Oleh: Fadil Abidin. Bunyi seperti terompet dari langit telah terdengar di beberapa belahan planet Bumi. Orang-orang pun mulai menduga, itukah “sangkakala”? Kiamat kian mendekat? Filosof maupun ilmuwan terbagi menjadi dua pendapat tentang alam semesta. Pada satu titik alam semesta ini berawal dan pada suatu saat nanti akan berakhir. Sementara pendapat lainnya, alam semesta ini akan selalu ada bersama ruang dan waktu yang tiada terbatas.
Ada banyak teori yang mencoba menjelaskan asal mula kosmos atau alam semesta. Teori yang relatif diterima oleh banyak ilmuwan adalah Big Bang Theory atau Teori Ledakan Besar. Dicetuskan kali pertama oleh Georges Lemaitre, seorang biarawan Katolik Roma Belgia tahun 1927.
Menurut Teori Big Bang, alam semesta lahir sekitar 13,8 miliar tahun lalu. Segala sesuatu yang ada saat ini diperkirakan berasal dari sebuah materi sangat padat, kecil, dan superpanas. Materi ini lalu meledak dan kemudian memunculkan alam semesta berupa miliaran bintang dan galaksi yang menyebar di ruang angkasa.
Secara sederhana kita dapat membayangkan sebuah bunga api atau petasan yang meladak. Ledakan petasan itu menimbulkan percikan api yang menyebar ke segala arah, setiap serpihan tampak saling menjauh dan menyebar dari pusat ledakan. Dan ternyata, alam semesta konon seperti itu. Gugusan bintang dan galaksi, termasuk galaksi Bima Sakti tampak semakin menjauh dari “pusat ledakan” dengan kecepatan 100 km/detik. Dengan asumsi tersebut para ilmuwan berpendapat bahwa “luas” alam semesta ini sekitar 13 miliar tahun cahaya. Untuk diketahui 1 detik cahaya adalah 300.000 km.
Bumi adalah sebuah planet, dunia kecil yang bergerak dalam orbitnya mengitari sebuah bintang kecil setengah tua, yaitu Matahari yang berjarak sekitar 149. 600.000 km. Dengan kecepatan cahaya yang besarnya 300.000 km per detik, cahaya matahari memerlukan waktu sekitar 8,3 menit untuk sampai ke Bumi. Jadi matahari yang kita lihat detik ini di langit adalah cahaya Matahari 8,3 menit lalu.
Bintang gemitang yang kita lihat bertebaran di langit pada malam hari sebenarnya adalah ilusi belaka. Bintang yang paling dekat dengan Bumi adalah Proxima Centauri yang berjarak 4,2 tahun cahaya. Bintang-bintang lainnya berjarak lebih jauh lagi. Sehingga, ketika kita menatap langit pada malam hari, yang kita tatap adalah cahaya bintang dari 4,2 tahun lalu, 10 tahun lalu, ratusan tahun lalu, bahkan ada yang jutaan tahun lalu. Bintang yang sebenarnya sudah tidak berada di posisinya lagi atau mungkin sudah musnah meledak (supernova).
Matahari sendiri adalah bintang kecil yang paling dekat ke planet Bumi. Besarnya radius Matahari sekitar 695.500 km. Saat ini bintang paling besar adalah VY Canis Majoris yang mempunyai besar sekitar 2500 kali dari Matahari. Bayangkan perbandingan antara sebuah bola basket dengan sebutir gula. Besarnya Bumi? Bumi hanyalah debu di alam semesta.
Bumi
Manusia purba hingga abad ke-16 berpandangan bahwa planet Bumi ini datar dan sebagai pusat alam semesta yang dikenal sebagai Geosentrisme. Matahari berputar mengelilingi bumi, dan jika manusia terus berlayar lurus maka ia akan terjatuh “ditepi” dunia. Pandangan keliru ini sempat menjadi doktrin agama Kristen selama seribuan tahun. Penentang Geosentrisme akan dianggap “murtad” sehingga layak dihukum mati.
