Senilukis Tradisional

Oleh: Dr. Agus Priyatno, M.Sn.

Tradisi merupakan kebiasaan atau adat istiadat  suatu masyarakat yang telah berlangsung turun-temurun, dari generasi ke generasi. Tradisional merupakan kata sifat dari tradisi. Segala sesuatu bersifat tradisi disebut tradisional. Senilukis tradisional  merupakan karya senilukis, diciptakan dengan pola dan aturan tertentu, dikerjakan turun temurun, dari generasi ke generasi.

Indonesia kaya dengan senilukis tradisional. Beberapa di antaranya senilukis batik, wayang Kamasan, wayang Beber, wayang kulit dan seni lukis tradisional Bali.

Senilukis tradisional diwarnai dengan bahan pewarna alami dari tumbuhan, binatang, bebatuan, hingga tanah liat. Peralatan digunakan untuk melukis, terbuat dari bahan sederhana, diciptakan sendiri oleh pelukisnya. Batang bambu, bulu angsa, kayu, lidi dan rambut binatang seringkali digunakan sebagai pena atau kuas. Seiring dengan perkembangan zaman, bahan pewarna dan peralatan yang digunakan untuk melukis dibuat oleh pabrik. Lukisan tradisional dilukis pada permukaan kertas, kain, kulit, kaca, daun, hingga kayu.

Lukisan tradisional memuat nilai nilai filosofis, spiritual, sosial, ekonomi dan kultural. Tema-tema lukisan berkisah tentang ajaran-ajaran agama atau nilai-nilai hidup di masyarakat. Pada lukisan wayang, tema-nya antara lain kisah Ramayana, Mahabarata, Panji dan Sotasoma. Senilukis tradisional tidak bisa dilepaskan dengan aktivitas kehidupan masyarakat.

Seni bagian dari ekspresi spiritual, ekspresi spiritual selalu menghadirkan seni. Dewasa ini senilukis tradisional mengalami banyak perkembangan. Muncul senilukis kreasi baru, dikemas dalam corak tradisional.  Senilukis tradisional tidak hanya sakral, kini muncul juga yang profan.

Lukisan Batik

Senilukis tradisional batik dibuat pada lembaran kain. Keberadaannya tidak bisa dilepaskan dari tradisi berbusana masyarakat Jawa. Motifnya memiliki nilai-nilai simbolis secara kultural. Motif dan warna batik tertentu hanya digunakan sebagai busana raja-raja dan keluarganya. Pemakaiannya pada acara-acara khusus, ada simbol-simbol strata masyarakat dan fungsi-fungsi tertentu. Pemakaian batik zaman sekarang tidak lagi diatur seperti zaman dahulu. Setiap anggota masyarakat bebas mengenakan motif dan warna batik.

Selain senilukis batik untuk busana, ada senilukis batik untuk ekspresi seni.  Melukiskan kisah atau tokoh pewayangan, bunga, tumbuh-tumbuhan,  hewan, pemandangan dan sebagainya. Senilukis batik ini tidak digunakan untuk acara-acara seremonial, maupun lainnya. Pemanfaatannya semata-mata untuk menghiasi ruangan. Seniman penciptannya antara lain Amri Yahya dan Tulus Warsito.

Lukisan Bali

Senilukis tradisional Bali ada banyak variasinya. Senilukis klasik bertema pewayangan, hingga senilukis tradisional bertema pemandangan, flora dan fauna. Desa Kamasan, Kabupaten Klungkung, Bali, terkenal dengan senilukis tradisional klasik. Lukisan berkisah tentang kisah Ramayana dan Mahaharata. Desa ini menjadi sentra pembuatan lukisan-lukisan tradisional klasik Bali, terkenal dengan lukisan Wayang Kamasan.

Lukisan tradisional Bali lainnya mengungkapkan tema tentang lingkungan hidup. Ada lukisan tentang burung-burung bertengger di pepohonan. Kkera bergelantungan di pohon, sekawanan katak, ikan dalam air di antara bunga teratai, dan sebagainya. Tema lainnya tentang aktivitas  masyarakat pedesaan sehari-hari. Ada  lukisan tentang upacara ngaben, orang mandi di sungai, penggembala kerbau, hingga para petani panen padi.

Lukisan Wayang Beber

Wayang beber dibuat pada lembaran kain atau kertas. Lukisan pewayangan bertema Ramayana, Mahabarata dan kisah Panji. Disebut wayang beber karena mempertunjukkannya dengan cara membeberkan, kertas atau kain yang digulung kemudian digelar.

Wayang beber tedapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu di Gunung Kidul dan Pacitan. Diperkirakan wayang beber telah ada sejak abad ke-13. Pada awal Islam disyiarkan di pulau Jawa, wayang beber mengalami berbagai modifikasi, kemudian dijadikan sarana dakwah agama Islam.

Lukisan Wayang Kulit

Senilukis tradisional wayang kulit dibuat pada lembaran kulit atau kulit yang ditatah. Tema lukisan tentang kisah Ramayana dan Mahabarata. Tokoh Pandawa terdiri dari Bimo, Arjuna, Yudhistira, Nakula dan Sadewa paling sering dilukiskan. Tokoh wayang, juga sering dilukiskan adalah Punakawan terdiri dari Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Sentra pembuatannya di Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti di Yogyakarta, Surakarta, hingga Semarang.

Lukisan Kaca

Senilukis tradisional yang dibuat pada lembaran kaca terdapat di berbagai kota di Jawa. Di antaranya yang terkenal adalah Cirebon. Lukisan kaca mula-mula berupa wayang dan kaligrafi, sekarang tema lukisan ada berbagai macam. Ada lukisan flora, fauna, cerita rakyat dan sebagainya. Teknik pembuatannya unik,  lukisan tidak langsung dibuat pada permukaan depan tetapi di sisi sebaliknya. Diperkirakan kemunculannya telah ada sejak abad ke-17.

Penulis; dosen Jurusan Pendidikan Senirupa FBS Unimed dan Pengelola Pusat Dokumentasi Senirupa Sumatera Utara.

()

Baca Juga

Rekomendasi