Medan, (Analisa). Mahakaruna Buddhist Center (MKBC) menggelar doa keselamatan untuk bangsa dan negara selama dua hari pada Rabu (6/1) hingga Kamis (7/1) di dalam kompleks MKBC Cemara Abadi Medan untuk memperingati 10 tahun berdirinya MKBC Medan. Kegiatan tersebut juga sekaligus memperingati peresmian vihara yang ketiga yang digelar dengan Upacara Pensakralan Dharmasala Mahakaruna yang mengagungkan Altar Cintamanicakra Avalokitesvara dan Para Bodhisattva. Kemudian juga dilakukan Ritual Pemercikan Air Suci Pensakralan dengan diawali doa pembuka dan upacara pengguntingan pita di hari pertama.
Prosesi upacara tersebut ditabiskan oleh Bhiksu Sangha dari mancanegara, yakni Ven Jing Hai dari Texas, Ven Hong Zheng dari Los Angeles, Ven Porek dari Australia, Ven Fu En dari New Zealand, Bhante Wimalaratana Mahanayaka dari Srilangka yang juga Sekjend World Buddhist Sangha Council English Section, Ven Prajnawira Mahastavira (Pimpinan Vihara MKBC) yang juga Sekjend World Buddhist Sangha Council Chinese Section, Bhante Ananda dari Thailand yang juga dosen dari Universitas Mahaculalongkorn serta Bhiksu Sangha dari Tiongkok, Hongkong, Taiwan, Singapura dan Malaysia. Hadir juga Rinpoche dari Nepal dan Lama utusan dari Karmapa 17 dengan didampingi para Bhiksu, Bhikkhu dan Sangha asal Indonesia.
Hari kedua upacara dilanjutkan dengan pembacaan Mantra Sutra Avatamsaka yang bertujuan untuk kedamaian dan kesejahteraan bagi bangsa dan negara Indonesia beserta negara-negara di seluruh dunia dengan seluruh umat manusia dan semua makhluk yang berada di alam semesta ini.
“Dengan harapan, semoga semua kesulitan dan krisis yang terjadi di tahun 2015 yang dirasakan oleh para pekerja, pelaku pebisnis, pengusaha, para pejabat penyelenggara negara yang berada di semua belahan dunia ini terbebas dari krisis yang berkepanjangan,” Ujar Bhiksu Prajnavira Mahasthavira pada upacara Pensakralan Arca Bodhisattva Cintamanicakra Avalokitesvara (Ru Yi Lun Guan yin).
Malam Ramah Tamah
MKBC juga menggelar acara Welcome Dinner dan Malam Ramah Tamah di Auditorium Mahakaruna Mansion, untuk menyambut dan menghormati tamu mancanegara dan para donatur pembangunan MKBC. Turut hadir pada acara tersebut Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewyk Pusung, Pembimas Buddha Kanwil Kementerian Agama Sumut Ketut Supardi dan Ketua PMI Sumut Rahmat Shah.
Sekjen WBSC English Section, Bhante Wimalaratana dalam sambutannya mengatakan Agama Buddha berasal dari India, melalui jalan jalur sutra darat dan laut memasuki wilayah Asia Tenggara yang kemudian penerusnya mengembangkan Agama Buddha oleh para Bhiksu asing ke seluruh belahan dunia, meskipun adat dan tradisi suku bangsa yang berlainan tapi satu tujuan kita menyebarkan misi perdamaian untuk masyarakat dan dunia. Negara Indonesia yang dikenal multi etnis dan beragama, pada September 2012 lalu, kami para Bhikkhu dan Bhiksu Sangha telah mengadakan Rapat Sangha Dunia di Kota Medan ini, dimana Indonesia yang mayoritas para pemimpinnya bukan beragama Buddha hadir membuka kegiatan tersebut.
“Ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia sangat mendukung program-program Agama Buddha serta membawa suatu dampak yang positif untuk dunia bahwa Indonesia adalah satu contoh multi etnis dan agama yang bisa hidup berdampingan,” tambahnya.
Hal senada juga disampaikan Mahabhiksu senior Ven Jinghai dari Amerika dalam sambutannya yang sangat mengagumi Indonesia, ini kali kedua datang berziarah ke candi-candi ajaran Agama Buddha yang banyak berada di Indonesia.
Ven Jing Hai menambahkan dengan berdirinya Maha Karuna Buddhist Center di Medan ini merupakan suatu tempat pengkajian, pendidikan dan kebudayaan seni ajaran Buddha Dharma untuk kebahagiaan dan perdamaian bagi seluruh umat manusia yang datang dari seluruh dunia.
“Semoga Buddhis Mahayana dan Theravada berkembang sejalan yang kebersamaan ini bisa membawa agama Buddha di Indonesia untuk dunia,” harapnya.
Sementara itu, Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewyk Pusung menyampaikan rasa bahagia bisa berkumpul bersama tamu dari mancanegara dan mengucapkan terima kasih atas doa untuk bangsa dan negara Indonesia.
“Perlu kita ketahui Indonesia adalah negara yang multietnis, lebih dari 300 etnis dan ratusan bahasa daerah tersebar di Indonesia. Kita bisa saling toleransi hidup dalam ke Bhineka Tunggal Ika,” ucapnya. (rel/jg)