DI NEGARA Bangladesh dan India ada minuman unik. Minuman tersebut merupakan minuman dari ganja yang berwarna hijau.
Di negara tersebut ganja mudah didapat dan sepertinya ganja tidak dianggap sebagai sebagai narkoba tetapi dianggap sebagai rempah-rempah dan merupakan bagian penting bagi tradisi pemujaan Dewa Siwa dalam agama hindu.
Selain itu di India dan Bangladesh, Ganja juga digunakan sebagai salah satu campuran minuman tradisional yang bernama Bhang Ki Thandai, minuman tradisional ini sangat terkenal di India dan Bangladesh.
Minuman dari ganja khas orang India Serta Bangladesh Bhang adalah sebutan orang India dan negara-negara sekitarnya untuk ganja.
Bhang Ki Thandai terbuat dari susu yang dicampur almond, kelopak mawar, merica, rempah-rempah, dan ganja. Minuman tradisional ini disajikan dalam keadaan dingin, warnanya yang hijau menambah kesan menyegarkan.
Bhang Ki Thandai adalah minuman musiman, bisa banyak dilihat saat perayaan hari Holi. Saat itu akan sangat banyak yang menjual Bhang Ki Thandai, di pinggir jalan raya saat adanya perayaaan atau festival agama lainnya.
Di India sendiri ganja yang akan digunakan sebagai bahan olahan biasanya ditumbuk hingga halus lalu dikeringkan dan dibentuk menjadi bola-bola sehingga siap pakai. Ganja siap pakai ini biasa dijajakan penduduk lokal di Varanasi dan Bengal. Soal ganja memang telah lama dikenal di India. Malah di India sudah lama memanfaatkannya bagi berbagai keperluan.
Di salah satu daerah di India yang bernama Maharashtra terdapat sebuah peninggalan arkeologi kuno yaitu kuil yang berada dalam gua. Kuil tersebut dikenal dengan nama Kuil Gua Ellora yang telah digunakan untuk berbagai praktik keagamaan pada masa kuno.
Menurut Times of India kuil gua itu dibangun sekitar 1500 tahun yang lalu. Namun yang mengejutkan keadaan kuil gua itu masih baik, tidak terjadi pembusukkan di sana.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, para ilmuwan menemukan alasan kuil gua tersebut dalam dapat awet dengan baik. Penelitian ini dilakukan oleh mantan ahli kima India, Rajdeo Singh dan ahli botani dari Babasaheb Ambedkar Marathwada University, Dr. MM Sardesi.
Diperkirakan kuil gua ini dibangun pada 200 SM- 1000 M. Di dalamnya terdapat 34 batu candi yang menakjubkan. Total luas di dalam kuil gua sekitar 1,2 mil (1,93 km).
Agama
Kuil Gua Ellora kuno ini mewakili tiga agama utama India. Dari 34 batu candi itu, 17 di antarnya mewakili agama Hindu, 12 mewakili Budha, dan 5 mewakili Jainisme.
Di dalam gua terdapat candi-candi yang dibuat penuh akan nilai seni, beberapa diantaranya mencapai tiga tingkat. Lantai dan langit-langit dibentuk menjadi bertingkat dan halus, yang menunjukkan bahwa banyak usaha dan tenaga kerja yang terlibat untuk membuat candi tersebut.
Mengingat unsur-unsur alam seperti panas, dingin, hujan, angin, kelembaban, dan serangga menjadi faktor yang dapat merusak candi atau bangunan kuno lain tidak demikian dengan kuil gua Ellora.
Hingga sekarang kondisi berbagai bangunan dan benda-benda kuno yang ada di dalam gua Ellora masih terjaga dengan baik dan utuh, tidak terjadi pembusukkan. Berdasarkan penelitian pada bagian dalam gua Ellora ditemukan cannabis satavia atau yang dikenal dengan ganja atau bhang yang telah dicampurkan dengan tanah liat dan kapur plester pada bagian dinding-dinding.
Temuan ganja ini juga telah dikonfirmasikan dengan teknologi pemindaian mikroskop elektron, transformasi fourier, infra merah spektroskopi dan studi stereo mikroskopis.
Rajdeo Singh dan Dr. Sardesi menjelaskan bahwa serat ganja dapat lebih tahan lama dibandingkan serat lainnya, dan kualitas lengket dari ganja dapat membantu untuk “mengikat”. Ganja juga dapat mengatur kelembaban, mengusir serangga, serta memiliki permeabilitas uap tinggi dan bersifat higroskopis.
Namuan demikian tujuan dari penggunaan plester ganja ini lebih dari sekedar tujuan pelestarian.
Plester ganja memiliki kemampuan untuk menyimpan panas sehingga tahan api, dan dapat menyerap sekitar 90 suara udara. Keadaan yang seperti ini telah dapat menciptakan lingkungan hidup yang damai bagi para biarawan di dalam gua Ellora.
Sebelum penelitian ini diyakini bahwa ganja bisa membaut awet bangunan dan struktur hingga 600-800 tahun. Tetapi temuan di gua Ellora menunjukkan bahwa ganja dapat melestarikan bangunan dan struktur hingga 1500 tahun lebih dan ganja yang digunakan jumlahnya hanya 10 % dari total keseluruhan bahan campuran plester. (sdc/ubc/ar)