INDONESIA juga memiliki banyak warga negara berusia di atas 100 tahun, tak kalah dengan Jepang. Lihat saja hasil pendataan penduduk yang diperoleh petugas sensus di Tasikmalaya baru-baru ini.
Petugas sensus mendapati tiga perempuan berusia 100 tahun lebih di Desa Cogreg, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar).
Petugas sensus di kawasan Kecamatan Cikatomas, Munir Hidayat, mengatakan ketiga wanita tersebut adalah Minah (120 tahun), Kalsem (115), dan Suki (107). Ketiga penduduk itu masih dalam kondisi sehat. ''Kami petugas di lapangan menemukan data usia tiga wanita itu lebih dari 100 tahun,'' katanya.
Salah seorang tokoh masyarakat setempat, Abdul Hadi (61), membenarkan bahwa Minah berusia 120 tahun merupakan wanita tertua di daerahnya. Berdasarkan keterangan keluarga ketiga nenek tersebut dan tokoh masyarakat lainnya, usia memang lebih dari seabad. ''Pengakuan dari keluarganya juga seperti itu, usianya sudah 120 tahun,'' tegasnya.
Anak pertama Minah, Sukaesih (80), mengemukakan bahwa Minah berdasarkan catatan keluarganya dilahirkan sebelum tahun 1900, dan pernah mengalami masa penjajahan Belanda, Jepang hingga proklamasi kemerdekaan.
Sementara itu, Dasiyem (161), warga Desa Tanggulangin, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, membuat petugas sensus penduduk terperanjat. Usianya diketahui 161 tahun saat petugas sensus mendata tahun kelahirannya.
Dasiyem hidup dalam empat generasi dan merupakan manusia tertua di Tuban, bahkan mungkin di dunia.
Rahasia panjang umur Dasiyem diperkirakan karena kebiasaan berdoa menjelang maghrib.
Petugas sensus tidak mempunyai data otentik umur Dasiyem. Namun, usia anak terakhirnya kini 70 tahun. Dasiyem diperkirakan lahir pada 1850-an.
Menurut petugas sensus, dari empat generasi keturunannya, Dasiyem melewati generasi anak, cucu, buyut, dan canggah.
"Dipastikan umurnya 161 tahun, bahkan bisa lebih," kata petugas sensus tadi.
Buyut menantu Dasiyem, Rasmadi, menjelaskan, rahasia panjang umur Dasiyem diperkirakan karena kebiasaan berdoa menjelang maghrib. Menurut Rasmadi, Dasiyem senang mengurung diri di kamar untuk berdoa atau membaca mantra dalam bahasa Jawa.
Wajah Dasiyem juga berubah mengikuti tanggal. Saat tanggal muda, dia terlihat muda dan segar, sedangkan saat tanggal tua tampak menua serta mengeluh lelah dan badannya sakit semua.
Dasiyem menikah enam kali. Suami terakhirnya bahkan telah meninggal puluhan tahun lalu semasa perang kemerdekaan. Dasiyem memiliki enam anak dari suami pertama, empat di antara anaknya telah meninggal.
Dua anaknya yang masih hidup kini berusia 70 tahun dan 80 tahun. Resep panjang umur Dasiyem tidak ada yang tahu karena pola makannya sama dengan keluarga yang lain.
Anehnya, dia tidak pernah sekali pun mengalami sakit parah yang butuh penanganan medis. (bbs/int)