Prestasi Siswa SMKN 1 PS Tuan

Sepeda Motor Bekas Disulap Jadi Genset

Medan, (Analisa). Kepala SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan, Kasmi, MPd memaparkan beragam prestasi yang diraih sis­wanya. Mulai dari siswa ikut seleksi Paskibra tingkat nasional di Jakarta, hingga siswa berhasil menciptakan energi listrik alternatif dari mesin sepeda motor bekas men­jadi genset yang memiliki energi listrik 220volt/800 watt.

“Siswa punya potensi yang cukup dan perlu di­kembangkan. Dari sepeda motor bekas tersebut bisa di­ciptakan energi listrik dengan kekuatan 220 volt/800 watt,” kata Kasni kepada Analisa, Rabu (20/5).

Dia menjelaskan, dengan penemuan tersebut mem­bantu ma­syarakat yang butuh genset. Penemuan inilah yang mem­bawa siswa menjuarai inovasi skill contest yang diselengga­ra­kan Yamaha. “Produk tidak jual, tetapi ilmunya yang akan diberikan ke masyarakat se­hingga kebutuhan listrik masyakat bisa terpenuhi. Ka­lau dari baru memang tidak efisien, tetapi dari ba­rangbekas sangat efektif,” kata Kasni.

Ide ini, katanya juga menjadi SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan menjadi salah satu sekolah di Sumatera Utara yang di­pilih menjadi calon pengembang program produksi ge­nerator listrik kerjasama Kementerian ESDM dan Kemen­dikbud.

“Untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah 3T, ter­pencil, tertinggal dan terluar yang biasanya dibutuhkan ge­nerator. Misalnya, satudesa terdiri 300 kk, maka mubazir mem­bangun jaringan. Maka disiapkan generator saja. Nah, SMK N1 Percut Sei Tuan diajak dan di seluruh Indonesia ha­nya 17 SMK dan 3 Pusat Pengembangan dan Pember­dayaan Pendidikan dan Tenaga Pendidik (P4TK),” katanya.

Kedua siswa penemu energi listrik dari mesin sepeda mo­tor bekas, Ramadhan Barus dan Ilham Gustiana di­dampingi pembimbing, Kusmiadi, ST menjelaskan, jika selama ini generator atau genset yang dijual menimbulkan po­lusi udara, kebisingan yang sangat mengganggu dan asap dinilai sangat berbahaya, maka dengan energi al­terntaif dengan menggunakan mesin sepeda motor bekas da­pat menjawab permasalahan. “Ide awalnya, di bengkel se­kolah sering mati lampu. Jika menggunakan genset se­kolah membutuhkan daya besar dan waktu lama. Jadi, un­tuk memenuhi khusus kawasan bengkel yang cepat kita coba membuat energi listrik alternatif melalui mesin se­peda motor bekas,” katanya.

Ramadhana mengatakan, kalau melihat gensetkan ada gerakan dan di sepeda motor juga ada gerakan. “Maka, kita temukan ide kerjasama dengan guru dan anak-anak listrik serta guru las. Akhirnya energi listrik kita ciptakan dari temuan ini bisa menghasilkan listrik yang cukup digunakan satu rumah tangga,” katanya.

Untuk membuat energi alternatif, lanjutnya dibutuhkan sepeda motor bekas, dan dinamo pembangkit listrik, dan tangki bahan bakar.

Kusmiadi menambahkan, biaya memang cukup besar tetapi lebih unggul di bagian perawatan. “Jadi, siap jadi sekitar 9 juta,” katanya.

Nasional dan Internasional

Sebelumnya, Kepala SMK N 1 Percut Sei Tuan juga menjelaskan prestasi siswanya di tingkat nasional dan internasional. Ajang internasional, Rahmat Hidayat yang sudah tamat akan mengikuti Word Skill Contest di Saopaolo Brazil pada 7 Agustus 2015. “Keikutsertaan Rahmat Hidayat yang kini alumni jurusan aplikasi elektronika tetap membawa nama sekolah karena dirinya mengikuti ajang internasional tersebut sejak dari tahap awal, seleksi tingkat kabupaten, provinsi, nasional, ASEAN dan dunia. Ini suatu prestasi yang membang­ga­kan,” katanya.

Selain itu, seorang siswanya lolos mengikuti seleksi Pas­kriba tingkat nasional ke Jakarta. “Baru pertama sekali siswa SMK bisa mewakili Sumut pada seleksi Paskribra nasional. Jika lolos nantinya akan menjadi pe­ngibar bendera pada 17 Agustus di Istana Negara,” ka­tanya.

Indra Gunawan didampingi ibunya Awalsiah Sinaga dan pembimbing Paskribra Surya Darmawan mengatakan sangat bersyukur bisa mewakili Sumatera Utara di ajang nasional dan berharap bisa berhasil,” katanya.

Awalsiah Sinaga sebagai orangtua Indra Gunawan mengaku, anaknya adalah sosok yang tidak pernah diam dan memiliki banyak talenta. Dia tidak hanya bisa baris berbaris, tetapi menyanyi, menari dan berbahasa Inggris karena memang dibutuhkan banyak talenta dan memohon doa dan dukungan agar berhasil. (maf)

()

Baca Juga

Rekomendasi