PADA 14 tahun silam, Menara Kembar World Trade Center (WTC) di New York, Amerika Serikat, diguncang serangan teror. Kejadian dahsyat itu menyentak dunia. Pasalnya, Gedung WTC itu hancur dan rata dengan tanah usai ditabrak dua pesawat komersial.
Stasiun berita BBC melansir total korban jiwa akibat serangan teror itu mencapai sekitar 3.000 orang. Teror bermula dari adanya insiden pembajakan maskapai American Airlines penerbangan 11 sekitar pukul 08.25. 18 menit kemudian pesawat kemudian menabrak tower utara gedung WTC.
Sementara, penerbangan United Airlines 175 yang juga dibajak, kemudian menabrak gedung lainnya yang berada di sisi selatan pada pukul 09.03, sehingga mengakibatkan ledakan yang menghancurkan gedung.
Tabrakan kedua disaksikan secara langsung melalui kamera. Pesawat ketiga, American Airlines 77 yang juga dibajak terbang dan mengarah ke Pentagon di Washington.
Satu jam usai pesawat Boeing 767 itu menabrak ke sisi selatan gedung WTC, gedung yang memiliki 110 lantai itu langsung runtuh. Begitu pula, gedung WTC di sebelah utara beberapa menit kemudian. Menurut pengakuan saksi mata, banyak orang yang berada di gedung itu memilih lompat dari gedung sebelum bangunan itu runtuh.
Presiden AS ketika itu, George Bush dilaporkan sedang membacakan dongeng di sebuah sekolah di Florida. Kemudian, Kepala Staf Kepresidenan melaporkan mengenai berita teror itu. Bush langsung diterbangkan ke Pusat Komando Strategis Nebraska agar dia aman. Namun, kemudian Bush juga dilarikan langsung ke Washington.
Misteri Besar
Pada 11 September 2001 menyisakan kenangan buruk sekaligus misteri besar di benak penduduk dunia. Uniknya, belum ada yang sepakat tentang siapa pelaku serangan teror yang menghancurkan Gedung WTC, simbol kedigdayaan ekonomi AS itu. Mengapa? Paling tidak, ada tiga jenis pelaku yang dapat diperdebatkan.
Pertama,pemerintahan Presiden AS George Walker Bush menuding Osama bin Laden miliarder asal Arab Saudi dan Al-Qaeda (organisasi teroris internasional paling menakutkan) adalah dalang dan pelakunya.
Hal ini terlepas dari simpang siurnya pendapat dunia tentang keterlibatan Osama dan keberadaan Al-Qaeda beserta jaringannya.
Kedua, sejumlah kalangan menganggap Tragedi WTC yang merenggut ribuan nyawa tersebut justru disutradarai jajaran di pemerintahan Bush sendiri.
Ketiga, Israel diklaim telah bekerja sama dengan dinas intelijen maupun petinggi pemerintahan di Amerika untuk menghancurkan Gedung WTC.
Sejak saat itu, istilah ”teroris ataupun terorisme” makin marak diperbincangkan. Ada yang menganggap Tragedi WTC menjadi ”The Day the World Changed”.
Ada juga yang berpendapat dunia yang berubah kecuali Amerika. Pendapat yang pertama mengandung pemahaman bahwa ”The World Changed” karena tiga faktor.
Pertama, penduduk di setiap negara di dunia ini diselimuti rasa takut jika serangan seperti Tragedi 11 September ataupun yang lebih dahsyat lagi menimpa mereka. Kedua, akibat serangan teroris ke AS itu, banyak negara yang kemudian menindas rakyatnya sendiri atas nama mencegah aksi teror.
Ketiga, mayoritas para pemimpin di berbagai negara (terpaksa) mengambil kebijakan yang mendukung upaya Amerika dalam memerangi terorisme.
Berdasarkan hasil penyelidikan, mereka berhasil mengidentifikasi para pembajak. Pelaku disebut terkait dengan kelompok militan Al-Qaeda yang dibentuk oleh Osama bin Laden.
Bush kemudian menyatakan sebuah perang terhadap terorisme. Pada tanggal 8 Oktober, AS dan Inggris kemudian mulai memburu keberadaan bin Laden yang saat itu diduga bersembunyi di Afghanistan. (nca/bbc/rtr/es)