Dirinya waktu itu bepergian dengan produsen lagendaris Lee Lieh dan Yeh Jufeng, keduanya masing-masing terkenal berkat film-film blockbuster “Monga” (2010) dan “Our Times” (2015). Mereka semua mengalami stres merasakan beratnya kehidupan kota dan mengatakan mereka semua perlu waktu untuk melupakan semua hal yang tidak menyenangkan.
Percakapan kadang-kadang itulah yang membuat terinspirasi pembuatan “The Village of No Return”, film komedi fantasi yang akan datang, yang direncanakan akan diputar di bioskop-bioskop di Tiongkok pada 28 Januari mendatang yang bertepatan dengan hari pertama Festival Musim Semi.
Film ini memiliki pemain bertabur bintang, termasuk aktris Taiwan Shu Qi dan aktor daratan Tiongkok Wang Qianyuan, yang meraih penghargaan aktor terbaik di Tokyo International Film Festival ke-23 pada tahun 2010.
Settingnya digambarkan suasana di sebuah desa di Tiongkok di awal abad ke-20, sebuah desa terpencil, di mana semua warga menderita amnesia setelah mereka memakai helm, mereka jadinya seperti robot.
"Itu adalah sebuah desa dengan kehidupan cara masing-masing. Setiap orang ingin mengejar keinginan mereka:.. Tentang wanita, uang, atau kekuasaan. Tapi berkat helm mereka menjadi orang yang lebih baik," kata Wang, yang berada di luar membawa helm.
Keikut sertaan aktris cantik Shu Qi , sangat memberikan warna tersendiri pada film ini, sekaligus meningkatkan rating dan jalan cerita film ini.
Terlepas dari kisah film komedi yang dibintangi Shu Qi ini, tersingkap pula perjalanan sejak awal mula kehidupan aktris Mandarin yang ternyata berasal dari sebuah perkampungan di Taipei.
Aktris kondang Mandarin, Shu Qi, ternyata punya cerita unik mengenai awal mula karirnya. Seperti yang diketahui, ia pergi meninggalkan kampung halamannya Taipei untuk merantau ke Hong Kong, saat masih berusia 17 tahun.
Diganggu
Namun ternyata ada satu detail yang tidak diketahui banyak orang, mengenai kepergian Shu Qi ke Hong Kong tersebut. Ternyata, motivasi dia hijrah ke Hong Kong adalah karena ia diganggu seorang pria.
"Alasan saya pergi ke Hong Kong adalah untuk bekerja. Karena saya ingin melarikan diri dari seorang pria di Taiwan. Soalnya ia terus menganggu saya," tutur Shu Qi dalam sebuah pernyataan tertulis.
Untungnya, waktu itu ia juga mendapat tawaran bermain film.
"Saya pikir Hong Kong akan menjadi salah tempat yang cukup jauh untuk melarikan diri dari pria itu, itulah kenapa saya memilih pergi ke Hong Kong," katanya menambahkan.
Tak hanya bercerita tentang masa lalunya, ia juga berbagi mengenai proyek filmnya yang akan segera tayang di TV Celestial Movies, “All You Need Is Love.”
Selain berakting, ia juga akan memperdengarkan nyanyiannya dalam film ini.
"Selain membintangi film, saya juga menyanyi di bagian refrain lagu bersama Richie Ren dan terlibat juga di bagian naskah film," katanya. Shu Qi menyebut bahwa banyak dialog film yang hadir berkat diskusi bersama Richie Ren, lawan main Shu Qi sekaligus sutradara film ini.
Sementara itu, Richie Ren punya satu cerita yang paling ia ingat selama proses syuting film “All You Need Is Love.” Yaitu, saat ia mendapat pukulan dari Shu Qi.
"Ketika adegan Shu Qi terjatuh ke dalam air, saya mencoba menyelamatkan dirinya dengan memberi CPR dari mulut ke mulut. Lalu ia terbangun dan berteriak, kemudian ia memukul wajah saya, sungguh sakit sekali," ujar Richie Ren. (cdc/sbc/ar)