Musikalisasi Puisi, Alternatif Menafsir Puisi

Oleh: Christian Heru Cahyo.

MUSIKALISASI Puisi bi­sa jadi, salah satu cara ampuh un­tuk membangkitkan “rasa kas­maran” apresian dalam meng­gau­li puisi. Menurut Lukman Ha­kim, musikalisasi puisi merupa­kan salah satu upaya untuk lebih menonjolkan unsur musikal, se­hingga puisi sebagai sebuah karya sastra dapat lebih jelas lagi di­apresiasi masyarakatnya.

Jadi, unsur musikal inilah yang dijadikan jembatan bagi khalayak untuk berhubungan dan lebih “me­resapi” makna sebuah puisi. Ka­lau kita tengok dalam Kamus Be­sar Bahasa Indonesia (KUBI), ka­ta musikalisasi puisi diartikan hal yang bersifat musikal. Kata mu­sikal ‘mempunyai kesan mu­sik’ dan ‘mempunyai rasa peka ter­hadap musik’.

Kata musical bertalian dengan kata musik. Tidak lain artinya adalah “ilmu atau seni menyusun nada”, atau “suara di urutan kom­binasi dan hubungan temporal un­tuk menghasilkan komposisi (sua­ra). Mempunyai kesatuan rupa, se­hingga mengandung irama, la­gu dan harmonisasi (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi tersebut)”.

Lebih lanjut, Lukman Hakim, pakar bahasa dari Pusat Pembina­an dan Pengembangan Bahasa, se­buah puisi yang dibacakan se­benarnya sudah menimbulkan un­sur musikal. Kata-kata yang di­pakai di dalam peran puisi, sudah memberikan unsur musik. Bah­kan terkadang citraan dan daya sim­bolik kata tadi muncul nilai musikalnya.

Sebenarnya puisi dari segi ben­tuknya sudah menggunakan ka­ta pilihan (diksi) yang padat ke­timbang prosa. Pemakaian  ka­ta dalam puisi diperhitungkan se­cara ketat dengan mempertim­bangkan segi makana, kekuatan, citraan, rima dan jangkauan sim­boliknya.

Karena itu dalam puisi, kata-ka­ta tidak sekadar digunakan se­bagai alat mengungkapkan gagas­an atau perasaan penyair, tetapi sebagai alat untuk membangkit­kan tanggapan pembaca. Dengan lain kata, bahasa dalam puisi se­lain berperan untuk mengungkap­kan gagasan dan perasaan penyair juga untuk membangkitkan pe­ngalaman batin penikmatnya.

Sapardi Joko Damono  -salah satu penyair garda depan Indonesia- tetap yakin, puisi adalah penguasaan bahasa. Dalam ma­syarakatnya puisi dapat dipublika­sikan oleh penyairnya dengan ba­nyak cara antara lain: publikasi di media cetak, internet, musikali­sa­si puisi, bahkan pada perkemba­ngan terakhir dengan visualisasi puisi.

Musikalisasi puisi, sebagai sa­lah satu alternatif dalam mema­syarakatkan karya sastra dalam hal ini puisi, sebenarnyalah bukan hal yang baru. Di Indonesia, Bim­bo aladah salah satu penyanyi pui­si yang sukses. Mereka mem­beri melodi pada puisi-puisi Tau­fiq Ismail dan Iwan Abdul Rach­man.

Kemudian menyusul Ebiet G Ade yang juga melantunkan puisi-puisinya. Selain itu, sederetan na­ma lainnya seperti Kyai Kanjeng dari Yogyakarta yang mengang­kat puisi-puisi Emha Ainun Najib dalam suguhannya. Deavis Sang­gar Matahari, konsisten mema­sya­rakatkan musikalisasi puisi de­ngan melakukan pementasan dan workshop keliling Indonesia.

Fenomena meruyaknya musi­ka­lisasi puisi sebagi alternatif da­lam memasyarakatkan puisi ini ju­ga ditampilkan penyair Sapardi Joko Damono. Penyair yang juga Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Indonesia ini, beberapa ka­li dengan didukung teaterawan dan bintang sinetron mementas­kan puisi-puisinya ke dalam mu­sikalisasi  dan visualisasi puisi.

