Pesona Gamestone

Pesona Lumut Trenggalek dan Lumut Suliki

Oleh: Sari Ramadhani

NUSANTARA memang kaya. Tak dipungkiri setiap daerah memiliki kekayaan alam masing-masing,  salah satunya batu akik. Hampir semua wilayah negeri ini dianugerahi keindahan batu alam itu.

Di Indonesia, gemstone (batu akik) biasanya diberi nama berdasarkan tempat ditemukan. Misalnya lumut Trenggalek, karena memang batu ini hanya ada di Jawa Timur. Batunya sangat indah dan ragam warna lumutnya bervariasi.

Umumnya lumut yang dikenal masyarakat hanya didominasi hijau, misalnya lumut Aceh. Baru-baru ini ada juga yang merah pada lumut Logas. Tetapi, lumut Trenggalek tidak sama dengan keduanya. Ada kekhasan yang menbuatnya lebih menarik dipandang mata.

Warna buliran lumut pada batu Trenggalek lebih bervariasi. Dengan dasar putih bening, pesona keindahan batu ini semakin terpancar dihiasi warna-warni lumut di dalamnya. Ada yang merah bercampur hijau. Pernah juga ditemukan ragam variasi warna lainnya menyerupai batu pancawarna asal Garut, Jawa Barat.

"Sebenarnya banyak batu lumut yang tidak berwarna hijau. Ya salah satunya asal Trenggalek. Gemstone ini banyak dijumpai di Jawa Timur," ujar Iik (38) pedagang batu akik di Pasar Gemstone, Jalan Kapten Maulana Lubis Medan, belum lama ini.

Lumut Trenggalek memang tidak setenar batu lumut Aceh. Tetapi pesonanya mampu memikat hati para pecinta gemstone. Di tokonya, juga banyak dijual batu jenis itu. Harganya bervariasi dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Tergantung keindahan sebaran lumut di dalam batunya.

Diklaim mirip dengan batu pancawarna dari Garut, lumut Trenggalek tetap memiliki keistimewaan tersendiri, warnanya lebih kontras. Tak sekadar buliran, lumut di dalam batu terkadang bisa bergambar pemandangan. Keindahannya bisa didapat jika penggosok batu cermat dalam memilih bentuk potongan dan saat menggosok akik.

Ikon Trenggalek

"Warna lumutnya memang beragam. Tidak melulu hijau. Ini yang menjadikan lumut Trenggalek berbeda," tambahnya. Batu jenis itu banyak digemari kalangan pecinta gemstone di Jawa Timur dan sekitarnya. Sehingga menjadi ikon kota tersebut.

Pedagang batu lainnya, Hasan Basri (35) menuturkan, batu lumut Trenggalek tidak sepopuler batu lumut Aceh di kancah perbatuan nasional. Tetapi sebenarnya, batu itu punya keistimewaan dan kekhasan tersendiri. Jadi digemari atau tidaknya tidak bisa dikotak-kotakkan.

Peran masyarakat lokal dan pecinta batu sangat dominan untuk mempromosikan keindahan lumut pada batu Trenggalek. Lumut Trenggalek akan lebih dikenal luas jika sering diperjualbelikan, diikutkan dalam kontes serta dijadikan oleh-oleh khas Trenggalek.

"Populer tidaknya gemstone ini 'kan karena masyarakat juga. Jadi kita berperan menonjolkan batu-batu Indonesia lain yang tidak kalah indahnya dengan batu yang sudah terkenal sebelumnya,“ cetusnya.

Tidak hanya lumut Trenggalek, Hasan juga menyebutkan ada jenis batu lumut lain yang sekarang juga sedang hangat dibicarakan pecinta gemstone. Lumut Suliki namanya, berasal dari Sumatera Barat.

Lumut suliki kalah saing dengan batu sungai dareh dari Padang. Padahal kedua-keduanya merupakan batu lumut. Suliki berwarna bening dengan lumut hijau kebiru-biruan di dalamnya. Struktur sebaran lumutnya menyerupai tanaman menjalar.

Penampilannya sangat berbeda dengan sebaran lumut pada batu sungai dareh. Meskipun sama-sama berasal dari Sumbar, namun lumut di batu ini berbentuk totol-totol seperti lumut yang tumbuh di tempat lembab.

"Perbedaan inilah yang membuat lumut suliki indah. Peminatnya juga cukup banyak. Suliki didominasi lumut hijau dan biru." jelasnya. Soal harga, lumut suliki tidak terlalu mahal. Itu sebabnya sebagai pedagang ia ingin menonjolkan batu asal tanah Minang tersebut.

"Kita mau mengenalkan batu-batu akik nusantara lain yang tak kalah indahnya dengan yang sudah terkenal. Ini bagian dari pesona Indonesia juga," pungkasnya.

 

()

Baca Juga

Rekomendasi