INSIDEN Sungai Yangtze kemungkinan salah satu bencana transportasi terparah terkait tornado dalam sejarah modern Tiongkok.
Dongfangzhixing atau Eastern Star (Bintang Timur) yang mengangkut lebih 450 orang penumpang terbalik akibat terjangan badai di propinsi Hubei, Senin (1/6) malam lalu.
Tornado langka terjadi di sekitar lokasi kecelakaan selama berlangsung badai itu, demikian menurut Pusat Informasi Meteorologi Nasional.
Analisis data radar menunjukkan kecepatan angin melampui 117 km per jam pada waktu itu -- cukup kuat untuk menimbulkan gelombang setinggi 14 meter.
Kehilangan Keseimbangan
Sejauh ini tidak jelas diketahui apakah tornado tadi sebagai penyebab kecelakaan itu. Dan jika benar, apakah tornado langsung menghantam kapal naas tersebut atau menyebabkan kapal itu berubah arah secara mendadak.
Data GPS menunjukkan, kapal itu mungkin berubah arah secara mendadak sebelum akhirnya terbalik.
Kapal tiga geladak itu rentan kehilangan keseimbangan dalam manuver mendadak.
Menurtu satu teori, kapal itu mungkin berusaha menjauh untuk menghindari tornado, tapi kehilangan keseimbangannya saat melakukan manuver.
Persoalan yang lazim pada kapal-kapal pesiar modern adalah kurangnya rasio antara bagian kapal di bawah dan atas air.
Para pakar menuding desain seperti itu sebagai penyebab kecelakaan kapal pesiar Italia Costa Concordia tahun 2012.
Merurut laporan, Eastern Star sudah berulang kali dirombak oleh orang-orang selain perusahaan pembuat kapal itu.
Persoalannya adalah apakah terjangan langsung tornado bisa menggulingkan kapal yang panjangnya lebih 70 meter. Para pakar mengatakan bahwa sementara sangat langka, ini bisa saja memungkinkan.
Insiden terbaliknya kapal berpenumpang 458 di sungai terpanjang dan paling tersohor di dunia, Yangtze sontak mengagetkan masyarakat internasional karena bencana tersebut menjadi yang terparah di Asia Timur setelah tenggelamnya kapal feri di Korea Selatan pada 2014.
Sungai Yangtze memiliki tebing curam. Puncak dan air terjunnya sering ditampilkan dalam lukisan-lukisan Tiongkok. Namun, yang terpenting sungai ini memiliki peran sebagai arteri transportasi utama Tiongkok.
Sungai Terpanjang
Yangtze dalam bahasa Mandarin memiliki arti 'Sungai Panjang'. Sungai terpanjang di Tiongkok ini memiliki panjang hingga 6.300 kilometer dan menjadi sungai terpanjang ketiga di dunia setelah Nil dan Amazon.
Sungai ini mengalir dari barat ke timur dari gletser di dataran tinggi Qinghai, Tibet ke Shanghai dan bermuara ke Laut Tiongkok Timur. Terkadang banjir saat pergantian musim hujan dan panas. Namun sayang, sungai ini juga sangat tercemar dari hasil industri dan pertanian.
Selama berabad-abad, Yangtze menjadi rute pengangkutan barang di Tiongkok. Namun, sungai ini juga cukup berbahaya bagi navigasi kapal karena batu dan tingkat fluktuasi air.
Saat ini, sungai tersebut masih sibuk memberikan kontribusi untuk mencapai perekonomian kota dan desa termasuk lima kota terbesar Tiongkok.
Lokasi Wisata
Yangtze merupakan objek wisata terkenal di Tiongkok dan kapal wisata menawarkan perjalanan empat atau lima hari ke dan dari Chongqing. Kapal pesiar pun menawarkan pemandangan spektakuler dengan berhenti sejenak di situs sejarah dan budaya yang terkenal di dunia, seperti Three Gorges Dam dan Fengdu Ghost Town.
Wisatawan juga dapat berjalan di sebuan kota kuno yang disebut Jingzhou. Kota kuno ini juga telah dijelaskan dalam sastra klasik Tiongkok"Romance of the Three Kingdoms".
Di barat hulu Sungai Yangtze terdapat ngarai indah Tiger Leaping Gorge sekitar 385 kilometer dari perbatasan Tibet.
Ngarai ini menempati peringkat ngarai terdalam di dunia. Ngarai ini diberi nama Tiger Leaping Gorge karena dahulu terdapat seekor harimau yang melarikan diri dari manusia dengan melompat ke perairan di bagian sempitnya atau ngarai.
Bendungan Tiga Ngarai
Bendungan ini paling terkenal dan menjadi daya tarik di luar negeri. Ini merupakan proyek terbesar dalam dunia tenaga air. Three Gorges Dam atau Bendungan Tiga Ngarai dibangun untuk mengendalikan banjir di sepanjang bentangan sungai di Provinsi Hubei.
Bendungan mulai beroperasi pada 2003 setelah sembilan tahun pembangunan. Bendungan ini juga sempat menjadi kontroversi karena kekhawatiran geologi, ekologi dan ratusan ribu orang yang harus direlokasi untuk proyek akbar tersebut.
Namun pemerintah setempat yakin itu adalah cara terbaik mengakhiri banjir di sepanjang sungai. Banjir terburuk dalam sejarah Tiongkok terjadi pada 1998 dengan 4.150 orang korban jiwa yang sebagian besar di sepanjang sungai Yangtze. Kapal pesiar Bintang Timur yang terbalik Senin lalu dikabarkan belum sampai ke bendungan ini. (smcp/xinhua/cna/es)