SELAMAT TINGGAL, 2016

SELAMAT TINGGAL, 2016

T. Sandi Situmorang

Ada aroma luka menggigit ingatan

harus kukata selamat tinggal padamu

banyak harus kulepas

tidak sedikit mesti kubawa

kuselip duka dalam sakumu

kelak, kirim sedikit demi sedikit 

agar selalu kuingat begitu perihnya luka

ilustrasi/Erlangga

ilustrasi/Erlangga

DI SINI KITA BERPISAH

T. Sandi Situmorang

Selalu kau seperti ini

jatuhkan air mata

menangisi waktu

padahal kita sadari ini akan selalu terjadi

sebab perjalanan tidak pernah berakhir

dan kita tidak selalu sejalan 

 

pada perjalananmu selanjutnya

mungkin bukan aku di sisimu

usah kau terluka

teruslah berjalan

akan tiba masa kita menyetubuhi jalan yang sama

 

SELAMAT DATANG TAHUN BARU

T. Sandi Situmorang

Telah lama kau di situ

setia menunggu masa

tanpa cemas

sebab kau percaya takdir

 

kini kau berdiri di ambang

masuklah,

akan ada masa kau lelah

tetap dekap aku

hingga takdir lain menjemputmu

 

TEROMPET

T. Sandi Situmorang

Ia membelah langit

misah waktu

mengantar yang lama

menjemput yang baru

 

ia memekik

lepas semua luka

semua duka

menjemput asa

menggenggam bulan

 

MENUTUP TAHUN /1

Aswita Magdalena

Di penghujung Desember yang menatap lemah

langit mengutip kenangan-kenangan

kukais kembali tatapan mengenangmu

kututup tahun tanpa histeris  menikmati

secangkir teh di teras bersama masa baru                                   

SSSK, Senja

 

MENUTUP TAHUN /2

Aswita Magdalena

Dua ribu enam belas berangsur-angsur menjauh

kuhafal kerinduan menuju bulan yang basah

kututup tahun seakan kau di sini

membawa keabadian di rumah baru

SSSK, Senja

 

MENUTUP TAHUN /3

Aswita Magdalena

Wajah hujan telah datang beriring senja

yang kusebut petaka di saat malam menjemput

Desember telah habis sebaris wajah samar-samar

ada di sini

menutup tahun lewat doa teruntuk kau

yang selalu kusebut kerinduan

SSSK, Senja

 

MENUTUP TAHUN /4

Aswita Magdalena

Usah meragu dengan tahun yang berakhir

lembaran lama telah habis kututup

lewat doa yang berujung amin

di masa nanti kutuai sajak-sajak

seketika terbukalah wajah-wajah kita bersama

SSSK, Senja

 

NATAL

Wenti Juliana

Putih seperti salju

itulah kasih yang tulus

hari penuh berkat

tangan bergandeng

berbagi senyum

berbagi cinta

itulah Natal

 

NATAL KALI INI

Wenti Juliana

Tangis ini tak henti pecah

tak mudah senandungkan kidung Natal

ketika hati merintih

ini Natal pertama setelah kau pergi

Natal lalu bermain-main di mataku

kita muliakan Tuhan

sungguh Tuhan begitu baik bagi kita

memang ini Natal paling menyedihkan

tidak lantas kuhujat Tuhan

ia beri terbaik bagi kita

 

BERBAGI KASIH

Wenti Juliana

Kubagi kasihku

terimalah dengan senyum

walau di balik punggung kau cibirkan

 

tak akan pernah kuminta balas

sebab kasihku pemberian Tuhan

harus kusebar

 

BERBAGI BERKAT

Wenti Juliana

Di sudut meja aku termangu

makanan melimpah

sebelum kucicip kuucap syukur pada Tuhan

terima kasih segala berkat ini

sebuah harap kulantun

berilah mereka juga berkat serupa ini

aku tak ingin kenyang di antara orang-orang kelaparan

ilustrasi

ilustrasi

DESEMBER, KISAH YANG BELUM USAI /1/

Yulia Tasnim

Sudah Desember ketiga, kawan

Desember melepas kebersamaan

masihkah kalian mengingat mula pertemuan

tak ada sekat membatasi pertemanan

saling menebar senyuman

keramah-tamahan

duh, temu penuh kehangatan

Sasindo13, Desember 2016

 

DESEMBER, KISAH YANG BELUM USAI /2/

Yulia Tasnim

Mungkinkah,

ini Desember terakhir bagi kita

tentang kebersamaan

pun keriangan meniti masa depan

mampukah kau menyangkal

sebab setelah ini kita memulai kebiasaan lain

begitu cepat pertemuan berlangsung

lantas perpisahan lahir setelahnya

semesta dan segala isinya

bisakah kita mengulangnya

ah,

Sasindo13, Desember 2016

 

