Musik begitu universal. Tergantung dari sisi mana penggemarnya bisa menikmati. Musik juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari menyatakan cinta, benci hingga ‘membayar utang’.
Dini Soekardi misalnya. Wanita bertalenta di bidang musik, khususnya piano ini mengaku membayar utang kepada sang kakung (kakek) lewat musik. Dini siap tampil dalam konser solo piano featuring Siguti Sianpar & The Orchestra bertajuk tribute to Ali Soekardi-an unfinisher favor, 9 Mei mendatang di Jupiter Room Hotel Grand Angkasa, mulai pukul 19.30 WIB.
“Konser ini untuk membayar ‘utang’ kepada kakung, Ali Soekardi,” kata Dini didampingi Ketua Panitia Dani Iriani serta Siguti Sianipar dan Sopian Loren Sinaga saat audiensi ke Harian Analisa, Rabu (29/4).
Kunjungan tersebut diterima Pemimpin Redaksi Harian Analisa, H.Soffyan, Sekretaris War Djamil, Redaktur Kota H.Hermansjah dan Redaktur Ekonomi, Rizal R.Surya.
Saat itu, Dini menceritakan, ‘utang’ tersebut tercetus sebelum kakung wafat 2013 lalu. Tepatnya dua minggu sebelum menghadap Ilahi, teman nonton bioskop Dini tersebut memintanya memainkan piano secara solo membawakan tembang lawas Aryati. “Namun belum sempat terpenuhi, kakung sudah meninggal dunia,” kenang Dini.
Dari situlah, lanjut wanita berkaca mata ini, dia merasa mempunyai ‘utang’ dan harus dibayar. Upaya itu mulai terkuak saat dirinya menyaksikan teman-teman menggelar konser. Setelah bertemu Siguti Sianipar dan beberapa sahabat lain, Dini akhirnya bertekad menghadirkan Aryati seperti yang diinginkan kakung-nya. Tak tanggung-tanggung, dikemas dalam bentuk konser ditemani 20 pemain orkestra dipimpin Siguti.
Tembang Kenangan
Selain Aryati, kata Dini, beberapa tembang kenangan manis lain yang juga kesenangan kakung bakal dialunkan yakni Bandar Jakarta, Sepasang Mata Bola, Zapin, Manuk Dadali, Bengawan Solo, Sigulempong, Love Story, Lapaloma dan lagu daerah Aceh, Sulawesi, Jawa dan Batak secara medley.
Menjadi nilai tambah, sambung Dini, bakal tampil beberapa pelajar SD bermain piano dalam lagu Bengawan Solo dan Manuk Dadali. Pelajar ini, bilangnya, merupakan anak didiknya di private les.
Siguti menambahkan, untuk menumbuhkan rasa baru dalam lagu-lagu tersebut, mereka sedikit memberi sentuhan berbeda di aransemen. Meski demikian, tidak akan mengubah esensinya.
“Aransemen sedikit dirubah. Tapi yang pasti tidak mengurangi esensi dari masing-masing lagu,” tegasnya.
Untuk memperkaya warna dalam konser itu pula, sambungnya, mereka bakal menghadirkan formasi dalam etnik Jawa dan Batak. Dipilihnya dua etnik tersebut, aku dia, karena keterbatasan alat yang dimiliki.
Siguti menambahkan, 20 orang yang tampil dalam orkestra tersebut terdiri dari musisi-musisi Medan, contohnya Sopian Loren Sinaga, Immanuel Siagian, Rowilson Nadeak dan lainnya. “Syukurnya, selama latihan antara orkestra dan Dini di piano, tidak mengalami kendala untuk berkolaborasi. Apalagi, pemain-pemainnya profesional,” tutup Siguti.
H.Soffyan mendukung serta menyambut baik niat Dini untuk membayar ‘utang’ tersebut. “Itu bukti rasa sayang cucu kepada kakek. Bersyukur almarhum memiliki cucu seperti ini. Kami berharap konser ini sukses,” katanya kepada cucu almarhum Ali Soekardi yang semasa hayatnya menjabat sebagai Wakil Pemimpin Redaksi Harian Analisa tersebut.
War Djamil lebih menekankan kesiapan pada final chek, sehingga bisa tampil baik. (hen)