Menikmati Pesona Alam Gunung Sorik Marapi

Oleh: M. Sahbainy Nasution

Gunung Sorik Marapi merupakan gunung berada di kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG), secara administrasi berada di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara (Sumut). Berbagai pesona alam yang bisa dinikmati di gunung ini, diantaranya memiliki flora dan fauna yang langkah, dan juga bisa melihat kebiasaan masyarakat Suku Mandailing.

Para pendaki maupun penggiat alam yang berasal di Sumut, Gunung Sorik Marapi tidak asing lagi terdengar di telinga. Sebab, Sorik Marapi merupakan target destinasi yang wajib dikunjungi, karena memiliki pesona alam yang patut dilihat maupun diteliti. Sebab isi alam gunung ini berbeda dengan gunung yang ada di Sumut lainnya.

Bagi wisatawan yang berasal dari Medan dan seki­tarnya, untuk menuju ke Sorik Marapi tidak susah. Pa­salnya, berbagai jenis transportasi yang langsung me­ngarah ke daerah tersebut, bisa melalui jalur udara ataupun darat.

Jika dari jalur darat, Perjalanan menuju ke Madina mem­butuhkan waktu sekitar 12 jam lamanya. Diha­rapkan wisatawan bisa menyiapkan fisik dan obat-obat­an, agar tidak mambuk perjalanan. Namun, jika ingin dari jalur udara, wisatawan bisa naik pesawat menuju ke Bandara Pinang Sori di Tapsel. Setelah itu, dilanjutkan ke Kabupaten Madina yang langsung mengarah ke Simpang Jembatan Merah.

Setelah sampai di Jembatan Merah, wisatawan tinggal naik angkot yang langsung mengarah ke Desa Sibanggor Julu. Cukup banyak angkot yang berhenti di Simpang Jembatan Merah ini. Karena para supir menunggu penumpang yang hendak ke desa Sibanggor. Untuk ke Desa Sibanggor Julu menempuh perjalanan sekitar 3 jam lamanya.

Saat diperjalanan, wisatawan akan tersuguhi dengan pemandaan yang cukup indah. Karena hamparan sawah dan kebun-kebun warga terbentang di daerah ini. Memang lebih dari 50 persen warga Sibanggor masih bergantung kepada alam yang tersedia. Tak hanya itu, wisatawan juga melihat keramahan warga setempat saat menyapa wisatawan yang sedang datang.

 Sebenarnya desa ini terbagi tiga, yakni Sibanggor Jae (depan), Sibanggor Tonga (tengah), dan Sibanggor Julu (ujung). Secara administrasi, Desa Sibanggor Julu memiliki 310 kepala keluarga (KK) dengan dihuni 1.552 jiwa. Hampir keseluruhan masyarakat di sini sebagai petani, sebagian lagi merantau atau pedagang.

Setelah sampai Desa Sibanggor Julu, wisatawan dian­jurkan untuk melapor ke kantor kepala desa untuk pen­dataan dalam pendakian Sorik Marapi. Gunanya pen­dataan itu, untuk berdiskusi kepada penduduk setempat dibolehkan apa tidak mendaki gunung tersebut. Jika dibolehkan oleh kepala desa, biasanya mereka akan menya­rankan memakai pemandu (guide) gunung, pasalnya sangat berbahaya bagi para pendaki jika tidak memakai penduduk setempat.

Harga pemandu gunung dipatok sekitar Rp300 ribu pertim. Namun, untuk pembiayaan masih bisa negosiasi kepada pemandu gunung tersebut. Jika kita pandai bernegoisasi, tarifnya bisa lebih murah. Tapi, jangan kha­watir, pemandu di Sorik Marapi sudah sangat mengenal alam yang ada di gunung ini.

Sudah deal dalam negoisasi untuk ke Sorik Marapi, wisatawan dianjurkan untuk mengisi tenaga yang sudah lelah naik transportasi tersebut. Namun sayangnya di desa ini belum ada penginapan yang tersedia. Hanya saja masyarakat setempat menyediakan rumahnya untuk dipakai menginap atau membuat kemah.

Jangan khawatir untuk para wisatawan yang mengi­nap di rumah warga tersebut. Mereka sangat ramah ke­pada para tamu, dan sangat senang tiasa untuk melayani kebutuhan para wisatawan. Apalagi, dengan rumah yang memakai atap ijuk, membuat wisatawan tinggal di tempat yang berbeda, sebab jika wisatawan tinggal di kota dipastikan atap ijuk sudah tidak ada lagi. Atap ijuk terebut sangat berguna, selain rumah itu tetap hangat dan menghindari dari kerusakan atap yang terlalu cepat disebabkan asap gunung.

