Kendalikan Kerusuhan, Polisi India Gunakan Pesawat Robot

DEMONTRAN brutal mem­buat pihak polisi me­mutar otak dan mencari solusi cara mengendalikan orang-orang anarkis itu.

Polisi di India Utara ak­hirnya me­nemukan senjata ampuh mengenda­li­kan pe­ngunjuk rasa brutal, yakni drone (pe­sawat tanpa awak).

Kepolisian India mengaku sukses melakukan uji coba pertamanya dalam mengusir pendemo dengan pesawat robot (drone) dan akan men­jadi aparat per­tama di dunia yang menggunakan pe­sawat nirawak itu untuk mengen­dali­kan kerusuhan. Nantinya drone akan di­per­senjata dengan semprotan merica un­tuk membubarkan massa yang marah.

Diberitakan Press Trust India, be­lum lama ini, ke­polisian Lucknow te­­lah mem­beli lima drone kamera yang akan dimodifikasi agar mam­pu membawa senjata pengen­dali massa.

"Drone ini punya ke­mam­­puan mengangkat bobot hingga dua kilogram. Drone ini bisa menyemprotkan bu­­buk merica ke arah massa jika terja­di kerusuhan," ucap Kepala Polisi Yas­hasvi Ya­daf.

Sebelumnya drone diguna­kan di Luc­know untuk me­nangkap gambar titik-titik rawan di kota tersebut. Selain itu, drone juga dipakai me­lacak ke­jaha­tan. Drone untuk keperluan pe­nga­wa­san pernah digunakan tahun lalu saat terjadi keru­suhan yang mene­was­kan tiga orang dan melukai se­dikitnya 12 lainnya.

India boleh jadi negara per­tama di dunia yang meng­gunakan drone ber­senjata untuk keamanan, namun ide ini juga tengah dilirik negara lain untuk mengendalikan massa.

Saat ini, India memiliki jum­lah pen­duduk 1,2 miliar. Demonstrasi ke­rap terjadi tiap hari. Meski demons­tra­si kebanyakan berlangsung damai, namun kadang bisa berubah anarkis dan tidak terkendali.

Tahun 2014, perusahaan Desert Wolf mengirim drone mereka, Skunk Riot Control Copter, ke Turki dan Afri­ka Selatan yang kemungkinan digu­nakan untuk membu­barkan massa.

Menurut Desert Wolf, drone ter­sebut dilengkapi de­ngan empat ba­rel pe­luru bo­la cat yang bisa menem­bak­kan 20 butir peluru dan 80 bola merica per de­­tik­nya. Drone ini bisa membawa hing­ga 4.000 bola peluru dalam satu waktu.

Penembakan pada drone tersebut menggunakan sistem udara serat fiber tekanan-tinggi sehingga bisa me­lecat kencang ke sasaran.

Penegak hukum di Ame­rika Serikat juga tertarik meng­gunakan drone ber­sen­jata. Tahun 2012, departemen ke­poli­sian Texas meng­gunakan hibah Ke­­men­terian Keamanan Dalam Ne­geri se­besar US$300 ribu untuk mem­beli drone buatan Van­guard, Shadow­hawk,yang digunakan untuk keper­luan mata-mata.

Namun Kepolisian Texas telah me­nunjukkan minat mereka mem­per­senjatai dro­ne itu dengan peluru karet, sengatan listrik atau gas air mata.

Dua tahun sebelumnya, Vanguard mengatakan pada letnan polisi di Ohio bahwa drone Shadowhawk mereka bisa dimodifikasi dengan peluncur gra­nat atau senapan. (bbc/afp/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi