Pengurapan Roh Kudus

Oleh: Jekson Pardomuan

“Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing”. - 1 Korintus 13:1.

Apa yang tertulis di dalam Alkitab perjanjian lama dan perjanjian baru digenapi oleh Tuhan. Dalam perjanjian baru dikatakan bahwa Yesus akan mati, disalibkan dan bangkit pada hari yang ketiga juga menjadi kenyataan. Yesus bangkit dari antara orang mati dan menunjukkan keberadaan-Nya kepada murid-murid-Nya. Empat puluh hari Yesus menyatakan diri kepada murid-murid untuk memantapkan kembali panggilan pelayanan mereka, karena mereka begitu terpukul ketika Yesus mati. Itu sebabnya ketika Yesus bangkit, hal pertama yang Dia lakukan adalah memulihkan kembali iman dan kasih murid-murid-Nya, kemudian Yesus naik ke Sorga.

Yesus berkata dalam Yohanes 16:7, “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.”.

Kemudian, Yohanes 16 : 13 menuliskan “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.”

Ketika Yesus naik ke sorga, murid-murid Yesus diurapi Roh Kudus. Hal ini tidak seperti yang kita pikirkan bahwa setelah menerima Roh Kudus mereka dapat melakukan sesuatu luar biasa. Sebelum itu, mereka telah melakukan hal-hal mujizat. Setelah pengurapan itu turun, murid-murid yang tadinya suka berdebat dan sering berbeda pendapat akhirnya berhenti berdebat dan mereka menjadi sehati dan sejiwa.

Kisah Para Rasul 4:32, “Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama”.

Sebelum hari Pantekosta, orang-orang yang menjadi pengikut Kristus berdiri sendiri, tidak terhubung satu dengan yang lain. Tetapi setelah Roh Kudus mengurapi mereka pada hari Pantekosta mereka semua menjadi terhubung. Roh Kudus membuat kita terkoneksi dengan Yesus. Hanya Roh Kudus yang mampu melakukannya, serta menjadikan kita semua satu yaitu anggota tubuh kristus.

Urapan yang Allah berikan pada hamba-hamba-Nya itu adalah suatu komoditas yang berharga dan Allah mengharapkan kekudusan dari bejana-bejana-Nya sebelum la memberikannya pada mereka. Harun diberitahukan bahwa urapan yang ia terima adalah begitu kudusnya sehingga ia tidak boleh meninggalkan tabernakel (kemah suci) selama tujuh hari, dan kalau melanggar maka ia akan mati (Imamat 8:33-35). Ketika suatu musibah terjadi di dalam keluarganya, Harun tidak diizinkan untuk menangis! (Imamat 10:6) Pengurapan itu kudus!

Anak-anak Harun, Nadab dan Abihu, mati karena mereka mempersembahkan api yang asing (Imamat 10:1,2). Kemungkinan ini terjadi karena kemabukan mereka sebab sesudah kejadian itu, segera Allah memperingatkan Harun serta anak-anaknya supaya jangan minum anggur atau minuman keras (Imamat 10:9).

Kita dapat mendefinisikan dan mengerti urapan dengan memperhatikan manifestasi pekerjaan di atas kehidupan mereka yang diurapi-Nya. Elia dan Elisa menerima kuasa untuk mengerjakan mujizat melalui urapan di atas hidup mereka (2 Raja-raja 2:9,14). Daniel menerima pengertian dan hikmat ilahi melalui urapan di atas kehidupannya (Daniel 5:11). Yesus memulai pelayanan mujizat-Nya setelah menerima urapan atas kehidupan-Nya (Kisah Para Rasul 10:38).

Mengubah Cara Pandang

Gereja mula-mula adalah kumpulan orang-orang yang berbeda satu dengan yang lain. Mereka adalah kelompok orang yang mendengar Khotbah Petrus lalu kemudian bertobat dan menjadi pengikut Yesus. Kisah Para Rasul 2:41, “Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa”. Mereka berasal dari latar belakang dan budaya yang berbeda-beda (Kisah Para Rasul 2:8-12), tetapi ketika Roh Kudus mengurapi, mereka disatukan sehingga mereka menjadi orang-orang yang sehati, sejiwa dan mereka hidup dalam pengurapan kasih karunia itu

Hakikat dari pengurapan Roh Kudus adalah memberikan apa yang disebut sebagai urapan sentral yang bernama Kasih. 1 Korintus 13:1, “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing”.

Apa yang dikerjakan oleh Roh Kudus sehingga gereja itu dapat saling mengasihi ? Roh Kudus mengubah cara pandang dari setiap orang yang diurapi agar mereka memiliki pengertian yang benar sehingga dapat memandang bahwa segala sesuatu yang mereka miliki dan punyai (hidup, kekayaan, kedudukan, talenta, dan yang lainnya) itu adalah milik Yesus dan harus dikembalikan kepada Yesus.

Jika sudah demikian, maka seperti jemaat mula-mula, semua akan menjadi milik bersama. Semua yang kita miliki hanyalah anugerah sehingga kita harus menggunakannya bagi kemuliaan Tuhan. Kita sebenarnya mengerti akan hal ini, tetapi sering kali kita menjadi orang yang tidak mau tahu dan cenderung masa bodoh. Inilah yang Roh Kudus ubahkan dalam diri seseorang, serta memberi pengertian yang benar.

Roh Kudus juga mengubah cara pandang kita terhadap seorang dengan yang lain. Sebelum Roh Kudus dicurahkan dan mengurapi orang-orang percaya, mereka bersedia mati bagi Kristus. Tetapi setelah Roh Kudus dicurahkan dan mengurapi orang-orang percaya, mereka bukan saja bersedia mati untuk Kristus, tetapi juga bersedia mati untuk sesama orang kristen. Inilah yang Tuhan harapkan dari gereja sekarang ini.

Jika kita mengalami pengurapan Roh Kudus tersebut, maka Dia akan menghilangkan segala bentuk persaingan antara jemaat yang satu dengan jemaat yang lain, serta menghilangkan segala bentuk pertikaian, iri hati, dengki dan lain-lain sehingga membuat jemaat menjadi sehati dan sejiwa. Jika hal ini terjadi, dimana semua jemaat itu sehati dan sejiwa, maka tidak ada hal yang tidak dapat dilakukan.

Kemudian Roh Kudus membuat kita saling mengagumi satu dengan yang lain, bukan karena kelebihan atau kemampuan seseorang tetapi karena kita memiliki kasih Ilahi. Jika kita hidup sehati dan sejiwa, Alkitab berkata bahwa sebagaimana gereja mula-mula, kita juga akan disukai oleh semua orang.

Pengurapan Roh Kudus senantiasa menghasilkan kuasa. Kata 'kuasa' yang ada hubungannya dengan urapan datang dari kata Yunani 'dunamis' yang artinya 'kemampuan'. Kemampuan Allah yang diimpartasi melalui urapan. Maka kita dapat menyimpulkan dengan mendefinisikan urapan itu sebagai kesanggupan atau impartasi kemampuan Allah atas bejana yang bersedia dan berserah untuk memenuhi dan melakukan kehendak-Nya dan pekerjaan-Nya.

Amin.

()

Baca Juga

Rekomendasi