Lhokseumawe, (Analisa). Ratusan masyarakat Gampong (desa) Reuleut, Kecamatan Muara Batu, meminta supaya rektorat Universitas Malikussaleh tidak dipindahkan ke tempat lain. Tuntutan itu disampaikan dalam unjuk rasa yang dilakukan di DPRKAceh Utara, Rabu (10/6).
Saat ini, muncul rencana pemindahan gedung rektorat Unimal ke Bukit Indah, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe.
Pengunjuk rasa yang dikoordinir Keuchik (kepala desa) Reuleut, M Jafar akhirnya diizinkan berunjuk rasa ke dalam pelataran gedung DPRK setempat. Sebelumnya, mereka berunjuk rasa di luar gedung tersebut.
Dalam orasinya, Jafar mengatakan, masyarakat Reuleut menginginkan kejujuran dari pemimpin. Semula dikatakan rektorat Unimal tidak akan dipindahkan ke Lhokseumawe. Kenyataannya, pembangunan kampus baru tidak lagi dilaksanakan di Reuleut, melainkan di Bukit Indah.
Masyarakat mengaku marah karena rektorat dinilai tidak konsisten dengan janjinya untuk tidak melakukan pembangunan dan pemindahan tersebut.
Dikatakannya, kampus utama Unimal di Reulet merupakan modal dasar dalam proses penegerian Unimal. Kampus ini merupakan sumbangan masyarakat Aceh Utara melalui pemotongan dana pembangunan masyarakat desa (PMD) selama tiga tahun pada periode 1980-an, termasuk hibah tanah masyarakat Reuleeut Timu seluas lima hektare.
Diungkapkannya, antara masyarakat dan Rektorat Unimal sudah terjalin kesepakatan. Isinya, pihak rektorat tidak akan memindahkan biro rektor ke Bukit Indah. Dia meminta rektorat Unimal untuk menghentikan rencana pembangunan dan pemindahan tersebut.
Anggota Tuha Peut (pimpinan adat desa) Reuleut, Husaini meminta Komisi C DPRK Aceh Utara untuk membuat pernyatan tertulis agar Rektorat Unimal tidak dipindahkan ke Bukit Indah.
Sementara itu Bupati Aceh Utara, Muhammad Thaib yang didamping Kabag Humas Drs Amir Hamzah menjelaskan kepada pengunjuk rasa, kampus utama Unimal tetap berada di Reuleut.
Di kampus Bukit Indah yang saat ini sedang dibangun beberapa gedung merupakan tanah dan gedung hibah dari Bank Indonesia. Dikatakan, dengan jumlah mahasiswa Unimal yang sekarang mencapai 12 ribu orang, kampus Unimal Reuleut yang terbatas tidak mampu menampungnya.
Menurutnya, perluasan Unimal pada suatu saat nanti bukan hanya di Reuleut, melainkan hingga perbatasan Aceh Utara-Bireuen.
Ketegangan sempat terjadi ketika masyarakat mendengarkan penjelasan bupati. Namun, menjelang Dzuhur, akhirnya masyarakat akhirnya mengakhir unjuk rasa dengan tertib. (mar)