Analisadaily (Medan) - Bicara tentang arsitektur, mungkin agak sulit untuk mengajak arsiteknya karena kesibukan dan banyaknya proyek yang mereka kerjakan. Tapi kali ini, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Sumut bekerjasama dengan Living Pedia menghadirkan arsitek Andra Matin dan Krispitoyo D untuk berbagi pengalaman dan sedikit mengulas tentang karya-karya mereka dalam acara Architecture Talk di Gedung Living Pedia Jalan Zainul Arifin Medan, Selasa (11/8).
Acara yang dihadiri kalangan mahasiswa arsitektur, dosen dan undangan lainnya dibuka secara resmi oleh Pimpinan Living Pedia Billy Hardjono. Pada kesempatan itu, Billy sekaligus memperkenalkan Living Pedia yang memiliki koleksi lifestyle furniture yang ternama, seperti Natuzzi Edition dan Living Pedia mengusung visi "The Culture of Living", memberikan gaya hidup dan kultur yang berkualitas bagi klien - klien dan partner Living Pedia.
"Konsep yang kita usung adalah ingin membangun sebuah budaya untuk menikmati gaya hidup yang berkualitas melalui keindahan dan kenyamanan sebuah rumah sebagai tempat tinggal kita," papar Billy yang didampingi Dolly Hardjono dan ibu mereka Mita Hardjono.
Diawali dengan paparan dari Krispitoyo, seorang arsitek asal Medan dan sudah menghasilkan banyak karya. Dalam paparannya, Krispitoyo menceritakan bagaimana ia memulai karir dan bisa menjadi salah satu pemenang Sayembara Desain Arsitektur Stasiun Riset Orang-utan Kalimantan, di Kalimantan Barat (Kalbar) beberapa waktu lalu.
Krispitoyo juga menampilkan beberapa slide tentang karya-karyanya yang mengedepankan kenyamanan dan kesederhanaan dalam karyanya.
Selanjutnya, ada Andra Matin seorang arsitek terkemuka yang karya-karyanya sudah menerima banyak penghargaan dan tersebar di berbagai wilayah di Nusantara. Ciri desainnya khas, membawa semangat kontemporer. Baik itu hunian, galeri, kantor, toko, hotel, sampai public space lainnya.
““Sebenarnya, dari beberapa karya yang saya hasilkan, saya ingin menyampaikan pada teman-teman arsitek, dan siapa saja bahwa banyak hal yang bisa jadi inspirasi untuk membangun sebuah konstruksi (bangunan) kembali ke fungsi awal sebuah rumah, kenyamanan bagi penghuninya. Tiap rumah bisa memiliki karakteristik sendiri,” jelasnya.

Pembicara dan Manajemen Living Pedia disela acara Architectur Talk
Dari pengalaman ke beberapa negara, kata Andra Matin, Indonesia memiliki banyak ciri khas terutama dalam bentuk atap bangunannya. Sumut punya ciri khas, Sumbar juga dan daerah lainnya. Ciri khas budaya lokal ini sesungguhnya sangat menarik untuk ditampilkan dalam sebuah karya arsitektur.
“Ketika kita melihat sebuah bangunan, pasti yan pertama kita cari adalah ciri khas bangunannya dari dari daerah mana. Hanya saja sekarang ini banyak bangunan yang mengadopsi bangunan-bangunan di luar negeri,” tegasnya.