Lukisan Sejarah Bangsa

Oleh: Dr. Agus Priyatno, M.Sn

17 Agustus adalah hari Kemerdekaan RI. Untuk mendapatkankemerdekaan itu, semua berjuang dengan talentanya masing-masing, termasuk penyair, pelukis dan sebagainya. Kami turunkan sebuah tulisan yang berkaitan dengan sejarah Bangsa Indonesia.

LUKISAN kreasi Raden Saleh berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro, bisa menjelaskan sikap Raden Saleh terhadap bangsanya. Lukisan ini mengabadikan peristiwa penting, ditangkapnya tokoh  pejuang dan para pengikutnya  dari sudut pandang seorang Indonesia. Menurut versi Raden Saleh, pangeran Diponegoro ditangkap, bukan menyerahkan diri.

Lukisan versi Raden Saleh sangat berbeda dengan lukisan karya pelukis Belanda. Pada lukisan versi Raden Saleh, Diponegoro dilukiskan berdiri tegak. Gagah berani memandang wajah Jenderal de Kock di depannya.  Diponegoro tidak membawa senjata sama sekali,  dipinggangnya terjuntai tasbih, bukan keris. Para pengikutnya juga tidak tampak menyerah, mereka tidak ada yang membawa senjata.

Versi lukisan ini, Diponegoro ditipu oleh pihak Belanda. Di bulan puasa Ramadhan, saat Diponegoro dan pengikutnya menjalankan puasa dan tidak melakukan peperangan. Belanda mengajak berunding. Pada saat tidak ada perlawanan, Diponegoro dan para pengikutnya ditangkap.  Pada lukisan ini juga tidak menampakkan bendera Belanda. Figur Raden Saleh berdiri di antara pengikut Diponegoro, seakan ini pernyataan pelukis bahwa dirinya ada dipihak para pejuang.

Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro dapat membantu menjelaskan tentang sikap Raden Saleh terhadap bangsanya. Meskipun hidup lama di Eropa dan mendapatkan beasiswa serta bintang kehormatan dari bangsa Eropa, dia tetap membela bangsanya. Pembelaan itu dilakukan dengan menciptakan lukisan penangkapan Pangaeran Diponegoro versi dirinya sebagai orang Indonesia, bukan versi Belanda.

Jika lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro tidak pernah diciptakannya, persepsi orang tentang Diponegoro bisa keliru. Seolah Diponegoro tunduk dan menyerah kepada Belanda. Versi Raden Saleh memilik arti yang sangat besar bagi pemahaman kita terhadap sejarah. 

Lukisan Sejarah Indonesia Lainnya

Selain lukisan penangkapan Pangeran Diponegoro, terdapat lukisan-lukisan lain yang juga bertema perang. Di antaranya, lukisan perang Sultan Agung menyerbu Batavia. Rakyat Aceh melawan pasukan kolonial Belanda, hingga perang 10 Nopember 1945 di Surabaya.

Tema lainnya yang berkaitan dengan perang adalah tema tentang penyiksaan yang dilakukan oleh pasukan Belanda dan sekutunya terhadap warga Indonesia. Juga penyiksaan yang dilakukan oleh tentara Jepang selama masa pendudukannya di negeri ini.

Lukisan bertema perang Sultan Agung raja Mataram melawan Jan Pieterzoonkoen gubernur VOC di Batavia (Jakarta) 1628 di diciptakan oleh Sudjojono. Lukisan  dibuat melalui riset panjang, hingga lebih dari satu tahun. Sudjojono bahkan melakukan riset, hingga ke negeri Belanda melihat wajah tokoh Jan Pieterzoon Coen. Seragam prajurit Belanda serta senjata yang digunakan.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Museum Sejarah Jakarta, lukisan karya Sudjojono, dibuat dari tahun 1972 hingga 1973 di sanggarnya di Pasar Minggu Jakarta. 

Adapun kisah perang rakyat Aceh melawan pasukan kolonial Belanda diciptakan oleh Dede Eri Supria. Lukisan mencitrakan perahu – kapal-kapal besar tampak jauh dari daratan. Perahu-perahu kecil membawa ribuan tentara Belanda menuju daratan. Mereka membawa senjata canggih pada zamannya, berupa meriam dan bedil. Rakyat Aceh di tepi pantai menghadang pasukan Belanda dengan tombak dan parang.