Zaman berubah, pandangan manusia berubah, muncul pandangan Heliosentris. Teori Heliosentris berpendapat bahwa Matahari sebagai pusat alam semesta dan Bumilah yang mengelilingi Matahari. Teori ini dikemukakan oleh Nicolaus Copenicus dan didukung oleh Galileo Galilei. Teori ini sempat mengguncang doktrin agama Kristen abad ke-16, Galileo pun diadili dan dihukum.
Ketika manusia berhasil menciptakan roket dan pesawat luar angkasa sehingga bisa mendarat di Bulan bahkan planet-planet lainnya, dapatlah dilihat secara nyata bahwa Bumi memang bundar seperti bola. Bumi atau Matahari atau bintang apapun tidak bisa ditentukan sebagai pusat alam semesta yang maha luas. Tapi yang pasti Matahari sebagai pusat tata surya, sebagai pusat beredarnya planet Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Berdasarkan pendapat umum para ahli, usia Bumi sekitar 4,54 miliar tahun. Usia ini ditentukan melalui penanggalan radiometrik meteorit yang disesuaikan dengan usia bebatuan tertua yang pernah ditemukan di Bumi dan sampel dari batuan di Bulan. Sedangkan Matahari berusia sekitar 4,57 miliar tahun, 30 juta tahun lebih tua.
Tidak pernah disadari kita sebenarnya mengendarai kendaraan raksasa bernama Bumi. Bumi berputar pada porosnya dengan kecepatan 1.770 km/jam dan menyelesaikan 1 putaran sekitar 23 jam, 56 menit dan 4,091 detik, itulah yang disebut dengan satu hari. Sungguh kecepatan yang luar biasa, pesawat paling canggih sekalipun tidak ada yang memiliki kecepatan segitu.
Selain berputar pada sumbunya (rotasi), Bumi juga terbang mengelilingi Matahari (evolusi) dengan kecepatan 108.000 km/jam. Bumi membutuhkan waktu 365¼ hari untuk sekali berevolusi, itulah yang disebut satu tahun. Sepanjang Bumi berevolusi, rotasi bumi tidak selalu tegak lurus terhadap bidang ekliptika melainkan berosilasi dengan kemiringan yang membentuk sudut hingga 23,50 derajat terhadap matahari. Hal inilah yang menyebabkan pergantian musim di Bumi.
Manusia
Bentuk kehidupan pertama muncul antara 2,8 dan 2,5 miliar tahun yang lalu. Kehidupan fotosintesis muncul sekitar 2 miliar tahun yang lalu, dan memperkaya oksigen di atmosfer bumi. Sebagian besar makhluk hidup masih berukuran kecil dan mikroskopis, sampai akhirnya makhluk hidup multiseluler kompleks mulai ada sekitar 580 juta tahun yang lalu. Pada periode Kambrium sekitar 500 juta tahun lalu, Bumi mengalami diversifikasi filum besar-besaran yang sangat cepat.
Era Mesozoikum “kehidupan pertengahan” berlangsung dari 251 juta tahun lalu hingga 66 juta tahun lalu. Era ini terbagi menjadi periode Triasic, Jurassic, dan Zaman Kapur. Era ini ditandainya dengan berkuasanya hewan-hewan raksasa dinosaurus.
Sekitar 66 juta tahun lalu, sebuah asteroid berukuran 10 km menumbuk Bumi, tepatnya di pesisir Semenanjung Yucatan, Teluk Meksiko. Tumbukan tersebut menyebabkan materi dan uap air terhempas ke udara sehingga menutupi cahaya matahari, menghambat fotosintesis. Sebagian besar hewan raksasa, termasuk dinosaurus akhirnya binasa.
