Sidikalang, (Analisa). Harga durian di Sidikalang ibukota Kabupaten Dairi masih dirasa mahal. Akibatnya, angka penjualan ditingkat pengecer relatif minim.
Budiman Sinaga ditemani istri boru Simbolon penjaja di trotoar depan Gedung Nasional Djaluli Manik Jalan Sisingamangaraja, Jumat (14/8) mengatakan, buah ukuran besar atau disebut kasar ditawarkan kepada pembeli antara Rp25 ribu sampai Rp30 000. Memang demikian adanya lantaran pembelian dari agen juga mahal. Sekarang, tak ada lagi istilah ‘satuan angkat’ kalau ukurannya super. Pengumpul di desa langsung dipatok perbuah. Satuan angkat hanya berlaku untuk kategori produk kecil sampai sedang.
Menurut Sinaga, musim panen raya sepertinya masih jauh. Banyak bunga gugur. Merekapun kewalahan mendapatkan orderan walau harga masih melangit. Buah tersebut, dipasok dari Desa Bakal Kecamatah Siempat Nempu Hulu, Parongil Kecamatan Silima Pungga-pungga dan Pardomuan Kecamatan Siempat Nempu Hilir.
Hal senada disampaikan Frenky Sitanggang. Sebagian besar panenan petani dibawa toke ke Medan, Binjai dan kota lainnya. Akibatnya, kuantita pemasaran terbilang sedikit di Sidikalang. Sedang agen, sepertinya memanfaatkan keterbatasan buah melalui sortiran ketat. Tahun kemarin, transaksi menerapkan sistem angkat. Untuk ukuran sedang, mungkin saja 1 biji 1 angkat dan ukuran lebih kecil 2 atau 3 buah per angkat.
Hal tersebut membuat harga penawaran kepada kosumen semakin naik. Sering terdengar, harga Medan lebih murah dibanding pokok dan ladang. Diduga, ini ulah spekulan. Sayangnya, Sitanggang menyebut, kesulitan membeli langsung ke petani lantaran di lokasi tertentu sudah ditangani agen kurun waktu lama.
Seiring keterbatasan stok, jumlah pengecer di trotoar yang merupakan ruas utama terbilang hanya beberapa. Tak sampai 5 orang. Tahun kemarin, payah mendapatkan lapak.
Ditambahkan, dalam pengangkutan, pengendara mobil pick up membayar biaya di pos SPSI.
Pantauan wartawan, beberapa pembeli merasa keberatan atas harga penawaran dari pedagang. “Kok mahal sekali, tanya calon pembeli usai turun dari mobil pribadi. Tempo 30 menit, beberapa transaksi gagal.
Dairi adalah sentra penghasil durian di Sumut. Untuk pemasaran, sebutan durian Tigalingga, Bakal ataupun Parongil paling sering dipakai sebagai label. (ssr)