Hikmah Dibalik Sujud

Oleh: Gigih Suroso

Sejak dalam rahim, manusia telah dihadapkan dengan masalah, dan setelah menjadi penduduk bumi, masalah itu terus bertambah, seiring dengan berkurangnya jatah usia. Untuk itu manusia sangat rentan berkeluh kesah, dalam arti lain, manusia membutuhkan sandaran, untuk menggantungkan segala urusan, hal tersebut telah digambarkan Allah dalam Alquran.” Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (QS. Al-Balad 4). Terlebih bagi mereka orang-orang yang beriman, sudah barang tentu mendapatkan cobaan yang lebih untuk diuji keimanannya. Dalam hal ini termaktub dalam kitabullah. “ apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “ Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang dusta.”(QS, Al-Ankabut 2-3)

Salah satu faktor mengapa persoalan hidup yang sulit itu dihadapkan kepada manusia adalah untuk menguji keimanan, sebab manusia tidak bisa mengatakan dirinya beriman sebelum diberi ujian. Bentuk kesulitan yang lazim dihadapi manusia yaitu, merasa kesepian. Permasalahan ekonomi,dan kehidupan sehari-hari acapkali berpeluang pada rasa kesepian yang dirasakan manusia, terlebih kita yang hidup sebagai makhluk sosial, disaat ditimpah masalah, namun tidak ada seorang bisa memahami kita dan ikut mendengarkan segala keluh kesah, saat itu pula rasa kesepian datang, dan menurunkan semangat hidup berkepanjangan. Mirisnya jika berujung pada bunuh diri.

Faktanya berapa banyak manusia yang tega membunuh dirinya sendiri karena masalah ekonomi, berapa banyak seorang ibu yang tega membunuh anaknya karena takut tidak dapat menafkahi, begitupun dengan merebaknya kejahatan, seperti begal, perampokkan dan penipuan yang dilatar belakangi kesulitan mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bentuk ujian Allah juga bermacam-macam, sesuai dengan kadar iman, sebab sejatinya Allah tidak pernah menguji diluar batas kemampuan hamban-Nya.

Sudah menjadi sunatullah bahwa setiap sakit pasti ada obatnya, begitupun pada setiap persoalan yang Allah berikan, ada solusi dan jalan keluar. Agar mampu menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan dalam segala persoalan hidup, manusia membutuhkan kekuatan psikologis yang matang. Dan bersujud kepada Allah adalah media bagi manusia untuk menerima kekuatan dalam menghadapi segala kesulitan. Sujud memberikan sumbangsih dalam merealisasikan efek psikologis untuk menghilangkan rasa kesepian, ketakutan, rendah diri, dan sifat-sifat buruk lainnya.

Efek Psikologis Sujud

Perasaan takut sering kali mengundang rasa sendirian dan kesepian, yang muncul saat manusia mengalami cobaan hidup. Tanpa disadari rasa kesepian itu menurunkan kadar semangat dan percaya diri, akibatnya merasa tidak berarti dan lemah, menyerah untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Pada keadaan tersebut, sejatinya manusia sedang membutuhkan bantuan, tempat dia bersandar dan menguatkan diri. Maka sujud adalah medianya, menemukan solusi dari perasaan sepinya. “...dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Allah) (QS.Al-Alaq 19). Dalam firmannya, Allah menyuruh hambanya untuk bersujud dan mendekatinya, dengan begitu manusia tidak lagi merasa kesepian, sebab dia telah menemukan tempat untuk bersandar, kawan untuk bercerita keluh dan kesah. Segala persoalan akan menemukan jalan keluar, sebab Allah pasti akan memberikan jalan keluar kepada hamba yang dekat dengan-Nya, dengan begitu rasa kesepian dan sendirian akan hilang.

Lebih lanjut, karena penting dan muliannya bersujud kepada Allah, Imam Mujahid dalam tafsirnya menyatakan” tidaklah seorang mukmin pun meninggalkan langit dan bumi ikut menangisi kepergiannya selam 40 hari, lalu beliau ditanya: apakah bumi ikut menangis? Ia menjawab: bagaimana bumi tidak ikut menangisi kematian seorang hamba yang hidupnya dipenuhi rukuk dan sujud. Bagaimana langit tidak menangisi kepergian seorang hamba yang suara takbir dan tasbihnya seperti sekumpulan lebah.”

Bercermin pada perjalanan hidup Rasulullah. Dalam menjalankan misi dakwahnya Rasulullah menemukan banyak tantangan berupa permusuhan secara materil dan moril. Namun semua dapat beliau hadapi dan lewati dengan penuh keyakinan pada Allah. Sebagaimana dalam firmannya, Allah memerintahkan Nabi-Nya untuk bersujud, mendekatkan diri kepada Allah, agar jiwa terasa tenang kendatipun dihadapkan dengan berbagai tantangan. “ Dan kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbilah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang bersujud (sholat), dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal) (QS.Al-Hijr 97-99). Ini adalah bukti bahwa sujud (kepada Allah) memberikan efek psikologis yang luar biasa bagi pelakunya, membuka kembali hati yang sempit.

Allah Swt mendorong Rasul-Nya untuk senantiasa bersujud dalam setiap kondisi, terkhusus disaat beliau membutuhkan kekuatan agar mampu memikul tanggung jawab besar yang dipikulnya. Untuk menyanggah larangan Abu Jahal kepada Rasulullah untuk tidak sholat di ka’bah dan ancaman Abu Jahal kepadanya. Allah berfirman dalam Surah Al-Alaq ayat 19. ” Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadannya; dan sujudlah dan dekatlah (dirimu kepada Tuhan). Seakan-akan ayat diatas berpesan: sujudlah engkau, agar engkau terhubung dengan sumber yang memerintahkan untuk berdakwah. Keterhubungan inilah yang menjadi mata air yang memberikan kekuatan dan bekal, sehingga semangat kembali menguat, sebagaimana sujud juga mampu memberikan rasa istirahat setelah seseorang lelah. Beratya amanah yang diemban, itu semua akan terasa kecil dan ringan bagi mereka yang bersujud.(Sayyid Qutb, Tafsir Fi Dzilal Alquran).

Dan akhirnya, tidak bermaksud menggurui. Kita sebagai manusia biasa niscayannya bercermin dari akhlak Rasulullah, barang kali cobaan yang dihadapi beliau tak sebanding dengan cobaan hidup yang kita alami, kendati demikian, seberat apa pun itu, Rasulullah selalu mengembalikan urusanya pada Allah, lewat sujud dalam sholat Rasullah mendekatkan diri pada Tuhannya, sehingga segalanya menjadi mudah. Lantas kita yang hanya manusia biasa, tidak sepantasnya berputus asa, kita punya Allah untuk dijadikan teman saat sulit dan lapang. Sujud dalam sholat adalah media kita untuk mendekatinya. Dan sujud akan memberikan dampak psikologis yang baik, untuk kualitas hidup kita yang lebih apik.

Penulis: Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah FEBI UIN SU dan Kru LPM Dinamika UIN SU

()

Baca Juga

Rekomendasi