Pesona Gemstone

Batu Pilihan untuk Kontes

Oleh: Sari Ramadhani

CERITA batu di Indonesia semakin seru dengan munculnya beragam kontes yang memperlombakan batu-batu terbaik. Untuk dapat mengikuti kontes tersebut, ternyata tidak sembarang batu bisa mengikuti ajang bergengsi yang disebut Kontes Gemstone itu. Hanya batu-batu pilihan dengan kriteria tertentu saja yang dapat ikut serta berkompetisi di dalamnya. Di Indonesia, kontes dan pameran batu pertama kali diselenggarakan di Jakarta pada tahun 2014. Sejak itu, kontes batu terus menjamur hingga ke daerah-daerah lain di Indonesia. Di Medan, puncak kontes batu terjadi pada Januari dan September 2015 di Pasar Batu, Jalan Kapten Maulana Lubis.

"Banyak orang yang datang untuk melihat batu-batu pilihan itu. Semua terlihat menarik. Meskipun kondisi ekonomi melemah, tapi sampai sekarang masih tetap ada kontes-kontes batu di seluruh Indonesia," kata Zulfikar, seorang ahli peneliti keaslian batu di Medan.

Kriteria batu kontes terbagi dalam beberapa kelompok atau kelas. Di antaranya, batu satu warna, multiwarna, bercorak atau bergambar dan batu unik dan langka. Tidak sulit mengetahui batu mulia yang layak menjadi pemenang kontes. Yang terpenting bisa memahami ciri-ciri dan kualitas penilaian terhadap jenis batu. Karena hasil akhir penilaian merupakan akumulasi nilai unsur atau ciri yang terdapat pada batu. 

Untuk kelompok batu satu warna, kualitas keindahan dan dominasi warna menjadi unsur terpenting. Seperti batu berwarna merah, maka batu tersebut harus benar-benar menunjukkan murni berwarna merah, bukan kuning kemerah-merahan dan sebagainya. Contoh batu yang memiliki kesolidan warna antara lain Batu Kalsedoni Merah. Unsur penting lainnya yaitu fenomena yang terkandung pada batu tersebut, seperti fenomena mata kucing, berbentuk bintang dan batunya seperti berair. Sementara itu, unsur paling dominan pada batu multiwarna yakni keindahan dan proporsi warnanya. Semakin kontras dan semakin banyak warna batu maka semakin tinggi pula nilainya. Demikian juga keserasian perpaduan satu warna dan lainnya juga akan menambah penilaian.

Sedangkan batu bercorak atau bergambar memiliki ciri khas tersendiri. Corak atau gambar yang ada di batu menjadi yang pertama kali dinilai. Seperti berbentuk hewan, tokoh atau orang, pemandangan, huruf, angka dan masih banyak lagi. Pada kategori ini, juri menilai kemiripan gambar atau corak yang ada di batu tersebut dengan objek yang menjadi tema di kontes batu. Akan lebih tinggi nilainya jika gambarnya terlihat langsung pada pandangan pertama dan tidak harus meraba-raba lagi. Unsur berikutnya kelengkapan atau keutuhan gambar sesuai warnanya dengan obyek yang dimaksud. Hal ini perlu diketahui, karena tidak sedikit peserta kontes mengeluh terhadap hasil penilaian. Misalnya kontestan tersebut menyertakan batu yang gambar dan warnanya mirip dengan kucing. Memang gambarnya jelas dan mirip kucing, tetapi cuma  gambar kepala saja, sedangkan bagian tubuh lain di batu itu tidak mirip sama sekali. Sehingga nilai tertinggi batu milik kontestan itu baru pada satu unsur. Karena tidak secara keseluruhan mirip dengan corak  objek yang ditemakan. 

Lain halnya dengan batu unik dan langka. Batu unik dan langka yang berkualitas baik harus memiliki ciri-ciri,  yakni secara visual berkarakter kuat dan bentuk unik dan jarang ditemukan. Terkadang bisa jadi batu unik dan langka tanpa ada proses pembentukan, hanya tinggal ditambah polesan saja. Unsur lain penilaiannya adalah motif dan warna menarik. 

Selain penilaian khusus, dalam kontes batu juga ada penilaian umum dalam. Tahapnya terdiri dari penilaian bentuk batu, kehalusan polesan, keserasian ikatan serta tingkat cacat atau kerusakan dan kotoran pada batu. 

“Batu dengan bentuk ideal bernilai lebih baik. Kemudian, semua batu  yang ikut dalam kontes harus asli atau bebas rekayasa perubahan warna dan ciri batu. Itu sebabnya, panitia membuat persyaratan batu kontes harus dilengkapi dengan keterangan dari laboratorium uji batu yang menyatakan asli.

Secara umum, batu yang sering dikonteskan adalah Batu Bacan, Lumut Aceh, Raflesia Bengkulu, Sungedareh,  Solar Aceh, Kecubung, Kalimaya dan Pancawarna, Junjung Drajat, Teratai, Suleman, Pandan. Tidak ada salahnya, sebelum mengikuti kontes batu mulia, kita harus mengetahui ciri-ciri batu mulia yang berkwalitas baik terlebih dahulu. Sebab ada pepatah yang mengatakan, jangan kalah sebelum berperang.  

Di Medan, kontes batu pernah mempertandingkan 1.200 batu dari segala jenis untuk 54 kelas dan dihadiri para pecinta batu dari seantero Nusantara. Untuk menjadi peserta kontes, setiap orang wajib memenuhi beberapa persyaratan, di antaranya membayar stan pameran dan memiliki sertifikat dari laboratorium batu untuk setiap batu kontesnya. Semua batu harus lulus uji laboratorium sehingga layak bertanding dengan batu lainnya.Peserta tidak dibatasi untuk menampilkan berapa jenis batu yang ia miliki. Batu-batu pemenang kontes biasanya dijual kembali dengan harga yang jauh lebih tinggi."Jadi, berbeda dengan lomba lain, kalau kontes batu hadiahnya tidak banyak, padahal dana koleksi batunya lebih besar. Tetapi, gengsi akan menghampiri jika batu kita menjadi juara," terangnya dengan semangat.

()

Baca Juga

Rekomendasi