Tak hanya itu, para wisatawan pun bisa menikmati sajian masakan khas Mandailing yang masih memakai bahan bakar kayu hutan. Dengan memakai bahan bakar kayu dalam memasak, tentu masakan Mandailing itu lebih nikmat. Makanan khas itu disajikan untuk di makan bersama-sama, sebab kebiasaan penduduk di desa ini. Terbayangkan, Anda akan merasakan makan bersama yang tentunya sangat menambah selera, dan membuat pengalaman baru. Apalagi, kebiasaan makan di kota sudah jarang terlihat makan bersama.

Setelah mengisi tenanga, para pendaki sebaiknya beristirahat yang sudah disiapkan oleh masyarakat setempat. Kebiasaan mendaki di Sorik Marapi sekitar pukul 02.00 Wib, karena menunggu matahari terbit (sun rise) di puncak. Jadi, para pendaki masih punya waktu banyak untuk mengisi tenaga.

Perempuan Tidak Boleh

Setelah waktu yang ditentukan telah datang, pastinya para pendaki diwajibkan untuk memeriksa perleng­kapan. Sebaiknya tidak menganggap enteng untuk mendaki. Pasalnya, wisata yang tergolong khusus ini sangat besar resiko yang didapat. Bisa saja para pendaki akan bertemu oleh hewan reptil, serangga atau hewan buas lainnya.

Ada beberapa peralatan standar gunung yang wajib dimiliki, diantaranya memiliki tas, sepatu, baju, celana yang bertipe untuk gunung. Selain itu, memiliki jas hujan, cover bag, gunting, peta topografi, kompas, pisau, P3K dan peralatan lainnya. Peralatan ini sangat dibutuh dalam keberhasilan Anda dalam mendaki sebuah gunung. Pastinya, sebaiknya pendaki dianjurkan melaku­kan pemanasan, dan berdoa untuk memaksi­malkan keberhasilan.

Namun, sangat disayangkan bagi tim yang hendak mendaki memiliki anggota perempuan. Dipastikan dia tidak akan mengikuti ke Sorik Marapi, pasalnya masyarakat setempat sangat melarang keras ada pendaki perempuan. Ini merupakan peraturan yang sudah lama berlaku, jika itu ketauan akan terkena sanksi oleh toko agama.

Masyarakat maupun tokoh agama itu melarang keras perempuan mendaki Sorik Marapi juga tak terlepas dari ajaran agama. Paling ditakutkan, para pendaki tersebut tidak muhrimnya melakukan perzinaan di gunung tersebut. Untuk itulah, agar tidak terjadi hal itu mereka sangat melarang keras para pendaki perempuan.

Jangan bersedih jika tidak dibolehkan untuk mendaki gunung. Masih banyak tempat yang indah di Desa Sibang­gor Julu, seperti pemandian air panas, air terjun, dan melihat kebiasaan warga setempat untuk melihat pem­buatan gula aren maupun lainnya. Tentu, Anda ma­sih menikmati berwisata yang cukup menyenangkan.

Untuk yang dibolehkan mendaki Sorik Marapi, bisa di­tempuh dengan waktu 5 jam lamanya, tergantung fisik dan keadaan alam di sana. Kontur tanah di jalur lintasan gembur, pasti ini sangat mengurus tenaga. Diharapkan para pendaki membawa air dan makanan yang bekar­bohirat secukupnya.

Berbagai jenis flora yang mudah ditemuakan, diantaranya yang paling diburu untuk didokumentasi adalah Bunga Raflesia Arnoldi, jamur, pohon hutan dan lainnya. Sementara untuh fauna Burung Rangkok, tokek, ular dan lainnya. Setelah puas melihat flaura dan fauna yang cukup sehat tersebut, para pendaki pun disuguhkan dengan pemandangan yang sangat indah di puncak.

Kawah Sorik Marapi yang berwana biru tersebut, membuat gunung ini berbeda dengan gunung yang ada di Sumut lainnya. Ditambah dengan pemandangan dari atas terlihat Kota Sidempuan, Penyabungan bahkan sampai Sibolga. Itu sebabnya para pendaki yang ada di Sumut dan sekitarnya sangat berhasyarat untuk datang ke tempat ini. Memang pesona Sorik Marapi masih banyak menyimpan flaura dan fauna yang sunggu sangat kaya.

()

Baca Juga

Rekomendasi