ORANG-orang sering memanggilnya dengan ‘Obo Asmara’. Pria kelahiran Medan, 14 Maret 1992 ini rupanya masih mahasiswa di Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara. Namun, itu tak membuatnya terhalangi saat berniat membuka usaha kuliner yang kemudian berhasil menghasilkan pundi-pundi rupiah yang banyak.
Meski berawal dari coba-coba, memulai bisnis, khususnya kuliner harus bisa berbeda dibanding yang lainnya. Makanya, Muhammad Zikri Asmara bersama dua rekannya membuka usaha roti bakar dengan bentuk lebih besar dari pesaingnya. Rasa yang ditawarkan juga beragam bahkan dalam satu roti bisa berisi dua atau tiga topping.
‘Roti Bakar Geger’, begitu nama usaha yang dirintisnya. Awalnya, nama ini berasal dari banyaknya varian menu dalam roti dengan campuran-campuran topping yang ramai sehingga membuat ‘geger’ konsumen. Usaha rotinya ini yang membuatnya berbeda dibandingkan makanan sejenis di Kota Medan, ukuran roti lebih besar dan varian rasa yang enak sekaligus menarik.
‘Omen’, ‘Fruitella’, ‘Kick Ice’, dan ‘Pillow’ hanya segelintir menu roti yang disediakannya. Dengan segmentasi anak muda, roti ini ternyata juga mampu menarik minat segala jenis golongan, bahkan menengah ke bawahpun menikmatinya.
Sebab, harganya pun terjangkau, mulai dari Rp15.000 sampai Rp25.000.
Obo juga konseptor dibalik kesuksesan penjualan Roti Bakar Geger X Milky Way. Dia mengatur segalanya, mulai dari stand, pemilihan lokasi, dekorasi, penataan yang cantik, unik dan menarik yang menimbulkan rasa nyaman saat menikmati santap sore dan malam. Di Setia Budi, usaha kulinernya dibuka sejak pukul 16.00-22.00 WIB.
Peningkatan kualitas pelayanan, katanya, juga merupakan bagian dari komitmen memberikan rasa terbaik dengan empat hal, yakni kemudahan, kecepatan, kenyamanan, serta keramahan untuk seluruh masyarakat Medan.
Sebenarnya, Obo sempat mengalami penurunan, tepatnya saat membuka gerai pertama di Jalan Darusalam. “Awalnya, buka gerai di Jalan Darusalam, penjualan meningkat stabil, namun masuk bulan ke empat, turun secara signifikan. Tidak ada pengunjungnya sama sekali,” akunya.
Namun, dia dan temannya sepakat pindah lokasi. Mereka juga melakukan semuanya sendiri, seperti memasak atau membersihkan makanan pelanggan. Akhirnya, masa kelam itu lewat dan sekarang usahanya digemari anak muda. Bukan hanya itu, kini dia mampu menyewa pekerja tambahan.
Meski masih muda, Obo mengatakan tak malu untuk berwirausaha. “Tak perlu malu jika harus berjualan. Justru ini dijadikan sebuah pengalaman serta dapat menambah penghasilan.
Dari sini, kita belajar, bahwa, mencapai sebuah kesuksesan tidak dengan cara yang instan. Semua tentu memerlukan proses. Untuk itu, tetaplah berusaha dan tak perlu malu jika ingin berjualan,” tambahnya. (rel/st)