Tanita Liasna

PERTEMUAN PAGI

PERTEMUAN PAGI

pada pertemuan pagi kutemukan kau dengan remah-remah cerita di atas piring kaleng kecil. di sampingnya ada stoples kacang tojin dengan kopi pahit telah kau penggal separuh jalan. aku datang sayang. membawa semangkuk kisah kutuai dari pohon waktu beberapa saat kemarin. ada sekeranjang bunga mawar dengan embun masih erat di helai dan daunnya.

kau tersenyum memandang hadirku. berdiri dari kursi kayu buatan moyangmu dulu. dengan simpul senyum keparat kujamu kau dengan ciuman yang sesiapa takkan tahu betapa luka mengkal di sana.

ini kepura-puraan, sayang. menabur perih di tangan serta dada. silih waktu kita tetap kembali bertemu. remah cerita, kisahan, serta makanan ringan lambat laun akan mati jua.

Rumah Cerita, 200315

 

Waktu Urung Berpuisi

apa hendak kuungkap pada waktu urung berpuisi tentang keabadian

rindu kutanam, seketika layu remuk di makan takdir

adakah merasa hati berkecamuk ngeri

atas segala sesal dari diam tak tersingkap

rindu dihunus dalam amarah

bergulir berlalu lupa akan Tuhan selalu punya cara memberi ajar melabuh ingatan

segala kini tak bertaut, menepi kata takkan sampai meski airduka kian bersimbah

Rumah Cerita, 24015

 

Kata Kian Sumbat

dapatkah tangis terbaca oleh sunyi atau kelam

sepenggal kata kunoktah kusimpan dalam dada

kau tahu seberapa pilu luka saat kau alun sapa di sebentuk rupa lain

kian waktu kian lupa

janji mendebu

aku sendiri memintal doa

berharap setia adalah kalam pada seumbar asa

asa tinggal asa

tiada rupa dalam dekap

hanya hampa tertelan hebat

kata kian sumbat

Rumah Cerita, 180315

 

Rayona Tampubolon

S K E T S A

ketika semburat senja menghias langit;

tiada lagi dendam-amarah

keheningan merangkul seluruh tubuh

ketika semburat senja hampir usai;

kutemukan setangkai mawar dan sebingkai wajah

gadis kau rangkul

langkahku gontai

sempat ingin kukutuk senja

tapi dia buru-buru beranjak

menuju malam kelam

April 2015

 

NOSTALGIA

jangan lagi kau tanyai aku rindu

sebab aku bukan lagi pecandu

keheningan dan menghabiskan waktu

dengan buku-buku serta puisi

untuk meretasnya

atau doa yang kulafalkan berharap

kau dengar dari balik jendela

jangan lagi kau tanyai aku waktu

untuk bertemu, sebab telah lama 

aku menggenggamnya untuk bersamamu

nyatanya kau biarkan ia berlalu.

lama aku bersetia, tapi sia kuterima

Katakan, bersediakah kau meninggalkanku?

April 2015

()

Baca Juga

Rekomendasi