Cerpen

Belajar dari Semut

 

Oleh: Mona Murnita Sari.

Tak bosan-bosannya aku melihat ramainya semut menghiasi dinding rumah. Aku melihatnya dan berharap akan singah di tempat persembunyiannya. Aku ingin melihat kebersamaan mereka, tapi itu hanya khayalan saja. Aku lelah, melihat mereka dan akhirnya aku melangkah ke kamar.

Kuhempaskan tubuhku ke kasur, mengambil bantal guling dan memikirkan perkataanku tadi, tak lama kemudian aku mendengar suara. Namun aku berpikir mungkin itu cuma khayalan. Aku segera duduk untuk mengambil air minum untuk memastikan, aku baik-baik saja. Tapi sebelum  menuju dapur, aku dikejutkan oleh seekor semut merah yang berbicara padaku. Aku tak menyangka, semut itu bisa bicara layaknya manusia.

“ Hai semut, apakah kamu itu yang berbicara.tapi bagaimana mungkin, seekor semut bisa berbicara layaknya manusia. “

“ Ia, aku bisa berbicara seperti manusia dan kamu jangan takut, aku dengar perkataanmu, kalau kamu ingin mengikuti jejak kami.”

“Kamu terlalu kecil dan aku gak mungkin masuk kesangkarmu. Apalagi aku orang asing di antara kalian, pasti aku bisa dikeroyok dengan sesamamu.”

“Tenanglah, kamu cukup tau apa yang kami lakukan, bukan berarti kamu harus jadi kecil seperti kami.” Tutur semut itu lagi

Aku terheran dan akhirnya aku mengiyakan ajakan semut, semut yang bisa bicara itu kuberi nama Merah seperti wujudnya yang merah. Dia selalu menyampaikan sesuatu layaknya seorang guru yang mengajariku. Suatu hari, aku ada masalah dan aku tak mampu pecahkan masalah itu. Tiba-tiba semut datang menghampiriku dikamar.

“ Hai manusia, kenapa kamu ber

sedih. Bukankah kamu makhluk yang paling bahagia.”

“Kamu tak mengerti dengan keadaanku, hidup ini ladangnya masalah dan aku tak sanggup dengan keadaan ini.”

“Kenapa kamu berbicara seperti itu, kamu beruntung, mau makan, tinggal minta, ini itupun tinggal  minta dan tak khawatir jika sewaktu-waktu makananmu berkurang, karena kamu ada orang tua yang melindungimu.”

“Kaliankan punya orang tua juga sepertinya kalian bahagia.”

“Kami menerima keadaan kami, dan kamu harus mencari tahu, jika kami bisa makan kami harus mencari dan jika kami punya tempat tinggal itu karena hasil gotong royong. Jika musim kemarau telah dekat, kami harus berhemat agar bahan makanan kami tersedia. Satu lagi, kami terbiasa saling tegur sapa meski kami tak mengenal semut yang lain.”

Semut selalu menyampaikan sesuatu padaku yang tak biasa aku lakukan setiap hari, sikap hemat dan hal lainnya patut untuk kucontoh dalam kehidupanku. Tapi, aku saja tak mengerti kenapa semut bisa berpikir seperti itu sedangkan manusia jarang melakukan semua itu. Saat aku ingin menanyakan sesuatu, ia pergi tanpa jejak.

Di luar aku melihat semut-semut begotong royong mengangkat makanan yang besar dan yang lainnya berusaha menyelamatkan diri dari jeratan tangan adikku. Berbagai cara adikku menjebak semut berbagai cara juga ia berusaha meloloskan diri. Wow, pikirku dan itu patut dicontoh.

Tak lama kemudian, aku bertemu dengan semut Merah itu lagi dan ia mengatakan padaku kalau aku harus kembali dalam duniaku, sudah cukup pelajaran yang aku dapat dalam dunia mimpiku. Tapi aku menolak, karena aku rasa aku bukan bermimpi dan ini benar-benar terjadi.

“ Semut Merah, kamu temanku dan kamu juga guruku, kamu yang mengajariku tentang yang tak pernah aku lakukan. Aku mohon, tetaplah jadi guruku.”

“Hai manusia, jika kamu berfikir kamu pasti menangkap semua apa yang kami lakukan. Kami tak akan mengganggu kalian jika kalian tak mengganggu kami dan rumah kalian tak jorok. Kami mengutip makanan yang kalian buang meski itu tak berarti bagi kalian.”

Semut itu semakin dekat dan mencubit tanganku, dan aku menjerit kesakitan. Saat itulah aku terbangun dari mimpiku dan ternyata semut benar, kalau aku cuma mimpi tapi berkat mimpi itu aku mengerti kehidupan semut yang tak pernah putus asa.

Aku berlari mencari nenekku dan menceritakan mimpiku tadi, aku duduk di pangkuannya dan menjelaskan semuanya,hingga akhir cerita nenek mengatakan bahwa semut adalah binatang yang tak pernah menyerah dan pandai. Akupun memeluk erat tubuh nenekku.***

()

Baca Juga

Rekomendasi