Jangan Serakah

Oleh: Jekson Pardomuan. Firman Tuhan menuliskan “Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israelpun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang akan memberi kita makan daging?” - Bilangan 11 : 4

Kemudian dalam Matius 23 : 25 dituliskan “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.”

Adakah diantara kita yang sikapnya serakah ? Biarlah jawabannya ada di dalam diri kita masing-masing. Bercerita tentang keserakahan, dimuka bumi ini ada banyak contoh yang bisa kita lihat dengan jelas. Biasanya, seseorang yang memiliki harta berlimpah, ketakutan akan kehilangan hartanya juga semakin besar. Banyak orang di luar sana yang memiliki harta dan kekayaan tapi sangat pelit dalam memberi pertolongan kepada orang yang kekurangan.

Seperti kata teman-teman waktu masa sekolah dulu, orang pelit biasanya mudah menjadi orang kaya. Setelah menjadi kaya, orang tersebut benar-benar sangat pelit. Kalau punya harta, paling susah untuk berbagi dengan orang lain.

Belakangan ini, ada banyak orang kaya raya yang sangat suka menumpuk harta, sehingga setiap sudut rumahnya dilengkapi CCTV dan satpam. Injil Lukas 12:13-21 menuliskan tentang perumpamaan Yesus. Demikian Firman Tuhan: Seorang dari orang banyak itu (yaitu dari kerumunan orang-orang yang sedang mendengarkan pengajaran Tuhan Yesus) berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" 

Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan (yaitu ketamakan atas harta benda), sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. 

Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

Biasanya, seseorang bisa menjadi rakus dan tamak karena sudah menjadi hamba uang, bisa melakukan apa saja demi uang, bisa serakah dengan berbagai cara demi untuk mendapatkan uang. Uang telah menjadi yang utama bagi orang-orang yang serakah dan bagi orang-orang yang tamak. Hari ini ia dapat Rp. 100 ribu dari usahanya, tapi tidak pernah mengucap syukur dan selalu ingin dapat untung lebih banyak. Maka muncullah niat jahat dengan menipu timbangan, atau menaikkan harga sesuatu dengan sesuka hati.

Tak perlu heran kalau setiap kali hari-hari besar seperti Natal dan Tahun Baru, beberapa daerah tujuan wisata akan menaikkan harga sewa hotel dan harga makanan. Terkadang tidak masuk akal. Harga satu botol air mineral bisa Rp. 10 ribu sementara harga normalnya Rp. 3 ribu. Beberapa teman pernah mengatakan bahwa uang adalah segala-galanya bagiku, karena melalui uang saya bisa memperoleh apa yang saya inginkan. Uang telah mengatur seseorang untuk memberikan kedudukan penting bagi orang lain yang memiliki uang.

Alkitab juga memberikan pengajaran tentang orang-orang yang tamak dan serakah. Contohnya adalah Yudas. Walaupun secara status, Yudas Iskariot adalah murid Tuhan Yesus, tetapi dia berjiwa pengkhianat. Ketika Tuhan Yesus menyampaikan tentang penolakan terhadap diri-Nya dan tentang kematian-Nya, Yudas kehilangan kepercayaan untuk terus mengikuti Dia.

Yudas kehilangan kepercayaan karena lenyapnya harapan bahwa Tuhan Yesus akan menjadi pewaris takhta Daud dan bahwa dia akan mendapat jabatan tinggi dalam pemerintahan Mesias. Mengapa seorang murid bisa berkhianat terhadap Sosok yang pernah dia puja-puja? 

Pertama, Yudas berkhianat karena ketamakan mendapat tempat istimewa dalam hatinya. Menurut Lukas 22:3, Iblis sendiri memasuki Yudas kira-kira waktu itu. Iblis beroperasi melalui ketamakan Yudas. Iblis membuat Yudas untuk melaksanakan tindakan pengkhianatan. 

Sejak awal motif Yudas penuh dengan ketamakan dan kehausan akan kekuasaan. Ia memiliki mentalitas murahan sehingga ia mencuri uang kas para murid (Yohanes 12:6). Ketamakan selalu mendapat tempat di hatinya. Kedua, ia secara sukarela membiarkan dirinya dimanfaatkan oleh musuh-musuh-Nya. Ia menjadi "sahabat" Kayafas dan Sanhedrin. Ia membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk melampiaskan kebencian orang-orang yang memusuhi Tuhan Yesus. 

Betapa tersanjungnya Sanhedrin ketika berhasil menambahkan seorang sekutu dari lingkaran dalam Tuhan Yesus sendiri. Yudas pun mendapat keuntungan sebesar tiga puluh uang perak dengan begitu mudahnya dari hasil pengkhianatan yang dilakukannya. Menjadi murid Tuhan Yesus bukan persoalan satu detik, satu menit, satu jam, satu hari, satu minggu, satu bulan, atau satu tahun, melainkan merupakan pergumulan seumur hidup sampai titik darah penghabisan! 

Ketamakan dapat nyata dalam cinta akan uang, keinginan akan kekuasaan atau keuntungan, atau kerakusan akan makanan dan minuman, seks, atau hal-hal materi lainnya. Alkitab memperingatkan orang Kristen terhadap perangai yang bejat itu dan memerintahkan agar mereka tidak bergaul dengan orang yang menyebut dirinya ”saudara” Kristen tetapi mempraktekkan ketamakan. 

Orang-orang yang menginginkan keuntungan berlipat ganda dengan cara yang salah akan sulit untuk menerima hadirat Allah. Mereka akan menjauh dan semakin menjauh karena telah diperhamba oleh ketamakan dan kerakusannya. Firman Tuhan mengingatkan kita agar mengucap syukur dalam segala hal. Apa pun kondisi kita hari ini, bersyukurlah dan yakin pada pertolongan Tuhan. Karena Tuhan tidak akan membuat umat-Nya sampai tergeletak. Kalimat jangan serakah adalah peringatan bagi setiap orang yang selama ini memiliki sikap serakah dalam banyak hal. Amin.

()

Baca Juga

Rekomendasi