Di Surabaya pelukis M. Sochieb mengungkapkan kisah pertempuran 10 Nopember 1945.  Gempuran pasukan Inggris dan sekutunya terhadap kota Surabaya diekspresikan berdasarkan kemampuan daya ingatnya atas peristiwa itu. oleh pelukis M. Sochieb.  Pelukis ini tidak begitu terkenal, namun karya-karyanya sangat banyak yang merepresentasikan peristiwa perang. Lukisannya dibuat berdasarkan pengalamannya sendiri. Peristiwa perang 10 Nopember 1945 di Surabaya terekam dalam ingatannya. Sochieb merekonstruksi secara visual berbagai peristiwa tersebut. 

Selain lukisan-lukisan itu,  sejarah Indonesia yang terpresentasikan melalui lukisan berupa lukisan tokoh-tokoh pahlawan nasional dan pejuang kemerdekaan. Mereka di antaranya adalah Jenderal Sudirman dilukiskan oleh Joes Supadyo. Lukisan patriot Walter Monginsidi dilukiskan oleh Alex Wetik. Lukisan Ki Hajar Dewantara, Pattimura, Cut Nyak Dien dan sejumlah pahlawan lainnya dilukiskan oleh Basoeki Abdullah. 

Lukisan Kebudayaan

Lukisan sejarah selain tentang kisah patriotik dan heroik, juga tentang sejarah dalam pengertian yang lebih luas, yaitu sejarah tentang kebudayaan Indonesia. Ada lukisan tentang bangunan,  rumah tradisional, alat transportasi, teknologi pertanian dan sebagainya. 

Di Klaten Jawa Tengah, pelukis Rustamaji mengungkapkan kehidupan masyarakat di sekitarnya melalui lukisan. Ada lukisan tentang petani membajak sawah, gerobak sapi, penjual gerabah dan sebagainya. Selain itu juga ada lukisan tentang rumah tradisional dan candi-candi yang ada di daerahnya. Lukisan-lukisannya memuat informasi sejarah secara visual.

Di Medan, pelukis Panji Sutrisno melukiskan kehidupan masyarakat di daerahnya yang memiliki nilai sejarah. Dia melukiskan rumah tradisional Nias, Karo, Batak dan sebagainya. Karya lainnya berupa lukisan sarana transportasi seperti becak dan perahu yang digunakan masyarakat setempat. Di daerah ini, selain Panji Sutrisno ada sejumlah pelukis lain yang juga melukiskan tema-tema sejarah, antara lain Muhammad Yatim Mustofa, dan Soenoto HS.

Selain oleh pelukis-pelukis ini, sejarah Indonesia juga diungkapkan melalui lukisan oleh sejumlah seniman lainnya,  cukup banyak jumlahnya. Di antaranya, pelukis Widayat di Magelang, Affandi dan Agus Kamal di Yogyakarta. Sejarah Indonesia di masa kolonial juga dilukiskan oleh sejumlah pelukis dari Belanda dan sejumlah negara Eropa Lainnya. Mereka di antaranya Cezlaw Mystkowski, Hendrick Cornelisz, Ludolf Bakhuyzen, Andries Beeckman, Antoine Payen, William Daniell dan sebagainya. Lukisan merepresentasikan sejarah Indonesia adalah lukisan representasional dengan beraliran realisme – naturalisme.  

Sejarah Indonesia tidak hanya ada di tulisan buku, foto, atau film. Sejarah Indonesia juga terekspresikan melalui lukisan. Lukisan tentang sejarah Indonesia merupakan narasi peristiwa sejarah yang diungkapkan melalui karya seni dua dimensi secara artistik. Sejarah bertambah menarik dengan metode pengungkapannya. Lukisan tentang sejarah tidak hanya mengungkapkan fakta sejarah, juga mengekspresikan keindahan.

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan yang dimuat di koran Analisa pada 2 Agustus 2015 lalu berjudul Sejarah Indonesia Dalam Lukisan.

Penulis Dosen pendidikan seni rupa FBS Unimed dan Pengelola Pusat Dokumentasi Seni Rupa Sumatera Utara.

()

Baca Juga

Rekomendasi