Angkot di Sidikalang Hentikan Aktivitas

Sidikalang, (Analisa). Sejumlah angkutan kota (angkot) di Sidikalang Ka­bupaten Dairi meng­hentikan aktivitas, Minggu (27/11). Banyak sopir tak lagi beroperasi men­cari penumpang. Hal tersebut terjadi menyusul krisis bahan bakar minyak (BBM) yang kian parah.

Pengemudi trayek 63 juru­san Sidikalang-Sitinjo menga­ku bermarga Nainggolan me­nga­takan, rekan-rekannya memilih berhenti karena premium dan solar habis di 4 SPBU di Kecamatan Sidikalang dan Sitinjo. BBM Kandas total.

Cadangan dalam jumlah kecil hanya ada di kios-kios. Kalau bahan itu dibeli di partai literan, tak sepadan untuk membayar setoran. Sebab, harga bervariasi antara Rp8000 sampai 9000 per liter.

Pantauan lapangan, bebe­rapa angkot yang sehari-hari mencari dan turunkan sewa di sekitaran Sidikalang me­markirkan armada di SBU lantaran kehabisan premium. Arus transportasi relatif sepi. Mobil pribadi juga tak banyak melintas.

Johnny Sinaga penduduk Lae Gerat Kecamatan Sitinjo menyebut, terpak­sa naik angkot untuk belanja lantaran tangki mobil pribadinya kosong. Diutarakan, kondisi ini sudah berlang­sung selama 2 pekan.

Selain pembatasan pengi­riman ke daerah, penjualan kepada pembawa jeriken diya­kini sebagai salah satu penye­bab persoalan. Sepertinya, pemilik jeriken diprioritaskan. Kon­sekwensinya, kendaraan umum tak kebagian. Kalaupun dibeli dari pe­ngecer di tepi jalan, itu karena ter­pak­sa. Dia menduga, banyak juga BBM dilego ke kabupaten tetangga.

Pengusaha SPBU Sasta Group, David Jogi Tambunan mengatakan, belakangan ini, Dairi memang dilanda krisis BBM. Pihaknya langsung menjual begitu orderan dite­rima. Beberapa pesannya belum direalisasi. Dia heran, kelangkaan hanya terjadi di Dairi. Di kabupaten Karo dan Medan, normal saja. (ssr)

()

Baca Juga

Rekomendasi