Penyakit Perlemakan Hati Non Alkoholik

Oleh: dr.Wienaldi. Perlemakan organ hati/liver adalah suatu kondisi di mana terjadi penumpukan lemak pada organ hati > 5 % total berat hati. Secara garis besar, ada dua penyebab meningkatnya jumlah lemak di organ hati, yaitu perlemakan hati yang berhubungan dengan alkohol dan yang tidak berhubungan dengan alkhol atau lebih dikenal dengan perlemakan hati non alkoholik.

Istilah perlemakan hati non alkoholik pertama kali dikemukakan oleh Ludwig dan kawan-kawan pada tahun 1980 sebagai NASH (Non Alcoholic Steatohepatitis) setelah mereka menemukan kerusakan sel hati dengan gambaran histologi mirip dengan hepatitis karena alkohol pada 20 orang yang tidak memiliki riwayat peminum alkohol.

Dalam perkembangannya, ternyata tidak semua perlemakan hati ini mengalami inflamasi/steatohepatitis, sehingga muncul istilah Non Alcoholic Fatty Liver Disease yang mencakup spektrum yang luas mulai dari perlemakan hati sederhana (simple steatosis) sampai pada tingkatan yang lebih berat yang dinamakan NASH (Non Alcoholic Steatohepatitis) dimana sel-sel hati mengalami peradangan.

Lalu apa sebenarnya penyakit perlemakan hati non alkoholik atau yang disingkat dengan NAFLD ini?

NAFLD adalah suatu kondisi yang ditandai dengan penumpukan lemak dalam bentuk trigliserida yang signifikan pada sel hati ( >5% total berat organ hati)

Apa sebenarnya penyebab NAFLD

1. Primer artinya belum diketahui penyebabnya namun sangat erat kaitannya dengan :

a. Obesitas (kegemukan)

b. Diabetes mellitus tipe 2

c. Dislipidemia 

d. Sindroma metabolic

Dari hasil penelitian 75 % penderita diabetes mellitus tipe 2 menderita NAFLD,51-74% pada penderita obesitas, resiko menderita NAFLD bahkan lebih besar pada pasien yang mengidap Diabetes Melitus tipe 2 dan obesitas sekaligus.

2. NAFLD sekunder antara lain disebabkan kelaparan, penyakit Wilson, kehamilan, dan obat-obatan seperti amiodarone, methotrexate, glukokortikoid, dan penyakit kanal kalsium.

Bagaimanakah Kita Mengetahui Apakah Kita Menderita Nafld ?

1. Gejala yang bervariasi mulai dari tanpa gejala apapun, mual, mudah kenyang, perut terasa penuh, rasa tidak nyaman/nyeri pada perut kanan atas, badan lemah, sampai pada tingkatan penyakit yang berat seperti pada penyakit hati yang berat.

2. Ada tidaknya faktor resiko seperti diabetes mellitus tipe 2, obesitas dengan indeks massa tubuh >35, riwayat “sleep anea”, tidak adanya riwayat peminum alkohol.

3. Pemeriksaan penunjang seperti 

a. Pemeriksaan darah meliputi fungsi hati seperti SGOT/SGPT, rasio SGOT/SGPT < 1pada penderita non alkoholik, GGT, alkalin fosfatase, sementara penurunan albumin dan peningkatan zat empedu mungkin menandakan penyakit hati yang lanjut.

b. Pemeriksaan USG hati, MRI, CT-Scan

c. Pemeriksaan dengan biopsi merupakan “gold standart” untuk mendiagnosa penyakit ini.

Apakah NAFLD berbahaya ?

Seperti telah diketahui sebelumnya bahwa NAFLD mencakup perlemakan hati sederhana (simple steatosis) yang tidak berbahaya sampai pada NASH (Non Alcoholic Steatohepatitis) yang berarti sudah terjadi peradangan pada sel hati. Perkembangan dari NAFLD menjadi NASH mencapai 10-20 % di mana NASH ini bisa berkembang menjadi penyakit hati yang berat yaitu sirosis hepatis dan bahkan kanker hati. Oleh sebab itu pengenalan yang dini akan perlemakan hati non alkoholik tentunya akan mencegah perkembangannya menjadi penyakit yang lebih berat.

Bagaimana Cara Mengatasi Penyakit Nafld Ini ?

1. mengatasi faktor resiko seperti obesitas, diabetes mellitus tipe 2, hiperlipidemia dan sindroma metabolic baik melalui pengaturan diet, aktivitas maupun obat-obatan.Pada keadaan diabetes mellitus tipe 2 hanya golongan metformin, piaglitazone dan rosiglitazone yang memiliki efek menguntungkan dibandingkan golongan obat diabetes lainnya karena efeknya sebagai “insulin sensitizer”.Sedangkan pada keadaan hiperlipidemia, golongan fibrat lebih dianjurkan daripada golongan statin.

2. Penggunaan sitoprotektor atau antioksidan seperti Ursodeoxycholic acid, Vitamin E, silybin phosphatidylcholin.

3. Transplantasi organ hati bagi penderita NAFLD yang sudah berkembang menjadi penyakit hati tahap akhir.

()

Baca Juga

Rekomendasi