Goyang Tandu Patung Dewa Warnai Perayaan Cap Go Meh

Pekanbaru, (Analisa). Ritual goyang tandu “Hian Kio” patung Dewa Guan Gong (Satya Kalama) dan pemberkahan nasib baik (“Po Un”) mewarnai puncak Perayaan Cap Go Meh di Vihara Tridharma Dewi Sakti, Pekanbaru, Kamis malam (5/3).

Parayaan Cap Go Meh atau hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek di Pekanbaru dilaksanakan 3 hari, sejak Selasa (3/2) dan berakhir Kamis malam. Puluhan ribu warga Pekanbaru suku Tionghoa diperkirakan telah mengunjungi Vihara Tridharma Dewi Sakti selama perayaan Cap Go Meh ini.

Majelis Rohaniwan Tridharma Seluruh Indonesia (Martrisia ) Komda Provinsi Riau dan Ketua Perhimpunan Tempat Ibadat Tridharma (PTITD) Komda Provinsi Riau, Mariya kepada Analisa menyatakan,  perayaan Cap Go Meh di Pekanbaru diisi dengan serangkaian kegiatan, setiap sore hingga malam, selama 3 hari berturut-turut.

Kegiatan tersebut yakni meliputi ibadah sembahyang bersama, ritual goyang tandu patung Dewa Guang Gong,  dan pemberkahan nasib baik ("Po Un),  perjamuan sederhana serta hiburan lomba karaoke lagu-lagu Tionghoa dan atraksi barongsai.

Untuk lomba karaoke lagu lagu Tionghoa kategori anak-anak, remaja dan dewasa pesertanya utusan dari berbagai tempat ibadah Tridharma se-Riau dan pemenangnya akan diumumkan malam itu juga. Sebelum pengumuman, para peserta, pengunjung dan undangan lainnya akan dihibur  artis dari negara jiran Malaysia.

HUT

"Perayaan Cap Go Meh ini bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Vihara Tridharma Dewi Sakti yang ke-15. Harapan kami, semoga perayaan ini  umat buddha khususnya dari Tridharma dapat lebih tulus, mengamalkan ajaran dari para suci. Sehingga mereka dapat lebih berkembang jaya, diberkati rezeki, berkah dan kebahagiaan,'' tutur Mariya didamping Apeng selaku medium ("Ki Tong"/"Tang Ki ) Vihara Tridharma Dewi Sakti dan Ket Tjing, Sekretaris Walubi Provinsi Riau.

Dari pantauan Analisa, sejak sore hingga Kamis malam, Vihara Tridharma Tri Sakti Pekanbaru ramai dikunjungi. Tidak hanya suku Tionghoa Pekanbaru tetapi juga masyarakat dari suku lainnya. Kebanyakan pengunjung dan umat yang merayakan Cap Go Meh adalah kalangan generasi muda.

Karena tradisi perayaan Cap Go Meh di daratan Tiongkok juga merupakan hari muda-mudi cari jodoh. Betapa tidak, zaman dulu anak perempuan tidak boleh keluar rumah, kecuali hanya saat perayaan Cap Go Meh baru diizinkan boleh bertemu dengan remaja pria untuk saling mengenal. (dw)

()

Baca Juga

Rekomendasi