Selamat Menikmati “Fly Over” Jamin Ginting

Oleh: Tigor Damanik. Bertambah lagi keberadaan fly over (jalan layang) di Kota Medan, setelah sebelumnya Medan Pulo Brayan dan Medan Amplas. Sebab pada 28 Februari 2015 lalu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU dan Pera), M Basoeki Hadimoeljono telah meresmikan pengoperasian fly over Medan Jamin Ginting.

Peresmian ditandai dengan penekanan tombol sirine secara bersama-sama oleh Menteri PU dan Pera M Basoeki Hadimoeljono, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Gatot Pujo Nugroho, Walikota Medan Dzulmi Eldin, anggota DPD RI Parlindungan Purba, anggota DPR RI Gus Irawan Pasaribu dan Kadis Bina Marga Sumut Effendy Pohan.

Sebelumnya, Menteri PU dan Pera telah menyampaikan penghargaan atas pelaksanaan Seminar Sehari Teknik Jalan Forum Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (DPD-HPJI) se- Sumatera di Medan.

Fly Over, Jalan Trans Sumatera dan Potensi

Memang, sebut Menteri PU dan Pera, masalah kita saat ini adalah penyediaan anggaran untuk penyelenggaraan jalan, baik jalan kabupaten/kota, provinsi maupun nasional. Bahwa Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau besar di Indonesia dengan populasi terbanyak kedua setelah Pulau Jawa. 

Sehingga jaringan jalan nasional sebagai salah satu infrastruktur utama di Pulau Andalas ini tentu berperan penting dalam menghubungkan pusat-pusat kegiatan berskala nasional dan wilayah, dengan outlet dan kawasan strategis. 

Sebagai pembentuk struktur ruang dan melayani pergerakan barang dan jasa, jalan harus memiliki tingkat pelayanan yang baik serta handal.

Menteri PU dan Pera mengatakan, ada tiga jalan arteri eksisting yang terbentang dari utara ke selatan Pulau Sumatera, yakni : Lintas Timur, Lintas Tengah dan Lintas Barat. Lintas Timur merupakan backbone koridor yang paling berkembang dengan tingkat kepadatan lalu lintas tertinggi. 

Ketiga lintas tersebut menghubungkan delapan dari total sembilan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di Pulau Sumatera.

Beberapa strategi untuk menjawab isu dan tantangan untuk meningkatkan konektivitas Pulau Sumatera, yaitu, pembangunan Jalan Bebas Hambatan Pulau Sumatera. Dengan peningkatan kualitas konektivitas antar pusat kegiatan, maka diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektoral, regional maupun nasional.

Bahwa jalan bebas hambatan Pulau Sumatera sepanjang kurang lebih 2.000 km terdiri atas koridor Bakauheni-Banda Aceh, menelusuri timur Sumatera dan koridor pengumpan dengan panjang kurang lebih 720 km yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan utama. 

Jalan-jalan mana nantinya dapat merupakan bagian dari Asean (Association South East Asia Nation) dan Asian  Highways yang pengoperasiannya diharapkan dapat mengurangi beban lalu lintas jalan lintas yang sudah ada (existing).

Kemudian, penerapan manajemen pengelolaan, pengoperasian, dan pemanfaatan ruang milik jalan yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Ketiga, dukungan untuk penanganan jalan sub nasional sebagai bagian dari peningkatan konektivitas jaringan jalan secara keseluruhan.

Hal ini dilakukan melalui peningkatan dana baik melalui DAK (Dana Alokasi Khusus) bidang jalan maupun PRIM (Provincial Road Improvement and Maintenance Program). Selain itu dapat juga dilakukan penanganan langsung jalan subnasional yang mendukung kawasan strategis berskala nasional.

Untuk pembangunan jalan bebas hambatan Pulau Sumatera, telah dilakukan inovasi dan terobosan melalui penugasan BUMN sehingga dengan fasilitas dan insentif Pemerintah berupa bunga yang murah dan tenggang pengembalian yang lama dapat membangun jalan bebas hambatan yang mempunyai volume lalu lintas yang rendah seperti di Pulau Sumatera.

