Jia Jia, Robot Cantik Memikat Pria

SECARA sadar atau tidak sadar, fungsi robot kini telah berubah. Dahulu pada era 90-an, robot diketahui hanyalah sebagai sebuah jenis mainan yang dimainkan oleh anak laki-laki (dan mungkin ada juga anak perempuan).

Kini, robot dapat difungsikan untuk melakukan pekerjaan manusia seperti membersihkan rumah atau menjadi pela­yan restoran. Ada juga robot yang dicip­takan menyerupai makhluk hidup lainnya seperti anjing dan kucing. Para pengamat berpendapat, kelak 20-30 tahun ke depan, berbagai pekerjaan manusia akan digan­tikan oleh robot.

Tercatat, kini sudah banyak acara perlombaan kontes robot. Beragam jenis robot dipentaskan dengan keunikan dan kemampuan masing-masing. Perlombaan ini tentunya dibuat bukan hanya untuk menunjukkan kemampuan dari pencip­tanya, melainkan untuk menarik kreativitas para ilmuwan maupun anak-anak muda. Dan sekarang, ada robot yang diciptakan menyerupai manusia.

Jia Jia adalah sebuah robot wanita yang menyerupai manusia. Tidak hanya tam­pilan fisik la­yaknya manusia, robot ini dapat berinteraksi dasar dan menunjukkan ekspresi pada wajahnya.

Jia Jia diperkenalkan pertama kali pada sebuah acara di Hefei, ibukota Propinsi Anhui, Tiongkok timur. Ia diletakkan sebagai penerima tamu. Ketika para tamu masuk, Jia Jia akan me­nyambutnya dan memperkenalkan diri.

Jia Jia diciptakan oleh Chen Xiaoping dan koleganya. Mereka berasal dari University of Science an Technology of China. Chen Xiaoping selaku ketua tim me­nyatakan, butuh tiga tahun untuk me­ngembangkan Jia Jia menjadi layaknya manusia sungguhan.

Ketika berinteraksi, robot wanita itu akan berbicara dengan gerak bibir dan ekspresi wajah yang sesuai dengan gaya wanita. Parasnya yang cantik membuat para tamu ingin mengambil fotonya. Yang menarik, Jia Jia akan mengatakan tidak ingin diambil dengan jarak yang dekat karena akan membuat dirinya terlihat gemuk.

Meskipun telah menarik ba­nyak pasang mata, nyatanya robot ini tidak akan diikutkan dalam kontes robot manapun dan diproduksi secara masal.

Chen dan koleganya akan tetap me­ngem­bangkan program Jia Jia agar lebih na­tural terlihat seperti manusia, seperti dengan pengetahuan yang lebih mendalam dan kemampuan mengenal wajah. Jika nantinya akan sempurna, bukan tidak mungkin robot ini dapat memikat para pria.

Dekat

Robot kini semakin dekat dengan manusia. Pada penghujung tahun lalu, diadakan Pameran Hi-Tech Dunia di Shenzhen, Tiongkok. Para ahli meren­canakan membuat robot yang akan masuk ke dalam ribuan rumah di Tiongkok. Jika dibandingkan de­ngan pameran yang diadakan sebelumnya, nampaknya di pameran tahun ini kehidupan manusia dan kehidupan robot akan semakin dekat.

Sebuah perusahaan robot pemrograman 3D di Shenzhen memiliki robot Alfa yang dapat bernyanyi dan menari. Pada tahun 2014, robot ini dibandrol dengan harga 5500 yuan. Namun, tidak banyak orang yang tertarik untuk memilikinya.

Pada pameran tahun ini, perusahaan ini telah melahirkan Alfa 2 dengan kemam­puan otak yang lebih baik yang memung­kinkan robot ini untuk berkomunikasi dengan manusia dan mengo­perasikan aplikasi di telepon genggam.

Di pameran tahun lalu, Robot Cobos menarik perhatian banyak orang dengan kemampuannya menyapu. Namun, banyak orang masih ragu apakah robot ini bisa menyapu sampai bersih. Tahun ini Cobos kembali meluncurkan robot penyapu generasi baru. Robot ini dibandrol dengan harga 2000 yuan.

Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Robot Tiongkok mengatakan bahwa saat ini ada 80 juta orang dengan keterbatasan fisik. Permintaan akan robot untuk menja­wab kebutuhan ini sangat besar. Nantinya, robot akan memberikan pelayanan personal kepada masyarakat, robot akan tersebar di antara masyarakat.

Kesalahan penguasaan teknologi me­nye­­babkan harga robot melambung tinggi. Meskipun fungsi robot semakin dekat de­ngan kehidupan manusia, namun harga yang ditawarkan tidak bisa diterima oleh masyarakat seluruhnya.

Direktur Eksekutif Anze Intelligent Engineering Co., Ltd., Cao Yu, mengatakan bahwa saat ini perkembangan manufaktur hanya bisa bergantung pada perusahaan luar negeri. Hal ini menyebabkan perbe­daan harga yang diskriminatif.

Dalam 10 tahun terakhir, industri manufaktur Tiongkok berada pada level menengah ke bawah. Azne sedang beru­saha untuk mengubah kelemahan indutsri robot lokal ini menjadi lebih baik dengan membangun Intelligent Machinery Research Institute di Shenzhen.

Industri manufaktur Tiong­kok mem­butuhkan waktu untuk maju, membutuhkan waktu untuk menguasai teknologi sehingga mampu memproduksi robot bagi masya­rakat dengan harga terjangkau.(yhdc/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi