Memberi Maaf Adalah Kunci Kesuksesan

Banda Aceh, (Analisa). Ustaz Dr Fauzi Saleh Lc MA mengungkapkan, memberikan maaf adalah kunci kesuksesan. Orang hebat itu adalah orang yang mau memaafkan orang lain yang telah berbuat jahat kepadanya sebelum orang tersebut meminta maaf terlebih dahulu.

“Jika kita mampu melakukan hal tersebut, maka Allah akan memberikan sesuatu yang lebih baik kepada kita,” ungkap Ustaz Fauzi Saleh dalam tausiahnya pada Safari Ramadan Pemko Banda Aceh di Masjid Baitussalihin, Ulee Kareng, Senin (6/6) malam.

Menurutnya, maaf yang pertama adalah untuk diri sendiri. Memaafkan diri sendiri itu penting. Terkadang kesalahan yang pernah diperbuat menghalangi untuk maju. Kedua, memaafkan keluarga, misalnya kepada istri yang menyuguhkan masakan yang kurang enak. 

Dikatakan, jika suami berbohong dengan memberikan ucapan yang baik atas masakan istrinya itu dibolehkan. Hal tersebut termasuk ke dalam tiga jenis kebohongan yang dibolehkan dalam Islam. Dua lainnya adalah berbohong kepada seseorang yang hendak membunuh orang lain dan kepada orang yang ingin didamaikan. 

Maaf yang ketiga, adalah untuk bawahan. Luar biasa jika bisa memberi maaf pada saat seseorang mempunyai kuasa untuk mengambil tindakan tegas kepada bawahan. Sebagai contoh, Umar bin Khatab yang pernah memaafkan seorang bawahan yang memakinya.

Sifat pemaaf dan tidak dengki juga menjadi kunci kesuksesan Nabi Muhamaad SAW dalam berdakwah. Rasulullah patah gerahamnya, bercucuran darahnya karena dianiaya oleh orang-orang yang menentang agama Allah. Namun ketika malaikat hendak melemparkan gunung ke arah mereka dicegah oleh Rasulullah.

Ia menambahkan, andai kata Rasulullah keras dan kasar, mereka tentu akan lari dari ajakan ke jalan Allah dan Islam tidak akan dianut oleh lebih dari 2 miliar penduduk dunia hari ini. Salah satu kehebatan Rasul, beliau mampu berbuat di saat orang lain tak mampu berbuat. “Andai 1/8 saja kita miliki akhlak Rasulullah, kita akan menjdi orang yang paling hebat,” ujar Fauzi.

Memaafkan Orang

Kisah lainnya, pada suatu ketika ada seorang pria datang pada Rasulullah SAW untuk minta didoakan. Kemudian Rasul memintanya untuk menemui seseorang lainnya. Setelah menemui orang tersebut, pria itu terkejut karena orangnya tak sesaleh yang ia bayangkan. Ibadahnya biasa-biasa saja, malam tidur mendengkur dan tidak pernah terlihat menunaikan salat Tahajud. “Ternyata ada satu amalan yang selalu ia lakukan setiap malam sebelum tidur, yakni ia memaafkan dosa semua orang yang telah berbuat batil kepadanya” .

Dalam Alquran, ujar Ustaz Fauzi, Allah mengisahkan Nabi Yusuf AS yang memaafkan orang-orang yang pernah menganiaya dirinya, padahal saat itu ia telah menjadi raja. “Jika Allah berikan nikmat kepada kita, di antara orang yang senang pasti ada yang membenci, dan hal itu manusiawi. Seperti Nabi Yusuf, kita harus sabar menghadapinya,” tegasnya.Ustaz Fauzi mengajak jemaah di pengujung Ramadan ini untuk membuka hati dengan memaafkan orang lain. Amalan Ramadan tidak akan ‘naik ke langit’, jika masih membenci sesama Muslim dan memutuskan tali silaturahmi. 

“Ingatlah, orang yang berbuat jahat kepada kita akan selalu kita ingat karena setan selalu mengingatkannya, sementara orang yang berbuat baik kepada kita akan begitu mudah kita lupakan,” pungkasnya. (irn)

()

Baca Juga

Rekomendasi