detikNews - Jakarta, Helikopter milik Malaysia memasuki wilayah Indonesia tanpa izin yakni di pos pengamanan perbatasan (pamtas) di Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan utara. Menurut Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya, ada seorang menteri Malaysia di dalam helikopter jenis AgustaWestland tersebut.
"Ada menteri Malaysia di dalamnya. Saya kurang jelas juga siapa menterinya," ujar Fuad saat dikonfirmasi mengenai kejadian tersebut, Senin (29/6/2016).
Peristiwa mendaratnya helikopter Malaysia di helipad Pos Pamtas yang dijaga prajurit Yonif 521/Dadaha Yudha (DY) itu terjadi pada Minggu (28/6) pagi. Warga setempat kabarnya sempat melihat helikopter berwarna silver itu berputar-putar sebelum mendarat, namun sayang heli langsung kabur tanpa memberikan keterangan terlebih dahulu kepada petugas yang berusaha mendekatinya.
"Bukan mau ke tempat kita. Kayaknya salah koordinat, karena di situ antara Indonesia dengan Malaysia kan jaraknya dekat. Salah sepertinya, itu menteri mau berkunjung ke wilayah perbatasan mereka," kata Fuad.
Menurut Fuad, pihaknya tidak melihat adanya indikasi buruk dari Malaysia terkait peristiwa itu. Namun hal tersebut bukan berarti pemerintah akan tinggal diam.
"Nggak ada indikasi lain-lain, harapan kami seperti itu. Lagi mau didekati anak-anak (prajurit di Pos Pamtas), beliau (heli yang membawa menteri Malaysia) malah pergi," tutur Fuad.
"Kami sudah melaporkan ke Menkopolhukam, nanti akan disampaikan ke menlu. Yang menyampaikan protes bukan TNI. Tapi kami pastikan itu pesawat sipil. Radar kita nggak bisa detect karena helinya terbang rendah," sambung jenderal bintang 2 itu.
Mengenai kurangnya kekuatan udara di wilayah Kaltara, Fuad mengakuinya. TNI pun berharap agar minimum essential force (MEF) bisa segera terealisasi agar TNI dapat mengamankan kedaulatan NKRI tanpa ada kendala.
"Kalau bisa tiap daerah ada pesawat tempurnya, tapi kan yang kita punya terbatas. Maka itu kita juga meminta agar TNI AU diperkuat agar semua bisa tercover. Kami sudah ajukan tapi kan memang tidak bisa sekaligus itu di MEF. Harus bertahap," ucap Fuad.
Meski heli yang dengan nomor seri 9M-YMH tersebut bukan milik militer Malaysia dan tampaknya mendarat karena masalah teknis, menurut Fuad bukan berarti hal tersebut dapat dibenarkan. "Namanya memasuki wilayah negara lain tanpa izin itu salah. Makanya kita sekarang lagi koordinasi soal itu," tutupnya. (elz)
TNI: Ada Menteri Malaysia di dalam Heli yang Mendarat Ilegal di Sebatik
()