Oleh: Bhikkhu Aggacitto
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
“Mendengarkan dan membahas Dhamma pada saat yang
sesuai adalah berkah utama [Mangala Sutta]
MASA sekarang ini boleh dibilang masa yang modern, hal tersebut dapat dilihat dan ditandai dari bagaimana kemajuan perkembangan pola pikir maupun tatanan hidup sehari-hari yang dijalani. Banyak warna kehidupan telah dibuahkan dari tahun ke tahun meskipun dampak positifnya sangatlah bermanfaat untuk kehidupan manusia, namun tidak sedikit juga dampak negatifnya telah memberikan pengaruh pada kehidupaan. Oleh karena itu dalam kaca mata Buddhis, sejalannya dengan perkembangan jaman hendaklah perkembangan spiritual juga harus seimbang. Ini artinya apapun perkembangan dan perubahan kondisi kehidupan, nilai-nilai hidup akan religiusitas harus tetaplah diutamakan dalam hidup. Karena manfaatnya bukanlah kecil akan tetapi manfaarnya sangat besar bagi kehidupan. Jika sesorang sedang mengalami sakit jasmani maka obatnya sangatlah mudah tentunya, namun jika pikiran atau batin (mental) seseorang yang sakit apakah mudah untuk menyembuhkannya? Sakit fisik dan sakit mental memiliki perbedaan yang sangat jauh. Demikian juga penanganan dan pengobatannya juga harus berbeda sesuai dengan kondisi penyakit. Oleh karena itu sebagai umat Buddha harus dipahami dengan betul; apakah tujuan hidup yang sesungguhnya? Perlu diketahui bersama bahwa hidup didunia ini bagaikan berjalan diatas bara api yang apabila salah melangkahkan kaki dan tidak berhati-hati maka penderitaan tidak akan terhindari.
Memaknai hidup tidak hanya sekedar menjalani dan mengikuti arus perjalanan yang harus ditempuh, akan tetapi ada sesuatu yang harus dilakukan pada saat menjalani dan mengikuti arus perjalanan hidup tersebut. Dalam hal ini sesuai dengan apa yang Buddha ajarakan; hiduplah sesuai dengan Dhamma agar penderitaan teratasi dan kebahagian dapat diperoleh. Untuk mengetahui dhamma dengan baik dibutuhkan kesadaran, karena dengan adanya kesadaran kemuan untuk mempelajari serta kemudian dilanjutkan menjalankan apa yang harus dilakukan dapat terlaksanakan. Untuk memperoleh itu tahapan yang paling mudah dilakukan adalah dengan membiasakan untuk datang dan hadir ke Vihara untuk mengikuti Puja Bhakti, baik Puja Bhakti mingguan atau pada hari uposatha (1, 8, 15 & 23) sesuai penanggalan lunar. Mengapa harus ke Vihara? Jawabannya sederhana, Vihara adalah salah satu tempat yang akan memberikan banyak hal tentang bagaimana dhamma ajaran Buddha yang sesungguhnya dan bagaimana cara-cara mengaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Membiasakan mengikuti puja bhakti sederhananya akan membantu mengkondisikan pikiran semakin lebih baik, suatu terapi yang sangat membantu menghilangkan kepenatan akan beban rutinitas keseharian. Dengan membiasakan dan sering mengikuti puja bhakti maka pengetahuan ajaran Buddha akan dapat bertambah karena dengan Dhammadesana yang disampaikan akan membantu mengingatkan maupun menunjukan sesuatu yang belum diketahui, menjadi media renungan dan cara tahapan dalam melakukan dapat diketahui. Sang Buddha mengatakan bahwa “Sabba rasam dhammaraso jinati; Rasa dhamma sesungguhnya melampaui dari segala rasa”, ketika seseorang mampu menyadari kebenaran yang di sabdakan oleh Buddha maka ia akan menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang sangat tidak terkira lagi. Kebenaran yang dimaksud disini adalah adanya analisis melalui dari apa yang telah ia ketahui (Dhammavicayo & Vijja Udapadi) kemudian setelah itu hendaknya ia sejalan dengan tindakan yang nyata (Ehipassiko) sehingga hasilnya akan diketahui dengan jelas (phala & Vipaka), maka dalam Buddhis ada istilah Pariyatti Dhamma & Patipatti Dhamma; sesudah mengetahui hendaknya ia harus mendorongnya dengan aplikasi/ tindakannya supaya pengetahuan itu terbukti kebenaran hasilnya. Apakah ada rujukan bahwa sebagai umat Buddha harus wajib ke vihara dan mengikuti puja bhakti? Jawabannya adalah; hal ini dimulai dimana pada masa jaman Sang Buddha masih hidup. Setiap hari uposatha (1 & 15) para Bhikkhu menghadap kepada beliau untuk mendengarkan wejangan dan bimbingan beliau. Untuk jaman sekarang tentunya sudah berbeda, menghadap kepada Buddha sudahlah tidak akan bisa. Melainkan cara yang bisa dilakukan adalah dimana datang ke Vihara; untuk mengikuti serangkaian kegiatan yang ada. Namun dalam hal ini perlu dicatatat bahwa datang ke Vihara tidak hanya pada hari-hari besar saja yang setahun hanya 4 kali saja. Kalau datangnya hanya hari-hari tertentu maka percuma saja, pengaruh dan manfaatnya akan sulit didapat dalam memberikan sesuatu yang bermanfaat pada kehidupan.
Berbuat baik memang mudah untuk diucapkan tetapi tidak mudah untuk diaplikasikan, meskipun banyak orang sudah mengetahui apa manfaat kebaikannya, tetapi tidak banyak juga yang mau melakukannya; Itulah pelajaran tersulit yang ada didunia melebihi pelajaran matematika, fisika & kimia (Mafia). Janganlah membuat alasan atau menyibukan diri untuk membuat kemalasan semakin mengakar didalam diri.
Alasan dan kesibukan adalah diri sendiri yang mengkondisikan, aturlah waktu dengan bijak dan janganlah buang kesempatan baik selagi waktu dan kesempatan masih ada. Janganlah sampai menyesal dikemudian hari.
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta,
Semoga Semua Makhluk turut berbahagia,
Sadhu…Sadhu…Sadhu…