 

BISAKAH AKU KATAKAN INI PERPISAHAN /1/

Yulia Tasnim

Hari penuh tawa

masing-masing kita bahagia

tiada kesan berburuk sangka

apalagi hendak berduka

sungguh, sejatinya waktu telah merampas

tiba-tiba saja ia begitu ganas

merenggut kebersamaan

setelah ini akankah kita sendirian?

bisakah aku katakan ini perpisahan

sebab setelah ini kita lari dari kebiasaan

Sasindo 13, Desember 2016

 

 

BISAKAH AKU KATAKAN INI PERPISAHAN /2/

Yulia Tasnim

Bisakah aku katakan ini perpisahan

langkah melanjutkan perjuangan

ketika itu,

tiba-tiba saja ruang terasa hangat

kita menjadi utuh

dalam ikatan persaudaraan

sobat, semoga ini bukan akhir

tetapi sebuah awal yang baik

selamat berjuang

sebab di depan sana

masa depan menanti kita

Sasindo13, Desember 2016

 

 

SEPOTONG DARI MALAM

Lea Willsen

Tentangsepotong dari malam

kala kau datang dan mewarnai sepi

berkisah tentang hujan yang berirama

atau hewan mungil yang tersenyum untukmu

hingga semata tetes embun yang tak berarti

namun kau telah menjadi sepotong dari malam

sepotong dari malam yang melengkapi malam

sepotong dari malam yang menyempurnakan malam

sepotong dari malam yang memberi arti bagi malam

sepotong dari malam yang sering kurindukan....

 

 

TENTANG

Lea Willsen

Telah ribuan hari silam

ketika rasa ini berdetak oleh parasmu

peri putih yang terjebak di dunia manusia

dan benar tak ada yang berubah hingga kini

tentang mata sayumu yang kukagumi

tentang senyummu yang sempurna

tentang detik-detik dengan bayangmu pada batin

hingga mimpi-mimpi yang berkisah tentang kita berdua

melangkah bersama

 

 

CINTA KEPADAMU

Lea Willsen

Cinta abadi ataukah hanya dusta pada dongeng?

cinta mungkin tidak mutlak mengenal permukaan bawah

cinta yang terjatuh dan mungkin tidak akan mendarat

selamanya cinta akan terjatuh

selamanya akan jatuh cinta

abadi....

 

NEGERI MONOKROMATIS

Lea Willsen

Kisah tentang negeri abu-abu

jiwa-jiwa buta yang hanya melihat abu-abu

mereka yang berhati hitam

sering bertopeng putih dan menjelma abu-abu

pun segelintir yang berhati putih

juga sering tercemar hitam dan menjelma abu-abu.

05 Desember 2016

 

CINTAMU

Liven R

Sebab, desah hujan tak sanggup mewakili

sejuta kalimat terangkai malu terbahasakan

dengan puisi ingin kusampaikan:

atas cinta yang membasuh cemas,

cinta yang menyalakan sumbu asa,

cinta yang menerangi kelam jiwa,

cinta yang menyejukkan kemarau hati,

cinta yang menopang rapuh jiwa,

cinta yang menjawab setiap bimbang,

hingga terajut indah permadani kisah kita...

cintamu di atas segala cinta....

terima kasih, Mama!

ilustrasi

ilustrasi

SERATUS, SERIBU, SELAKSA.......

Liven R

Pada perjalanan ini

telah kereta waktu mengantar kita melewati seratus musim

seribu rotasi tawa dan tangis adalah album kenangan kita

kemarin hingga hari ini,

telah kita menuliskan selaksa kisah di langit ingatan

bila perjalanan ini usai...

bila esok boleh memilih....

pada kereta yang sama ingin bersisian lagi....

 

TAKDIR KITA

Liven R

Barangkali takdir salah

menempatkan jiwa ini pada rahimmu

lebih seperempat abad silam...

ananda yang memberi cemas;

yang menjajah tiap inci alam sadarmu

tetapi, pun senyum selalu mengukir sudut bibir

dalam ucap syukurmu atas takdir silam itu

 

PADA CAHAYA

Liven R

Manakala cahaya tiba

kunang-kunang telah pamit

gerimis menyulam asa di tanah basah

pada perindu yang menanti kabar,

bisikan embun mengeja janji

esok adalah misteri

namun, cahaya adalah pengharapan....

()

Baca Juga

Rekomendasi