Danau Terbentuk di Kaki Gunung Sinabung

Karo, (Analisa). Danau baru seluas dua hektare ber­jarak sekira tiga kilometer dari kaki Gunung Si­nabung, di bawah Desa Gam­ber, Kecamatan Sim­pang­em­pat, Kabupaten Karo terben­tuk. Tidak diketahui kapan terbentuknya danau baru yang berada di lem­bah lokasi perladangan di kawasan zona me­rah primer ini.

Pantauan Analisa, Rabu (2/11) dari pinggir Desa Gamber, air berke­­dalaman tiga meter sampai lima meter mengitari sepanjang lembah di bawah lembah ping­gir kaki gunung dan lembah pinggir Desa Gamber. Airnya tenang berwarna abu-abu dan sesekali batu-batu jatuh dari bekas erupsi di atas bukit ke danau.

Sejumlah masyarakat yang dihu­bungi Analisa di sekitar Desa Ndes­kati yang tidak ter­masuk kawasan zona merah membenarkan muncul­nya danau baru di bawah Desa Gam­ber atau berjarak sekitar tiga kilometer dari Gunung Sinabung.

Danau tersebut diduga terjadi aki­bat material erupsi Sina­bung menutup daerah aliran sungai (DAS) Lau Diden dan Pertumbuken yang ber­dekatan dengan sungai utama Lou Borus, buangan Da­nau Lau Kawar.

Di kawasan danau baru itu, sebe­lumnya terdapat “sampuren” ber­bentuk air terjun dari Sungai Lau Diden dan Pertumbuken sebagai tempat mandi warga Desa Gamber. Danau ini ja­rang diketahui ma­syarakat. Selain karena daerah ini masuk ke zona merah dan berbahaya, juga karena da­erah ini pernah me­reng­­gut korban awan panas erupsi Sinabung.

Komandan Satuan Tugas (Dan Satgas) Penanganan Erupsi Sina­bung, Letkol Inf Agustatius Sitepu, yang juga Dandim 0205/TK, dan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Martin Sitepu, yang ditanyai Analisa di Kabanjahe, Minggu (6/11), membenarkan adanya danau baru yang muncul di lembah di bawah ka­ki Gunung Sinabung dan di bawah Desa Gamber.

“Penyebab munculnya danau baru itu belum diketahui se­cara pasti. Kemungkinan aki­bat material erupsi Sinabung menutup DAS Lau Diden dan Pertumbuken yang dekat de­ngan Sungai Lou Borus. Lu­asnya belum diketahui secara pasti,” katanya.

Tapi diingatkan ke­pada masyara­kat agar tidak memasuki wilayah zona merah karena sangat berbahaya. Apalagi, danau itu dapat menimbul­kan banjir bandang besar pada saat hujan lebat ke arah wilayah Keca­matan Payung dan Tigander­ket, sekitar delapan kilometer ke bawah sungai Lou Borus.

Masyarakat di wilayah DAS Su­ngai Lou Bo­rus juga diimbau untuk tidak berada di sungai, terutama saat musim hujan mulai terjadi di Tanah Karo, ujar Martin.

Agustatius Si­tepu mengakui adanya danau baru di kaki Dunung Sinabung di bawah Desa Gamber. Danau baru itu diketahui dua bulan lalu.

Kepada masyarakat diim­bau tidak mendekat ke zona merah dan DAS Sungai Lou Borus saat musim hujan mulai di Tanah Karo. Ban­jir ban­dang dan banjir lahar dingin bisa terjadi seketika, demikian Dandim mengi­ngat­kan. (alex)

()

Baca Juga

Rekomendasi