Serunya Belajar Membuat Ketupat

Oleh : Muhammad Arifin

INDONESIA terkenal dengan beranekaragamann makanan tradisional. Salah satunya adalah ketupat.

Ketupat adalah makanan yang dibungkus dengan kulit janur yakni daun kelapa yang masih muda. Ketupat berisi beras dan ketika memasukkan tidak boleh terlalu penuh.

Makanan tradisional ini sangat terkenal dan selalu disajikan saat Hari Raya Idulfitri.

Keunikan membuat ketupat ternyata menjadi perhatian serius pelajar dari Taiwan.

Ya, ketika 10 pelajar dari sekolah Koahsiung Municipal Youchang Junior High School-Taiwan datang ke Nanyang Zhi Hui Modern Indonesian School di Jalan Abdullah Lubis Medan diperkenalkan belajar membuat ketupat.

Mereka belajar dari cara membuat ketupat hingga cara memasak dan menikmati ketupat sendiri. Wah, serunya!. Teman-teman kita begitu semangat.

Kegiatan diawali dengan memutar video cara membuat  ketupat. Selanjutnya, sejumlah guru Miss Feor, Lei Loashi Tc, Yusni, Lin Is dan Ra­madani memandu cara membuat ketupat.

Pelajar dari Taiwan dan mitranya  dibagi dalam dua kelompok yakni pria dan wanita. Selain pelajar, Kepala Sekolah Koahsiung Municipal Youchang Junior High School-Taiwan, Fang Ching Hui dan Bu Lindawaty Roesli pun ikut belajar membuat ketupat.

Cukup lama pelajar memahami cara membuat ketupat, beberapa terpaksa harus mengulang. Janur yang berada di tangan mereka beberapa kali dilepas karena mengaku kesulitan.

Waktu berjalan, tidak berapa lama akhirnya satu per satu pelajar menyiapkan pekerjaanya.

Sejumlah pelajar mengakui ternyata membuat ketupat sangat sulit dan perlu kesabaran. Tetapi, setelah selesai mengaku senang.

Bu Lindawaty Roesli menjelaskan, pengajaran tentang motorik halus harus digiatkan di sekolah. Yah, membuat ketupat adalah salah satunya. “Anak-anak dilatih motorik halus. Intinya agar mereka sabar dan tangan mereka jadi terampil. Dengan belajar membuat ketupat berarti mengajarkan bagaimana mengenalkan makanan tradisional. Jika selama ini mereka hanya mendengar dan melihat kali ini mereka pun bisa membuat sendiri,” katanya.

Selain mengenalkan makanan tradisional, mereka juga diajarkan belajar tari-tarian dan permainan tradisional seperti membatik, bermain angklung, tari Tor-tor dan permainan Pecah Piring. “Ini semua untuk mengenalkan budaya Indonesia yang begitu kaya,” ucapnya.

 Sementara Fang Ching Hui mengaku sangat berbahagia akhirnya murid-muridnya dapat berkunjung ke ke Medan dan belajar tentang budaya Indonesia. Semoga kerjasama ini berjalan langgeng.

()

Baca Juga

Rekomendasi