“Jaga Hati dan Pikiran”

Oleh: Bhikkhu Khemanando Thera

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa

Berbicara tentang hidup kita seolah tidak ada habisnya….ada dan selalu ada.

Bercerita mengenai kehidupan kita berarti bicara mengenai hati dan pikiran kita.

Berbicara tentang hati dan pikiran kita berarti bicara tentang kebahagiaan kita.

Buddha bersabda pikiran adalah pelopor, pemimpin dan pembentuk. Berbicara tentang kehidupan kita sehari-hari memang seperti tidak habis-habis, dan kita sudah melakukan banyak hal mengenai hidup kita, dan semua itu didasari oleh apa yang kita pikirkan. Kelahiran kita saat ini dibentuk oleh akumulasi pikiran kita dimasa lalu, dan bentuk itu bisa kita lihat dan rasakan saat ini. Dan apa yang kita akumulasi saat ini akan membentuk kehidupan berikutnya. Hell and Heaven, menderita atau bahagia terbentuk dari hati dan pikiran kita. Buddha bersabda Sacitta pariyodapanam; sucikan hati dan pikiran. Well, hati dan pikiran adalah mesin dalam kehidupan kita. Jika kita tidak menjaga dan merawatnya dengan baik maka hidup kita akan hancur. Seperti Buddha mengatakan “Thathonam dukkhamanvethi chakanvavahatopadam”; apabila kita berbicara dan berbuat dengan pikiran yang buruk maka penderitaan akan mengikuti, bagaikan roda pedati yang selalu mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya. Seharusnya sebagai umat Buddha kita harus terinspirasi dari kata-kata tersebut dan tidak melakukan segala bentuk perbuatan secara sembarangan. Pikiran kita adalah pencetus Neraka, Surga, Brahma ataupun Nibbana. It’s only in your mind, your happiness depend on your mind. Apabila saat ini pikiran kita berasosiasi dengan banyaknya keburukan-keburukan, kita membentuk batin kita kearah yang buruk, itulah penyebab dari penderitaan. So, just control your mind and everything is going to be okay.

Ada seorang filsof terkenal, Henry Ford mengatakan: “If you think you can do a thing or think you can’t do a thing, you’re right.” Segala sesuatu harusnya dilakukan dengan penuh kejujuran tanpa sebuah paksaan, sehingga membawa beban batin dan kecenderungan banyak menimbulkan mind syndrome yaitu depresi, stress, galau dan bisa berakhir dengan hancurnya kehidupan. Kejujuran adalah kebahagiaan. Kita jujur disitulah kebahagiaan muncul. Ketika kita memahami hidup kita saat ini, kita pasti akan menjaga dan merawat hati dan pikiran kita serta mengembangkan kebajikan-kebajikan tanpa batas. Di dalam dhammapada Appamada Vagga, Buddha bersabda; waspada diantara yang lengah, berjaga di antara yang tertidur,orang bijaksana akan maju terus, bagaikan seekor kuda yang tangkas berlari meninggalkan kuda yang lemah dibelakangnya; “Appamato pamattesu, suttesu bahujagaro, abalassa mava sighasso, hitva yati sumedhaso.”

Kebahagiaan kita tergantung dari segala perbuatan baik kita (kusalakamma). Untuk menjaga pikiran kita terbebas dari segala keburukan, hal-hal penting yang harus kita lakukan adalah dengan mengembangkan beberapa hal yaitu ; Abyapada Vitakka; pikiran yang menjurus kearah penghancuran kebencian. Pikiran mulia ini merupakan pikiran cinta kasih tanpa pamrih kepada semua makhluk dan mengharapkan kebahagiaan dan kedamaian mereka. Avihimsa Vitakka; pikiran yang menjurus kearah penghancuran kekejaman. Pikiran yang kejam adalah pikiran yang tanpa kasih sayang kepada semua makhluk; bahkan ingin menghancurkan kehidupan makhluk dengan dalil yang dikehendaki. Bentuk pikiran ini adalah pikiran yang disertai kasih sayang tanpa batas, belas kasihan tanpa batas, dan kemauan untuk membantu orang lain atau makhluk lain terbebas dari penderitaan. Nekkhamma Vitakka; pikiran yang menjurus kearah peninggalan. Pikiran mulia ini menunjukkan pikiran-pikiran yang menahan diri dari hal-hal yang buruk atau jahat. Istilah nekkhamma ini adalah meninggalkan. Jadi, pikiran mulia ini merujuk kepada peninggalan hal-hal buruk melalui pikiran. Dan menjauhkan pikiran dari keburukan-keburukan yang pada dasarnya akan membuat pikiran sendiri terkotori. Tiga hal inilah yang harus dilakukan untuk menjaga hati dan pikiran kita, untuk membentuk cinta kasih dan kasih sayang kepada semua makhluk tanpa batas, bukan atas nama komunitas, kelompok, agama, suku, ras, dan lain sebagainya. Pikiran yang masih dibatasi oleh hal-hal diatas, pikiran tersebut masih bisa dikatakan sempit dalam kebajikan.

Mengapa kita masih saja tidak bisa hidup benar dan bahagia? Banyak yang sudah berbuat baik sekalipun tidak bahagia, karena kita sering lalai menjaga hati dan pikiran kita dan tidak berani mereformasi pikiran sehingga pikiran lama masih mendominasi kehidupan kita. Dan masih banyak diantara kita, ketika berbuat baik bukan merenungkan bahwa perbuatan ini sesuai kata-kata Buddha dan kita menjalankan apa yang beliau anjurkan. Kenapa berbuat baik tidak bahagia? Karena ke-egoan, merasa diatas, merasa yang lain tidak mampu, sombong, angkuh, dan selama syndrome itu masih ada, kebahagiaan kita selalu minus. Banyak orang berbuat baik yang masih salah niat. Berbuat baik supaya dikenal orang, fangshen supaya naik gaji, itulah ego. Ajahn Brahm bilang; Let go ego! Berbuat baik itu adalah ibadah; menjalankan apa yang telah dibabarkan oleh Guru Agung Buddha Gotama, bukan mencari sensasi dan popularitas. Berbuat baik…titik. Change our mind, we will be happy. Pikiran yang benar akan membawa kita memikirkan hal-hal yang benar; bertemu dengan siapapun tidak muncul pikiran buruk, melihat apapun pikiran selalu terjaga dengan baik. Sesungguhnya tugas mulia kita sehari-hari adalah menjaga dengan segala kewaspadaan dan selalu bertanggung jawab atas pikiran kita. Sering kali kepahitan, kebencian, iri hati, kesombongan, dengki, masih bersekutu dengan hati dan pikiran kita, dan menyebabkan hati dan pikiran kita tidak bersih dan menjadi kotor. Hati dan pikiran yang benar selalu mendorong kita memikirkan hal-hal yang benar dan kita tetap do our best agar pikiran tidak terbebani. We need to stay young as long as we can. Dengan hati dan pikiran kita menjadi suci dan sebaliknya dengan hati dan pikiran ini pula kita menjadi hina. Oleh karena itu prioritaskanlah untuk memperhatikan hati dan pikiran kita! Seorang Descartes mengatakan: “I think, therefore I am.” So, manage your mind for your happiness! Jangan kita nodai hati dan pikiran kita. Jagalah hati, jagalah pikiran.

Sabbe satta bhavantu sukhitatta. Semoga semua makhluk turut berbahagia.

()

Baca Juga

Rekomendasi