Oleh: Heri Firmasyah
Kesuksesan seorang da’i terkadang bergantung kepada strategi dakwah yang di lakukannya. Salah satunya adalah dakwah bilhikmah -berdakwah dengan hikmah. Kata al-hikmah di dalam Alquran menunjukkan kepada enam makna; 1). Bermakna kenabian dan kerasulan. Sesuai dengan Firman Allah dalam Q.S. ali Imran ayat 48 : “dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, hikmah, Taurat dan Injil. 2). bermakna Alquran, tafsir, ta’wil dan perkataan yang benar. Hal ini terdapat pada Q.S. Al-Baqarah ayat 269: “Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)”.
3). Berarti pemahaman yang detail dan pengetahuan terhadap agama, sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Maryam ayat 12: “Hai Yahya, ambillah Al kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak. 4). Menunjukkan makna pengajaran dan peringatan, sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. An-Nisa 54: “dan Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan Dia adalah seorang Rasul dan Nabi”.
5) memberikan makna ayat-ayat Alquran, perintah dan larangan-Nya, sesuai firman-Nya Q.S. an-nahl: 125: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. 6). Menunjukkan makna hujjah akal sesuai dengan hukum-hukum syariat, sebagaimana termaktub dalam Alquran Q.S. Luqman ayat 12: “dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". Maksudnya adalah logika akal yang sesuai dengan syariat Allah swt.
Dakwah bil hikmah adalah jalan dakwah para Rasul utusan Allah swt yang hendaknya diikuti oleh seorang da’i dan pejuang kebenaran. Ia berarti berjuang dengan penuh ilmu, kesabaran, kesadaran, kesesuaian perkataan dengan hadirinnya, kesuasuai antara perkataan dan perbuatan, dengan keluhuran budi dan keteladanan, serta tidak pernah lari dari jalan lurus syariat dan kebenaran. Jalan dakwah bil hikmah ini jelas tanda-tandanya dengan mengikuti cahaya Alquran dan sirah para nabi.,
Di dalam Alquran dijelaskan secara gamblang tentang tata cara berdakwah seperti yang termaktub dalam surah an-nahl ayat 125 seperti yang tertulis di atas pada makna hikmah poin kelima dan dipertegas lagi dalam Q.S. Al-Ankabut ayat 46: “dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka”. Yaitu, 1. Dakwah kepada Allah dengan hikmah, 2. Dakwah kepada Allah dengan pelajaran yang baik, 3. Dakwah kepada Allah dengan mendebat secara baik dan 4. Dakwah kepada Allah tidak harus mendebat dengan cara yang paling baik.
Para ulama melaksanakan cara berdakwah ini secara berurutan. Syaikhul Islam ibnu Taimiyyah mengungkapkan: “Terkadang andaikata seseorang mengetahui kebenaran dan kebenaran itu jelas baginya, maka amat mudah baginya untuk mengikuti dan mengamalkannya. Inilah orang yang berdakwah dengan cara hikmah. Dia memberi peringatan dan mengingatkan kepada Alquran”. Berdakwah dengan hikmah merupakan cara khusus yang diterapkan terhadap orang-orang yang didakwahi dan mereka itu mengakui kebenaran lalu mengikutinya. Sedangkan kepada orang yang tidak seperti itu didakwahi dengan memberi pelajaran yang baik atau mendebatnya, seperti petunjuk Alquran. Hikmah merupakan mukaddimah bagi cara dakwah yang lain. Hikmah merupakan tingkatan paling tinggi dan sudah mencakupi cara-cara yang lain. Dalam mengaplikasikan berdawah dengan hikmah haruslah disesuaiken dengan audien dakwah, topik dan risalah serta beberapa sarana, faktor dan lingkungan yang mendukungnya.
Banyak perjalanan dakwah seorang da’i dan penyeru kebenaran yang mengalami kegagalan karena sang da’i tersebut tidak mampu memahami perngertian hikmah, akibatnya segala pemikiran da’i tidak mampu disampaikan kepada obyek dakwah. Hikmah adalah modal dakwah yang memberi keleluasaan kepada para da’i untuk bergerak dan mengukur kemampuan obyek dakwah berdasarkan perbedaan karakter orang, tempat, waktu dan pertimbangan kondisional lainnya, yang semuanya tetap di dasari petunjuk wahyu Alquran dan pengamalan sirah para Nabi utusan Allah swt.
Penulis Dosen STIT Hasiba Barus