Sapardi sendiri nampaknya menyadari perlunya memasuk­kan unsur hiburan dan aktualitas pertunjukan seni. Penafsiran puisi melalui musikalisasi puisi mau­pun visualisasi sah-sah saja se­pan­jang tidak menguburkan mak­na puisi itu sendiri.

Eksistensi Musikalisasi Puisi

Justru yang diharapkan dari mu­si­kalisasi puisi akan memper­kaya makna melalui unrur musikal yang dapat dijadikan jembatan ap­resiasi. Bahkan  langkah ini nam­paknya mendapatkan sam­but­an positif  bekerjasama dengan Deavis Sanggar Matahari pernah meluncurkan Album Musikalisasi puisi yang antara lain; menem­bang­kan puisi-puisi karya Chairil Anwar, Kriapur, Aspar Paturusi, Abdul Hadi WM dan Leon Agusta.

Puisi puisi Sapardi Joko Da­mono pernah dirilis dalam album Hujan Bulan Juni oleh Komunitas Sastra Indonesia Universitas Indonesia. Dalam album ini puisi-puisi Sapardi mendapat sentuhan warna musik folk country, pop dan klasik.    Kyai mbeling Emha Ai­nun Najib berkolaborasi dengan Franky Sahilatua juga pernah me­ri­lis album Perahu Retak.

Musikalisasi puisi sebagi se­buah alternatif menafsir puisi nam­paknya cepat akrab di telinga ma­syarakat. Terpenting dalam musi­kalisasi puisi, penyaji harus me­nangkap kesan penyair.

Pentolan Deavis Sanggar Ma­tahari Denie S Putra mengatakan, musikalisasi puisi adalah puisi yang dapat digubah jadi nyanyian dan dapat dimengerti sebagai pui­si. Karena itu, harus tetap mema­ha­mi makna kata dari puisi terse­but dan diupayakan untuk menge­tahui latar belakang penyairnya.

Wilayah Makna

Apresian dalam upaya mema­suki wilayah makna harus dibang­kitkan “rasa kasmaran” pada pusi yang ditawarkan. Dengan kata la­in, apresian harus harus terkon­disi suasana batinnay dengan puisi yang disajikan. Di sinilah musikalisasi puisi mempunyai pe­ran untuk menciptakan suasana (mood) yang tepat pada apresian.

Semisal puisi Krawang Bekasi karya Chairil Anwar ditampilkan dalam atmosfer daerah, lebih pas suasana musikalnya berlatar etnik yang ada di wilayah sekitar Kra­wang Bekasi. Atau puisi-puisi  Amir Hamzah  untuk mengesan­kan sufistiknya dengan sentuhan musik timur tengah.

Mungkin citraan itulah yang da­pat membantu menciptakan su­asana. Hal itu tidaklah baku. Jadi tetap terbuka dengan berbagai pe­nafsiran. Pasalnya, puisi juga ter­masuk musikalisasi puisi bisa di­tafsirkan ganda.

Terpenting dasar pertimba­ng­an di dalam menafsirkan itu, mu­sikalisasi puisi tadi dapat memba­ngun suasana batin apresian. Ka­rena dari situlah kita beranjak lebih dalam lagi ke wilayah-wilayah la­in yang ditawarkan puisi itu sen­diri.

Dalam menggarap karya mu­sikalisasi puisi, yang perlu jadi per­hatian harmonisasi antara karya puisi dan musikalitasnya. Ja­ngan sampai sebuah puisi akhirnya justru “dirusak” oleh mu­si­kalitasnya sendiri, Idealnya, da­lam musikalisasi puisi mampu me­ngangkat dan memaksimal­kan karakter sebuah puisi.

Tegasnya musikalisasi puisi se­bagai salah satu alternatif me­ngekspresikan dan menafsirkan puisi tentunya sah dan boleh-boleh saja tentunya.

Penulis; Penggiat dan Penghayat kesenian, tinggal di Lampung.

()

Baca Juga

Rekomendasi