Biaya Angkut Mobil ke Kabupaten Puncak Papua Sama dengan Harga Belinya

detikNews - Papua, Apron Bandara Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, tiba-tiba ramai saat sebuah helikopter MI-171 mendekat. Belasan porter yang mayoritas penduduk asli setempat mengerubungi heli tersebut.

Ternyata ada yang menarik perhatian di Ibukota Kabupaten Puncak ini, Jumat (14/7/2015). Helikopter tersebut membawa sebuah mobil dari Timika. 

Hal yang sangat mencengangkan adalah, biaya angkut mobil untuk sewa helikopter dari Timika ke Ilaga hampir seharga dengan satu mobil kelas menengah, yakni kisaran Rp 250-300 juta.

"Kita bawa mobil baru dari bawah untuk operasional di Ilaga. Karena di sini memang sedang ada pembangunan untuk RS dan yang lain," ungkap Bupati Puncak, Willem Wandik.

"Biayanya sama seperti beli mobil baru, Rp 250 juta. Kadang sampai Rp 300 juta. Kalau mau punya mobil di Puncak harus punya uang 2 kali harga belinya," sambungnya.

Mobil yang dibawa kali ini berjenis Ford Ranger menggunakan heli charteran dari Pegassus Air. Kondisi di Puncak memang memerlukan kendaraan untuk medan berat mengingat berada di daerah pegunungan.

Tiga crew heli asal Rusia dibantu oleh masyarakat dan personel Paskhas awalnya agak kesulitan mengeluarkan mobil dari dalam heli. Dengan strategi, akhirnya mobil dan beberapa barang lainnya bisa dikeluarkan.

Biasanya jika ukuran lebih besar dan tidak bisa dimasukkan ke dalam badan helikopter, mobil akan diangkut menggunakan sling dan tergantung di luar. Alat-alat berat untuk pembangunan di Puncak beberapa sudah dibawa Willem sebelumnya. 

Bisa dibayangkan betapa besar biaya yang perlu dikeluarkan. Alat berat yang dibeli hanya Rp 1,5 M, namun biaya angkutnya mencapai Rp 5 M.

Sang Pilot Helikopter, Igor, mengaku tidak tahu menahu mengenai administrasi pembayaran charter. Namun ternyata Igor sudah cukup sering datang ke Ilaga dan distrik di Kabupaten Puncak lainnya mengantar barang-barang. 

Lalu apakah Igor yang asli dari Rusia itu merasa berat dengan penugasannya kali ini? Terutama dengan kondisi geografis dan juga konflik masyarakat yang ada di Puncak.

"Saya sudah 8 bulan di sini. Saya tidak merasa berat, justru saya menemukan di sini itu cool (keren). Untuk bahaya atau tidaknya, mungkin karena saya kalau ke Ilaga hanya saat take off dan landing jadi tidak merasakannya. Tapi saya dengar tentang cerita adanya pemberontak," ucap Igor saat berbincang sebelum kembali ke Ilaga.

Geografis di wilayah Kabupaten Puncak memang cukup berat sementara transportasi saat ini hanya bisa menggunakan pesawat perintis dan helikopter. Itulah yang membuat segala keperluan ataupun barang-barang di Puncak harganya selangit.

Seperti BBM jenis premium yang dijual Rp 50 ribu/liter, lalu air mineral kemasan kecil Rp 15 ribu, ukuran sedang Rp 25 ribu, dan yang besar Rp 60 ribu. Kemudian 1 ekor ayam di Ilaga harganya bisa mencapai Rp 90-100 ribu, minyak goreng kemasan 1 liter Rp 50 ribu.

Untuk itu Pemda Puncak sangat berharap agar pemerintah pusat bisa membantu untuk membuka jalur darat melalui jalan Timika-Grasberg milik Freeport. Kemudian jalan bisa berlanjut dari Grasberg sampai ke Ilaga dengan membangun jalan sekitar 80 km. Jika logistik bisa menggunakan jalur darat, maka harga-harga tidak lagi akan semahal seperti saat ini. (elz)

()

Baca Juga

Rekomendasi