga kelengkapan kerja, apa mau dibawa-bawa?

Disimpan saja pun sepertinya percuma. Bukankah bisa dipamerkan atau dimanfaatkan untuk mempercantik ruang? Kecuali sebagai elemen dekorasi, simpanan barang antik yang dimiliki juga bisa mendukung fungsi ruang.

Kendala selalu menyerta saat akan memajang koleksi antik pribadi di rumah sendiri. Misalnya soal penempatan posisi, kesesuaian dengan fungsi ruang, hingga rak/lemari yang pas untuk etalase. Menyiasatinya bisa mengurutkan berdasar tema masing-masing barang, asal-usul hingga faktor keamanan koleksi tersebut.

Ruang tamu dan ruang keluarga bisa menjadi etalase spesifik. Teras sebagai ‘pandangan pertama’ juga bisa jadi media yang tepat untuk menggantungkan lonceng antik di dekat pintu masuk rumah.

Jam dinding raksasa dan koleksi lukisan jadul adalah sarana yang tepat untuk tampil ramah di ruang tamu. Hasil perjalanan keliling daerah/dunia yang menyisakan miniatur pesawat suvenir saat terbang dengan pesawat menjadi barang unik yang bisa dijajar di sudut ruang. Miniatur moda anguktan lainnya yang juga antik: beca, delman, motor tua, botol bekas parfum dan botol bekas minuman yang bertekstur unik, akan sepadan jika dipajang berdampingan.

Koleksi barang-barang elektronik jadul; televisi jadul, radio, reed organ, piano, telepon hingga gramophone (pemutar piringan hitam) akan sangat menawan sebagai pendukung elemen dekorasi ruang keluarga. Masih ada benda koleksi lainnya yang tidak kalah antik, mesin jahit dan mesin tik. Benda warisan kakek-nenek ini semakin unik  dan bernilai jika mampu menempatkannya sesuai selera.

Hobi dan Investasi

Tidak semua orang memiliki ketertarikan pada barang-barang yang usianya sudah lawas. Tapi bagi yang memang hobi, barang tua apalagi bernilai seni akan menjadi hal utama untuk dipilih. Tidak sekadar untuk koleksi pribadi, bila mungkin barang koleksi yang kini dimiliki akan mendatangkan rezeki karena kelak harga jualnya melambung tinggi.

Investasi barang antik kini semakin dilirik. Para kolektor memburu barang-barang jadul apa saja. Usia barang bukan jaminan harga lebih tinggi, bursa tawaran akan menggila karena faktor langka dan keunikan bentuknya.

Faktor sejarah juga bisa berpengaruh pada harga jual barang koleksi. Tidak kalah penting, naik-turunnya harga sangat dipengaruhi tangan para kolektor. Pemahaman nilai seni, kepiawaian wawasan menguasai suatu barang yang dikoleksi akan menjadi katrol untuk menaikkan daya pikat. Daya tarik sebuah barang antik ini pula yang menjadi pemicu naiknya harga jual.

Di antara kita mungkin lebih memilih barang-barang baru agar tidak disebut ketinggalan zama. Tapi bisakah kita menampik jika kekaguman selalu muncul saat melihat barang antik?.

()

Baca Juga

Rekomendasi