Era Kenozoikum dimulai pada 66 juta tahun yang lalu. Mamalia dan burung mulai muncul setelah kepunahan dinosaurus dan banyak bentuk kehidupan lainnya, dan era ini merupakan era ketika mahluk hidup melakukan diversifikasi ke dalam bentuk kehidupan modern
Primata atau sejenis kera kecil sebagai makhluk biologis yang paling mirip dengan manusia muncul sekitar 6 juta tahun lalu. Sedangkan genus Homo (primata sejenis manusia) karena mempunyai volume otak yang besar muncul sekitar 2 juta tahun lalu. Homo erectus sudah punya kemampuan menciptakan api sekitar 790.000 tahun lalu.
Manusia modern (Homo sapiens) dipercaya mulai ada sejak 200.000 tahun lalu berdasarkan fosil tertua yang ditemukan di Afrika. Manusia pertama yang menunjukkan tanda-tanda spritualitas dan berbudaya adalah manusia Neanderthal. Mereka mengubur rekannya yang meninggal, meninggalkan jejak makanan, peralatan, dan lukisan di gua-gua tempat tinggal mereka untuk menceritakan kehidupan.
Homo sapiens yang lebih maju adalah manusia Cro-Magnun sekitar 32.000 tahun yang lalu, diduga sudah mengenal religiusitas atau bahkan sihir. Manusia Cro-Magnon juga menciptakan artefak patung batu. Manusia yang dianggap paling modern mewakili manusia sekarang muncul sekitar 11.000 tahun lalu (manusia Adam?).
Prasejarah dimulai dari Paleolitikum (zaman batu tua), Neolitikum (zaman batu muda) dan Revolusi Pertanian (antara 8.000-5.000 SM). Revolusi tersebut merupakan titik perubahan besar dalam sejarah umat manusia karena sejak masa itu mereka telah mampu membudidayakan tumbuhan dan hewan. Seiring dengan perkembangan pertanian, gaya hidup nomaden berubah menjadi gaya hidup menetap sebagai petani.
Kemajuan pertanian mengakibatkan pembagian strata pekerja dalam usaha panen. Strata pekerja menyebabkan munculnya strata masyarakat dan perkembangan kota-kota. Banyak kota kuno berkembang di tepi-tepi kumpulan air danau atau sungai yang dapat menyokong kehidupan. Pada masa 3.000 tahun SM, telah muncul peradaban di lembah Mesopotamia (dataran di antara sungai Tigris dan Efrat), di tepi Sungai Nil, Mesir, di lembah Sungai Indus, dan lembah Sungai Kuning. Di tempat-tempat perkembangan peradaban kuno, pertumbuhan masyarakat yang semakin kompleks menyebabkan penciptaan aksara untuk mempermudah usaha administrasi dan niaga.
Sangkakala
Sejarah Dunia umumnya terbagi menjadi Abad Kuno, Abad Pertengahan dari abad ke-5 hingga abad ke-15, meliputi Zaman Kejayaan Islam (sekitar 750 M hingga 1258 M) dan Zaman Renaisans Eropa Awal (bermula sekitar 1300 M). Abad Modern Awal dari abad ke-15 sampai akhir abad ke-18, mencakup Abad Pencerahan, dan Abad Modern Akhir, dari masa Revolusi Industri hingga sekarang, termasuk sejarah kontemporer.
Dunia kemudian memasuki zaman modern dengan ditemukannya banyak benda-benda yang menunjang kemajuan manusia. Penemuan listrik, mesin-mesin, gelombang radio dan televisi, mesin industri, mesin kendaraan, persenjataan, teknologi nuklir, teknologi kedokteran, kloning, rekayasa genetika, komputer, dan lain-lain hingga teknologi luar angkasa.
Sekarang dunia memasuki era globalisasi. Istilah globalisasi mulai muncul sekitar tahun 1980-an. Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Kemajuan teknologi infrastruktur, transportasi dan telekomunikasi termasuk kemunculan internet merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya.
