Setelah Tidak Terbang Lagi

Pesawat Concorde Coba Dihidupkan Kembali

Concorde adalah satu dari dua pesawat sipil yang dapat terbang dengan kecepatan supersonik; satu lagi adalah Tupolev Tu-144.

Pada tanggal 26 November 2003, salah satu bagian gemerlap sejarah penerbangan berakhir.

Ini adalah hari penerbangan Concorde terakhir, ditandai dengan pendaratan pesawat hidung-jarum milik British Airways di Filton Airfield, dekat Bristol, Inggris.

Akhir dari Concorde berarti masyarakat tidak lagi bisa terbang lebih cepat dari suara (meskipun harus dikatakan masalahnya adalah apakah penumpang mau membayar atau tidak).

Dalam 13 tahun sejak British Airways dan Air France menghentikan operasi Concorde (lebih 25 tahun sejak Tu-144 terakhir kali terbang), tidak satu pesawat pun muncul untuk mengisi kekosongan terbang lebih cepat daripada peluru.

Meskipun demikian pada bulan September, konsorsium bernama Club Concorde mengumumkan telah menghimpun dana sebesar US$182 juta atau Rp2,4 triliun untuk membeli Concorde dan menghidupkan kembali pesawat itu dalam kondisi terbang. Mereka juga akan membeli pesawat kedua untuk ditempatkan di dekat London Eye sebagai obyek wisata.

Tetapi apakah rencana ini masuk akal? Apa yang diperlukan untuk membuat pesawat yang ada di hangar museum atau bahkan di luar museum kembali mengudara?

Adalah wajar, kata kolumnis BBC dan pengarang Jonathan Glancey, untuk mengharapkan kembalinya Concorde.

Bagi banyak orang, ide gaya hidup jetset dipertunjukkan dengan pesawat bersayap delta lebar, yang suaranya saat lepas landas dari Heathrow biasa didengar orang yang tinggal di jalur penerbangannya pada akhir abad ke-20.

"Ini merupakan pesawat paling indah yang pernah dibuat, suatu kekuatan teknis, mahakarya aerodinamis," ujar Glancey, yang bukunya Concorde: the Rise and Fall of a Supersonic Airliner diterbitkan pada bulan Oktober.

"Ini adalah gambaran yang jarang terjadi tentang masa depan yang tidak pernah benar-benar terlintas dan orang impikan ketika masih muda pada tahun 50-an, 60-an dan 70-an.

Serikat dagang Inggris, Partai Komunis Prancis dan politikus berbagai aliran politik adalah penggemar Concorde, sementara yang tidak mampu menaikinya tetap menyukainya," papar Glancey.

"(Concorde) tetap menyentuh perasaan sama seperti Spitfire, Lancaster dan Vulcan, semuanya pesawat militer. Concorde dapat mengalahkan hampir semua pesawat militer dalam kelompok itu, penerbangan tinggi jarak jauh.

Tidak akan ada kelangkaan penumpang yang antre menaiki Concorde jika dioperasikan lagi."

Ledakan sonik

Tetapi menginginkan sebuah pesawat yang sudah dikandangkan dapat terbang kembali tidaklah cukup. Concorde kemungkinan kelihatan lebih mirip pesawat zaman angkasa luar dibandingkan Airbus atau Boeing, namun tetap saja Corcorde bukanlah pesawat baru saat dipensiunkan.

Rancangannya berasal dari kendaraan penelitian yang pertama kali terbang pada tahun 50-an; pesawat lain hasil penelitian ini adalah pesawat tempur buatan Prancis, Mirage III, pesawat Eropa pertama yang dapat terbang dua kali kecepatan suara.

Jadi sebagian besar rancangan Concorde berasal dari tahun 50-an, seperti mesin Rolls-Royce/Snecma Olympus-nya yang berisik dan rakus bahan bakar.

Semua bagian kerangka harus diperiksa dengan seksama sebelum Concorde dapat terbang kembali.

Penggunaan bahan bakar yang begitu banyak; Concorde menggunakan bahan bakar lebih banyak hanya untuk bergerak sampai ke ujung landasan dibandingkan penerbangan Boeing 737 dari London ke Amsterdam, ujar mantan pimpinan teknis British Airways, Jim O'Sullivan, kepada The Scotsman di tahun 2012.

Banyak orang meyakini kecelakaan Concorde pada tahun 2000 di Paris, satu-satunya Concorde yang celaka, mempercepat kehancurannya.

Yang lebih penting lagi adalah mahalnya biaya untuk menerbangkannya, disamping faktor lingkungan. Menembus batas suara menciptakan ledakan sonik dan ledakan ini akan sangat mengganggu jika dilakukan di darat.

Karenanya, Concorde tidak pernah diizinkan mencapai kecepatan penuh dua Mach kecuali setelah berada di atas air.

Semuanya harus diperiksa - mulai dari kekuatan kerangka, penutup dan semua bagian kabel.

"Secara teknis, Concorde bisa terbang, tetapi Civil Aviation Authority harus diyakini," tandas Glancey. "Dari sudut lingkungan, sebuah pesawat berisik kemungkinan dapat diterima.

Bukannya banyak orang yang menyukai mobil balap dan lebih banyak lagi yang menyukai pertunjukan kembang api. Tetapi jika angkasa penuh pesawat supersonik, adalah masalah yang berbeda."

Banyak orang memandang Air France dan British Airways –maskapai yang pernah mengoperasikannya- terlalu cepat memberhentikan Concorde.

"Satu-satunya alasan mempensiunkan Concorde adalah politik dan itu menjadi satu-satunya hambatan untuk mengoperasikan kembaki ke angkasa," jelas Ben Lord dari Save Concorde Group kepada BBC di tahun 2013.

Ada sebuah kelompok yang tahu betul apa yang diperlukan untuk mengoperasikan kembali pesawat yang sudah pensiun. (bbc/rtr/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi