PENYANYI yang sangat disanjungi perantauan Tionghoa, Teresa Teng, 20 tahun yang lalu, tepatnya 8 Mei 1995 meninggal dunia saat berada di salah satu hotel di Chiangmai, Thailand.
Lahir 29 Januari 1953 – meninggal 8 Mei 1995 pada usia 42 tahun akibat serangan asma akut ketika sedang berlibur di Chiang Mai, Thailand.
Dia dimakamkan bagai seorang pahlawan di Taiwan, dengan bendera Taiwan menutupi peti matinya dan Presiden Taiwan saat itu, Lee Tenghui, juga turut menghadiri pemakamannya.
Menguasai berbagai bahasa, diantaranya yang pernah dinyanyikan atau
direkam adalah dalam bahasa Mandarin, Hokkian (Taiwan), Kanton, Jepang, Indonesia, dan Inggris.
Teresa Teng dimakamkan di kaki gunung di Cin Pao San pada 28 Mei 1995, dalam sebuah kompleks pemakaman dekat Jinshan, Taipei, Taiwan. Sebuah patung menyerupai dirinya dalam pakaian pertunjukan show dipajang.
Kejadian ini menjadi memori kenangan yang tidak pernah terlupakan bagi sebagian besar penggemarnya, termasuk wilayah pemukiman warga Tionghoa di Thailand hingga hari ini tetap mendengar lagu-lagunya.
Chiangmai, Thailand menjadi lokasi yang memberikan rasa sedih bagi penggemar Teresa Teng dan merupakan kota terbesar ke-2 Thailand yang menjadi tempat diminati sebagian besar kelompok manula warga Eropa untuk menghabiskan masa tuanya.
Tempat ini menjadi pilihan banyak orang karena selain dari cuaca dan wilayah pegunungan hampir serupa dengan Eropa, pada masa itu, Teresa Teng juga menyukai tempat ini, disebutkan bahwa cuaca yang sangat cocok untuk melewati masa hidup yang sederhana.
Walaupun telah berlalu selama 20 tahun, bagi warga perantauan Tionghoa di Thailand tetap berkesan dengan tembang kenangan Teresa Teng.
Bahkan toko musik di pemukiman Tionghoa di Bangkok juga masih menjual albumnya, kegiatan di masa perayaan musim semi selalu memutar lagu-lagu Teresa Teng, di sepanjang kaki lima juga menjual CD bajakan album Teresa Teng, ini menandakan kharisma Teresa Teng masih tetap hidup di tengah masyarakat Thailand.
Di antara fan-fan Teresa Teng itu termasuk banyak penyanyi dan aktor kondang, seperti Faye Wong, Andy Lau dan Jay Chou. Mereka semuanya menganggap Teng sebagai idola paling berharga dan Ratu Pop di Tiongkok.
Wong bahkan telah merampungkan tembang Teng yang belum selesai, bernama “Qing Ping Diao”, yang diadaptasi dari karya penyair ternama Tiongkok kuno Li Bai dan akan dirilis dalam waktu dekat.
Teng dikenal dengan tembang merakyat perpaduan dengan komposisi gaya Barat. Tidak mengherankan, tembang-tembangnya memiliki daya tarik lintas budaya masif.
Teresa Teng terkenal hingga hari ini oleh karena lagu-lagunya yang merakyat dan yang bernada balada romantis. Pasca kematian, lagu-lagunya justru makin banyak yang menjadi hits.
Meskipun dia telah melakukan konser di banyak negara di seluruh dunia selama karirnya, tetapi harapannya untuk melakukan konser suatu hari di Tiongkok daratan tidak pernah terwujud (dia dilarang masuk Tiongkok daratan akibat revolusi kebudayaan saat itu).
Partai Komunis Tiongkok akhirnya memang sempat mengundangnya untuk melakukan konser pada awal 1990-an; tetapi dia sudah keburu meninggal sebelum memiliki kesempatan itu. (xinhua/cna/afp/es)