Ke Mana Setelah Tamat SMA?

 

Oleh: Hidayat Banjar.

Banyak yang mengatakan lulus SMA (Sekolah Menengah Atas) adalah segalanya, ada yang mencoret-coret baju, pawai keliling kota dan berbagai cara lain untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa dia sudah lulus SMA. Lulus SMA sejatinya merupakan langkah awal persaingan yang sebenarnya. Sebagai seorang yang pernah merasakan bagaimana duduk di bangku sekolah, kuliah, dan bekerja, penulis merasakan kondisi ternyaman adalah ketika ada di bangku SMA.

Ketika masih di SMA banyak yang membayangkan ingin segera kuliah. Setelah kuliah ingin segera bekerja, dan yang sudah bekerja merasakan bagaimana ketatnya persaingan di dunia kerja malah ingin kembali ke masa SMA, itu sudah menjadi hal biasa. Nah sebelum semuanya berjalan, kita harus tahu, mau jadi apa? Apa cita-cita kita? Apa passion kita? Mau ke mana setelah ini?

Ada yang bingung, setelah lulus SMA mau ke mana? Kalau lulusan SMK sewajarnyalah setelah tamat mencari atau membuat pekerjaan. Pada dasarnya, ada empat  hal yang dapat dilakukan selepas SMA: kuliah, bekerja, berbisnis dan menikah.

Melanjutkan Kuliah

Bagi yang mampu secara finansial maupun otak, kuliah menjadi pilihan utama tentunya, baik untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, menambah wawasan, pengalaman serta teman. Namun bagaimana bagi yang tidak mampu secara materi tapi masih ingin kuliah? Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tentu menjadi favorit dengan mengikuti seleksi.

Di PTN kita bisa mencari beasiswa. Kalau mau gratisan, bisa ikut program sekolah kedinasan seperti STAN, Sekolah Statistik, Akademi TNI, Akademi Polisi, dan akademi kedinasan lainnya, atau mengikuti program beasiswa luar negeri seperti STUNED (NEC), USAID, AUSAID, dan sebagainya. Tapi yang namanya gratisan, tentunya butuh upaya lebih besar untuk bersaing mendapatkannya.

Bekerja menjadi pilihan ketika kita tidak mampu melanjutkan kuliah, baik karena kurang secara materi atau kemampuan otak mengikuti jalannya perkuliahan. Untuk lulusan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) relatif lebih mudah memperoleh pekerjaan dibanding lulusan SMA, karena mereka telah dibekali kemampuan teknis di lapangan. Namun bukan berarti lulusan SMA tidak dapat memperoleh pekerjaan.

Pekerjaan alumni SMK relatif lebih teknis dan bergulat langsung di lapangan, sementara lulusan SMA lebih kepada pekerjaan administrasi atau kerja kantoran. Sambil bekerja, kuliah juga bisa dilanjutkan kembali melalui program kuliah malam (kelas karyawan) atau kuliah khusus Sabtu dan Minggu. Dengan kuliah sambil bekerja, status kepegawaian akan meningkat setelah wisuda, sehingga dapat meningkatkan pendapatan.

Berbisnis

Mencari pekerjaan bukanlah pekerjaan mudah. Alternatif  lainnya setelah lulus SMA adalah memulai berbisnis kecil-kecilan, dan bisa dijalankan secara online, seperti di kaskus, tokobagus, dan sebagainya. Hal ini relatif lebih mudah dijalani daripada berdagang secara offline, yang memerlukan modal cukup besar terutama untuk tempat berdagang. Bisnis online bisa dimulai dari menjual barang bekas, atau bila menemukan grosiran barang baru, bisa dijual secara eceran di situs internet.

Menikah menurut penulis, merupakan solusi bagi yang sudah kebelet, karena ini bukanlah  pilihan favorit setelah lulus SMA. Diharapkan, sebelum memutuskan menikah setelah lulus SMA, pikirkan matang-matang terlebih dahulu. Menikah setelah lulus SMA berarti harus mengorbankan masa muda dengan teman-teman untuk keluarga. Untuk yang cowok, harus siap menafkahi keluarga. Untuk yang cewek harus siap mengurus anak dan suami.