Inovasi dan terobosan lainnya dilakukan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi dengan kawasan, seperti Merak-Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api Api (MBBPT). 

Pengembangan kawasan tersebut juga direncanakan akan dilengkapi dengan transportasi /jaringan kereta api beserta utilitasnya.

Keberadaan jalan mana secara keseluruhan diharapkan akan dapat terwujud dalam waktu 15 tahun ke depan. Sehingga pada saatnya nanti akan meningkatkan daya saing Pulau Sumatera sebagai pulau masa depan. 

Sementara untuk lima tahun pertama, jalan bebas hambatan Pulau Sumatera dari Bakaheuni sampai Palembang (Tanjung Api Api) ditargetkan selesai.

Menteri PU dan Pera yakin bahwa melalui pelaksanaan seminar semacam ini dapat menjadi wahana pembelajaran bagi insan-insan penyelenggara jalan, baik dari akademisi, asosiasi profesi, lembaga legislatif dan eksekutif. 

Sehingga di kemudian hari diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan profesionalitas stakeholder penyelenggara jalan.

Sementara Ketua HPJI Sumut Umar Zunaidi menyatakan bahwa kegiatan (seminar) ini merupakan kalender tahunan DPP HPJI yang mengisyaratkan seluruh DPD HPJI yang ada di Indonesia hendaknya melakukan berbagai upaya agar dapat menambah dan menumbuh kembangkan aktifitas HPJI untuk menggali berbagai terobosan, baik dibidang teknik maupun dibidang program. 

 Sehingga pasca diresmikannya jalan layang Medan Jamin Ginting, yakni Jalan Ngumban Surbakti yang memotong langsung jalan raya /besar Jamin Ginting ( Medan –Brastagi/Kabupaten Karo dan sebaliknya ), dari Lubuk Pakam-Tanjung Morawa-Medan Amplas-Asrama Haji hingga menuju kawasan Setia Budi-Binjai -(arteri) Belawan dan sebaliknya, kini menjadi jauh lebih lancar.

Selain lancar dan dapat cepat sampai ketempat tujuan, juga dari segi kesehatan, baik fisik , terutama jiwa/psikologik, kehadiran fly over Medan Jamin Ginting sungguh sangat berperan mengkondusifkan berkendaraan, mencegah dan ataupun mengurangi tingkat stress yang tinggi bagi para pengendara.

Padahal sebelumnya kawasan jalan sekitar (Simpang Pos) ini terkenal sebagai biang/sumber kemacetan lalu-lintas, amburadul, semrawut, ditambah tingkah pola indisipliner para pengendara , bahkan cukup banyak pengendara yang melakukan counter flow (jalan melawan arah) hingga tak pelak membuat bunyi klaksonpun kerap nyaring bertalu-talu hingga memekakkan/membisingkan telinga, terutama pada pagi, siang maupun sore hari.

Harapan

Tentu kita wajib untuk mengapresiasi Pemko Medan didalam menyelesaikan pembangunan fly over ketiga di ibu kota Sumut tersebut yang kurang dari dua tahun. Sehingga kini, marilah kita sama-sama untuk menikmati jalan layang baru Medan Jamin Ginting sembari tetap berdisiplin dalam berlalu lintas, namun sembari bertanya dalam hati : “Kapan yah giliran fly over lainnya, terutama fly over untuk simpang Tanjung Morawa - KNIA (Kuala Namu International Airport)?“

Karena terus terang saja, sekeluar dari jalan tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmera) menuju Lubuk Pakam dan sebaliknya, jalan inipun tak luput dilanda kemacetan total dan kesemrawutan berlalu-lintas, terutama pada jam-jam sibuk kerja , jam bisnis , terutama bagi orang-orang yang hendak bepergian menuju KNIA.***

Penulis : Warga Kota Medan

()

Baca Juga

Rekomendasi