Internet dengan segala macam produknya menyebabkan perubahan pandangan, gaya relasi dan komunikasi penduduk dunia. Sekarang semua isu lokal nyaris menjadi isu global. Isu-isu hari kiamat tampaknya selalu berhasil menjadi isu global. Manusia adalah makhluk hidup yang sadar bahwa suatu saat dirinya harus mati. Ketakutan akan kematian inilah yang kemudian banyak menciptakan pandangan, ritual, tradisi, dan dogma agama.
Tahun 2010 kita masih ingat dengan isu “Kiamat 2012” yang didasarkan kalender kuno Suku Maya. Isu Kiamat 2012 begitu sangat enigmatik. Tahun 2015 ini pun tak lepas dari isu kiamat dengan adanya bunyi “sangkakala” dari langit yang terdengar di berbagai belahan dunia mulai dari benua Amerika Bagian Utara, sebagaian Eropa, hingga Australia.
Berbagai teori pun muncul. Tidak sedikit umat Kristiani yang menghubungkan peristiwa ini dengan tujuh sangkakala yang ditiupkan para malaikat dalam kitab Wahyu 8:1-13, sebagai tanda datangnya kiamat. Umat Islam pun merujuk pada Surah An-Naba:18.
Kepala Lapan (Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional), Prof Thomas Djamaluddin menyatakan bahwa suara ‘terompet sangkakala’ itu berasal dari bumi, bukan dari luar angkasa. Ia mengungkap, “Suara butuh perambat, sementara di luar Bumi itu tidak ada atmosfer. Tidak mungkin suara misterius itu datangnya dari luar angkasa, karena tidak ada perambatnya.”
Sebenarnya, selama hampir sepuluh tahun lalu, mulai banyak orang yang mengunggah video suara yang menakutkan itu ke dunia maya. Di situs Youtube sendiri sudah ada sekitar 150 video berkenaan dengan suara “sangkakala” tersebut. Sebagian besar suara mirip sekali dengan suara terompet yang sangat keras. Jika didengarkan perlahan-lahan suara itu kian menyeramkan. Terlebih suara datang dari langit yang cerah. Tidak ada tanda-tanda suara itu berasal dari suara gemuruh petir.
Selain suara berupa terompet yang membuat pekak telinga. Suara yang muncul dari langit ada yang berupa seperti gumaman (humming), suara rintihan yang sangat tebal seperti penyanyi rock, suara dengungan mesin pesawat terbang, dan suara gemuruh yang keras. Suara ini datang begitu saja tanpa ada penyebab sehingga fenomena suara ini terkesan aneh dan menyeramkan. Cerita kemudian sengaja didramatisir, akan datangnya hari kiamat atau tanda-tanda bencana besar.
Jika kita membaca paparan di atas, maka sesungguhnya manusia adalah “makhluk kemarin sore” yang baru muncul di panggung kehidupan alam semesta ini. Dinosaurus menguasai planet Bumi selama 200 juta tahun dan kemudian dikiamatkan dengan tumbukan meteor yang menerjang Bumi. Sementara manusia modern (dimulai dari manusia Adam) baru muncul sekitar 11.000 tahun lalu. Apakah manusia akan cepat “dikiamatkan” karena telah banyak berbuat kerusakan di muka bumi? Apakah “sangkakala” itu tak lain adalah senjata nuklir yang diciptakan oleh manusia itu sendiri untuk mengkiamatkan Bumi? Wallahu alam.
Dalam Islam, hari kiamat adalah perkara gaib yang hanya diketahui oleh Allah saja kapan datangnya. Allah tidak mengabarkannya kepada para Nabi atau Rasul, bahkan Allah tidak memberitahukannya kepada para Malaikat sekalipun, termasuk kepada Malaikat peniup Sangkakala, Israfil, sebelum hari H-nya. Allah berfirman,”Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.’” (Al-A’raaf: 187). ***
Penulis adalah pemerhati masalah sosial-kemasyarakatan