Saran penulis, yang terbaik setelah tamat SMA adalah melanjutkan pendidikan di bangku kuliah. Ketika masih SMA, hal ini mungkin belum terpikirkan dengan jelas, karena masih terfokus untuk belajar materi-materi pelajaran di sekolah, juga tuntutan harus mencapai nilai yang baik pada Ujian Nasional (UN) beberapa waktu lalu.

Bagi sebagian orang yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, biasanya sejak SMA sudah buat rencana, akan kuliah di mana, di jurusan apa? Memilih untuk kuliah, pastinya tidak mudah. Pertama-tama, sebaiknya sesuaikan jurusan yang dipilih dengan minat dan kemampuan. Tidak perlu ikut-ikutan teman, karena teman dekatnya ingin masuk Kedokteran, jadinya pengen kuliah Kedokteran juga. Padahal selama ini mungkin yang bersangkutan lebih suka mengutak-atik komputer. Jadi, pilihkan jurusan yang sesuai dengan kemampuan dan minat.

Minta Pendapat

Bila belum mengetahui apa yang menjadi minat dan kemampuan, mungkin dapat dibantu dari meminta pendapat guru ataupun dari Tes Bakat Minat yang disediakan oleh Lembaga Psikologi Terapan atau Biro Psikologi.

Hal kedua dalam memilih melanjutkan kuliah ini, pertimbangkan juga Perguruan Tinggi yang akan dimasuki, bagaimana akreditasinya, bagaimana mutu dosen-dosennya, bagaimana lingkungan kampusnya, fasilitasnya, citranya di mata masyarakat. Hal ketiga, bahwa Indonesia mengenal jalur pendidikan diploma dan pendidikan sarjana. Pendidikan Diploma biasanya fokus pada skills, jadi lebih banyak mengasah keterampilan kerja dan biasanya lebih siap pakai ketika terjun ke dunia kerja nantinya.

Pendidikan sarjana fokus pada pengembangan keilmuannya, jadi akan lebih banyak berpikir dan menganalisa konsep. Hal keempat yang menjadi pertimbangan tentunya adalah biaya. Untuk hal ini perlu memperhitungkan sumber daya, apakah dari orangtua, beasiswa, atau membiayai sendiri. Tentunya hal ini perlu dibicarakan dengan donator.

Hal kelima yang dapat dipertimbangkan, apakah akan kuliah di luar kota atau di dalam kota, atau apakah tetap tinggal dengan orangtua atau pergi merantau. Mungkin saja jurusan yang ingin dipilih tidak terdapat di universitas  yang ada di kota kita sehingga harus pergi merantau. Contoh jika yang bersangkutan tinggal di Medan dan ingin kuliah di Teknik Penerbangan, satu-satunya hanya terdapat di ITB Bandung, berarti harus pergi ke Bandung.

Peluang

Setelah menentukan pilihan sesuai bakat, yang harus dilakukan adalah cari tahu, peluang kita bisa lulus di sana besar atau kecil. Intinya, kita harus tahu keadaan universitas dan jurusan yang dituju. Kalau kita berencana melanjutkan ke luar kota ataupun ke luar negeri, sebaiknya cari tahu juga living cost di sana berapa, agar dapat disesuaikan dengan keuangan keluarga.

Langkah berikutnya, memilih tempat bimbel (bimbingan belajar). Kalau sudah menjalankan poin-poin di atas, maka pilihlah tempat bimbel yang pas untuk kita. Sekarang ini banyak bimbel bertaburan di mana-mana. Pilihlah bimbel yang sudah teruji dan terbukti kemampuan meluluskan siswanya ke PTN favorit.

Mengikut try out. Langkah ini lumayan manjur mengetahui kemampuan kita untuk melanjutkan ke jurusan di universitas idaman. Kalau ikutan bimbel, otomatis akan try out. Cara ini bisa membuat kita semakin termotivasi dan menggiatkan diri untuk belajar dan memperbaiki kekurangan yang dimiliki.

Terakhir adalah berdoa. Kita sudah mencari tahu yang perlu, sudah belajar maksimal di tempat bimbel dan juga udah ikut try out, janganlah lupa untuk berdoa. Dijamin, perasaan kita jadi lebih lapang dan lega. Mohon petunjuk biar kita tidak salah pilih jurusan. Semoga. ***

Penulis Pemerhati Masalah Sosial dan Budaya Menetap di Medan.

()

Baca Juga

Rekomendasi