Suku Kanibal Aghori Diasingkan di India

MEMANG banyak sekali suku-suku di dunia ini, yang masing-masing memiliki keunikannya tersendiri. Di Indonesia sendiri, banyak sekali suku-suku yang tersebar di seluruh provinsi, yang mempunyao kebudayaan yang unik.

Sebagai contoh suku Badui, yang masih enggan untuk melek teknologi, dan masih mengandalkan alam di dalam kehidupan kesehariannya. Ada juga di Toraja, yang mempunyai ciri khas pemakaman di sisi tebing, dan masih banyak lagi suku lainnya.

Tetapi suku yang satu ini mungkin menjadi suku yang paling ditakuti. Pasalnya mereka adalah kanibal, namun hidup di tengah-tengah masyarakat. Suku yang berada di India ini selain ditakuti juga diasingkan, mereka adalah suku Aghori.

Suku Aghori dari Varanasi ini sering berpesta daging manusia, dan selalu bermukim  tidak jauh dari lokasi kremasi, karena tempat semacam ini mereka mencari pencerahan spiritual.

Para biksu suku ini wajahnya dicat dan manik-manik halus menggantung di leher mereka, gambar-gambar mereka yang luar biasa diambil oleh fotografer Italia Cristiano Ostinelli, yang menghabiskan waktu bersama-sama dengan masyarakat suku ini untuk menemukan lebih banyak pengetahuan tentang cara dan gaya hidup mereka.

Para anggota suku misterius ini tinggal di kuburan dan pesta daging manusia, menjadi bagian dari ritual mereka, serta minum dari tengkorak manusia, mereka tidak segan mengunyah kepala binatang hidup dan bermeditasi di atas mayat untuk mencari pencerahan spiritual.

"Ada misteri besar di sekitar mereka, dan orang-orang Indian takut kepada mereka, mereka mengatakan bisa memprediksi masa depan, berjalan di atas air dan melakukan nubuat jahat," kata Mr Ostinelli seperti dikutip dari Dailymail.

Ganja

Para biksu juga menggunakan kombinasi antara ganja, alkohol dan meditasi untuk membantu mereka mencapai keadaan terputus dari kesadaran tinggi dan membawa diri mereka lebih dekat dan dihormati dewa Hindu Siwa.

Suku Aghori juga percaya bahwa dengan membenamkan diri tanpa prasangka, dalam apa yang orang lain anggap tabu atau mengganggu, mereka berada di jalur untuk mencapai pencerahan.

Mereka hidup di antara situs kremasi di India karena mereka percaya bahwa Dewa Siwa dan Dewi Kali Ma tinggal di tempat itu dan masyarakat suku inipun memakan apa yang orang lain buang.

Di India sendiri, mayat biasanya dikremasi dan kemudian abunya disebar ke sungai Suci Gangga, tetapi beberapa mayat dibuang begitu saja tanpa melalui proses kremasi.

Suku Aghori ini akan mengumpulkan sisa-sisa mayat tersebut, dan menggunakannya untuk pencerahan spiritual mereka, seperti memakai mayat, memakannya atau membuat tubuh mayat tersebut menjadi altar.

Para biksu percaya bahwa, daging dan darah yang fana akhirnya tidak penting. Mereka sudah terbiasa tinggal di kuburan, walaupun di sekitarnya ada mayat dan bau busuk.

Suku ini menghindari barang-barang material, dan sering berjalan-jalan tanpa mengenakan pakaian atau telanjang. Yang mendorong mereka melakukan praktek seperti ini adalah dari apa yang mereka lihat sebagai ilusi duniawi, dan menandakan tubuh manusia yang baik dalam bentuk yang paling murni. (ebc/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi